Yogyakarta, Faperta UGM (29/11)- Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang telah dikenalkan ke petani hingga saat ini. Penerapan PHT pada petani telah membantu dalam menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Departemen HPT UGM bekerjasama dengan Dinas Pertanian Sleman, Blai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) D.I. Yogyakarta, Balai Proteksi Tanaman Pertanian, Camat Minggi, dan anggota DPRD yang secara pribadi terlibat dalam kegiatan pengendalian tikus. Penerapan PHT secara lanskap dimulai dari pengendalian tikus yang telah bertahun-tahun menyebabkan gagal panen di Kecamatan Minggir.
Konsep PHT yang dikembangkan dan diterapkan hingga saat ini dirasa belum efektif. Ssalah satu penyebabnya adalah pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan yang dilakukan secara parsial. Pengambil kebijakan hanya pada petani dalam satu petak tersebut. Tidak adanya koordinasi yang dipimpin oleh kelompok tani dan bersama-sama melalukan PHT bersama. Oleh karena itu, Departemen HPT mengenalkan PHT secara lanskap/hamparan. Kegiatan PHT lanskap meliputi koordinasi dengan instansi yang terlibat, sosialisasi kepada petani yang didampingi oleh penyuluh dan POPT, gerakan pengendalian, pembuatan demplot, dan evaluasi. Ketua Departemen HPT UGM Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc., menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan dan kerugian akibat OPT dengan teknik-teknik pengendalian yang sesuai dan ramah lingkungan. Tujuan akhir dari penerapan PHT Lanskap untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kemandirian pangan. Kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya ini, Kecamatan Minggir dapat menjadi laboratorium lapangan sebagai tempat sivitas akademika Fakultas Pertanian UGM dalam melaksanakan Tridharma. Mir