Agriculture: The Art of Living

Gadjah Mada Agro Expo (GMAE) 2019 merupakan pameran (expo) pertanian terbesar di Yogyakarta yang dikemas secara menarik dan modern di pusat kota Yogyakarta. Dikemas dengan pameran berbagai produk pertanian dari hulu ke hilir, GMAE 2019 bertujuan mengantarkan pemahaman baru tentang pentingnya pertanian yang juga begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. GMAE 2019 dilaksanakan pada 29 September 2019 di Bunderan Jl. Olahraga dan Parkiran Pujale, Universitas Gadjah Mada dengan mengangkat tema Agriculture : The Art of Living.

Pameran yang berisi creative market dengan tiga kategori yaitu pertanian, goodies, dan food & beverage akan dimeriahkan juga dengan talkshow tentang pertanian dan lingkungan, berbagai workshop menarik, coaching clinic, festival dan ditutup dengan konser musik. Berlangsung pula lomba fotografi yang akan diadakan sebelum GMAE 2019 berlangsung. Dengan mengangkat tema Agriculture : The Art of Living, GMAE 2019 mencoba mengangkat isu paradigma baru bahwa pertanian tidaklah sesempit batasan lahan yang ditanami padi. Tetapi lebih dari itu, pertanian adalah nafas kehidupan, seni yang akan selalu berkembang dan terus hidup selama peradaban manusia, serta di dalamnya terhembus nafas industri ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat yang terlibat dalam sektor pertanian melalui agrisociopreneur sebagai roda penggerak Indonesia Maju 2045.

Faperta UGM, Yogyakarta (19/9)-Permasalah pertanian yang selalu bertambah seiring berkembangnya IPTEK dalam bidang pertanian sekarang sedang dihadapi oleh petani maupun pemerintah. Salah satu yang dapat dilakukan pemerintah adalah melakukan sharing pengalaman yang terjadi di lapangan dengan penelitian-penelitian yang telah dikembangkan oleh universitas.

Dalam kunjungannya, UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jawa Timur yang dipimpin oleh Kepala UPT dalam sambutannya menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke Faperta UGM. Banyak permasalah yang saat ini dihadapi petani namun dari sisi pemerintah memerlukan diskusi dan pengembangan ilmu bersama dosen. Selain itu, tujuan khusus dalam kunjungan ini adalah untuk mengembangkan agens pengendali hayati sebagai alternatif pengendalian dibandingkan dengan pestisida kimia. Kendala yang dihadapi pengembang APH saat ini adalah cara penyimpanan dan pengawetan yang dilakukan masih konvensional. Selain itu, sebanyak 80 tamu yang hadir disambut oleh Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc. selaku Ketua Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, serta Dr. Tri Harjaka, S.P., M.P., selaku dosen pengendalian hayati.

Rombongan dibagi menjadi tiga kelompok, 40 orang mengikuti pelatihan singkat di Laboratorium Pengendalian Hayati, 20 orang berkeliling di rumah kaca dan sekitar Faperta UGM yang didampingi oleh Ketua Departemen, dan 20 orang lainnya mengikuti sharing bersama Dr. Suputa yang membidangi entomologi. Kemudian rombongan berkeliling laboratorium yang dimiliki oleh HPT UGM serta menanyakan permasalahan yang belum dapat terselesaikan di UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura bersama mahasiswa dan dosen.Mir

Talkshow yang diadakan angkatan 1979 ini merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis Faperta UGM ke 73. Tema yang diusung dalam talkshow kali ini adalah “Keragaman Jenjang Karir Alumni Fakultas Pertanian UGM”. Dalam sambutannya, Ir. Sarworini, M.Si selaku perwakilan panitia menyampaikan harapannya talkshow ini akan memberi motivasi kepada mahasiswa maupun alumni Faperta UGM bahwa karir di bidang pertanian juga bisa cemerlang. Hal ini juga diamini oleh Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari S.P., M.P. yang memberikan sambutan dalam acara ini. Beliau menambahkan bahwa memang berada di pertanian bukanlah jurusan yang salah, namun bagaimana kita dapat meraih karir yang diinginkan.

Talkshow yang dimoderatori oleh Ir. Sasongko, M.Si yang saat ini menduduki Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. D.I. Yogyakarta. Ir. Agus Purnomo, M.Si yang merupakan Direktur PT. Rajawali Nusantara Indonesia dan saat ini juga menggeluti bidang perkebunan pisang, menyampaikan bahwa terdapat invisible hand dibalik karir yang telah didapat saat ini. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam mencari kerja menjadi kendala saat itu baginya. Namun beliau yakin dalam bidang pertanian yang saat ini beliau tekuni masih terdapat hal-hal yang harus dipelajari dan lebih luas dari yang dibayangkan.

Selanjutnya, Ir. Bimantoro Adi Sanyoto yang memiliki pengalaman profesional di bidang perbankan dan saat ini berada di PT. Adaro, merupakan alumni sosial ekonomi pertanian yang sejak mahasiswa telah mengikuti proyek di Belanda. Menurut pengalaman beliau, pernah mengalami kehilangan uang yang menyebabkan perubahan dalam dirinya. Kunci dalam berkarir selain nilai dalam bidang akademik, penting untuk memiliki jaringan. Beliau yang berpindah-pindah perusahaan tanpa harus mengikuti wawancara dan berbagai macam tahapan seleksi.

Beliau juga berpesan untuk melakukan “small little things everyday” yang selalu dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki diri sendiri.

Pembicara terakhir, Ir. Sunarto, M.P., merupakan alumni HPT UGM yang saat ini bergerak dalam bidang properti. Menurut beliau, tidak salah saat itu ketika beliau masuk sebagai pejabat Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan sekarang memilih sebagai pengusaha properti. Beliau juga menambahkan, orang bisnis itu tidak besar, namun kecil tapi indah. Dalam hidup, yang bisa bertahan bukan yang besar, tetapi yang kecil namun memiliki semangat tinggi.

Diskusi sangat menarik ditambah dengan hiburan dari Prof. Dr. Ir. Achmadi Prityamojo, M.Sc. dan Dr. Jamhari, S.P., M.P. yang menyanyikan lagu kegemarannya. Selain itu juga dibagikan buku untuk setiap penanya. Sesi ditutup dengan kesimpulan yang dibawakan oleh moderator dan pemberian sertifikat serta kenang-kenangan dari Angkatan 1979 kepada Dekanat.Mir

Faperta UGM, Yogyakarta (10/9)- Mahasiswa pertanian dengan berbagai kesibukannya tidak hanya mempelajari bidang keilmuannya saja, namun juga dapat berprestasi lintas bidang. Seperti Farisha Safrina Nur, Farkhana Laily, dan Asthony Purwanda F. yang mengikuti lomba debat ekonomi dalam rangkaian acara Economic Education Week di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Lomba yang diadakan rutin setiap tahunnya ini, diikuti oleh berbagai PTS dan PTN ternama di Indonesia.

Tentu saja tak mudah bagi tim yang diketuai oleh Farisha, mahasiswi MSA 2017 ini dalam mengikuti lomba debat. Namun dengan tekad yang kuat dan percaya diri dengan bekal ilmu yang dimiliki, mereka meraih juara II dalam perlombaan ini. Menurut Farisha, didalam setiap perlombaan, khususnya debat ini menjadi ajang dakwah secara tidak langsung. Ia juga menambahkan bahwa mengikuti berbagai lomba akan menambah kepercayaan diri dan pengalaman bersama orang-orang baru, sedangkan menang adalah bonus baginya. Tidak berhenti disitu, TIm Faperta UGM akan melanjutkan perlombaan lainnya di Riau.Mir

Faperta UGM, Yogyakarta (16/9)- Kunjungan Universitas Tadulako yang terdiri dari dosen dan 15 mahasiswa Fakultas Pertanian ke Faperta UGM. Acara yang dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Rudi Hari Murti, S.P., M.P. dan juga dihadiri oleh Kepala Seksi Akademik dan Kemahasiswaan Ningsririsdiyanti, S.E., serta Sekdjen DEMA Maya Pradipta dan dirjen-dirjen terkait.

Tujuan dari kunjungan ini untuk menggali informasi mengenai bidang akademik maupun dari kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako memiliki 4.500 total mahasiswa, sedangkan Faperta UGM lebih sedikit meskipun fakultas ini lebih tua dibandingkan fakultas-fakultas lainnya. Pertimbangan ini memperhatikan rasio dosen dan mahasiswa, serta ruang kelas yang dimiliki.

Selain itu, berbagai bantuan dana dalam kegiatan mahasiswa baik skala individu maupun kelompok juga dijelaskan dalam pertemuan ini. Berbagai macam kegiatan ekstra yang diselenggarakan mahasiswa Faperta UGM, antara lain GMAE, Jogjajanan, Insect Day, Fish Cup, serta kegiatan unggulan lainnya. Faperta UGM juga sedang mengembangkan program Fasttrack yang bisa diikuti oleh mahasiswa semester 7 yang ingin melanjutkan kuliah S2 di Faperta UGM. Mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako juga berkeliling laboratorium dan beberapa gedung di Faperta UGM yang didampingi oleh mahasiswa.Mir

Faperta UGM, Yogyakarta (13/9)- Tidak asing bagi mahasiswa Faperta UGM ketika mendengar kelas bahasa Jepang. Kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh mahasiswa Yamagata University dan UGM untuk mengenalkan bahasa dan budaya Jepang secara gratis. Kelas ini dibuka setiap hari dan dibuka untuk mahasiswa umum. Kebanyakan dari mereka ingin mempelajari bahasa Jepang untuk sekedar menambah wawasan dan teman, serta untuk memudahkan dalam student exchange yang banyak diadakan oleh universitas-universitas Jepang maupun dari Faperta UGM. Banyak dari mahasiswa Yamagata University juga ingin belajar budaya Indonesia yang menarik bagi mereka, serta menambah jejaring pertemanan.

Dalam kegiatan Culture Collaboration Yamagata University dan UGM ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc. selaku Kepala Unit Internasional Faperta UGM dan perwakilan dosen Yamagata University yang hadir dalam acara ini yaitu Prof. Yasushi Sugawara. Selain itu, mahasiswa dari Faperta UGM yang ikut dalam kelas bahasa Jepang juga hadir di Auditorium Hardjono Danusastro, serta mahasiswa Yamagata University. Dalam kegiatan ini, delapan mahasiswa Yamagata University datang dan ikut berpartisipasi dalam acara Culture Collaboration ini.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing negara. Kemudian sambutan dari Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc. Dan Prof. Sugawara.  Mahasiswi yang tergabung dalam Sansekerta mempersembahkan tari tradisional untuk membuka acara ini. Selain itu, mahasiswa Yamagata University yang telah mengenakan pakaian tradisionalnya juga memperkenalkan diri dan memperkenalkan Yamagata University. Acara ditutup dengan makan bersama untuk menambah keakraban mahasiswa kedua negara. Salah satu mahasiswa Yamagata University, Yuzuru menyatakan bahwa dirinya ingin mengunjungi Indonesia untuk belajar banyak mengenai muslim dan halal yang menurutnya dalam beberapa tahun kedepan perkembangan wisata di Jepang akan banyak dikunjungi oleh orang muslim dan makanan halal akan banyak digemari oleh wisatawan. Mir

Faperta UGM, Yogyakarta (9/9)- Seminar merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Shizuoka University dalam rangka summer course yang dilaksanakan di UGM. Agriculture Field Seminar 2019 dibuka oleh Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari, S.P., M.P. Hadir dan memberikan sambutan dalam pembukaan adalah Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt. selaku perwakilan dari Office of International Affairs (OIA) UGM dan Prof. Naoto Ogawa selaku dosen pendamping dari Shizuoka University. Agricultural Field Seminar 2019 akan berlangsung selama tujuh hari, terdiri dari pengenalan budaya Jawa khususnya Yogyakarta, kemudian pengenalan pertanian secara umum oleh dosen Faperta UGM. Kunjungan lapangan dilakukan di Pusat Inovasi Teknologi Agroteknologi (PIAT) UGM. Selain itu, mahasiswa akan dikenalkan secara langsung pada lahan pertanian di Yogyakarta antara lain, Pagilaran, lahan pasir pantai, dan Wanagama.Selama acara berlangsung, dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM turut berpartisipasi. Mir

Faperta UGM, Yogyakarta (29/8) – Jika sebelumnya mahasiswa dari luar negeri sudah datang di Faperta UGM awal bulan ini, sekarang saatnya mahasiswa Faperta yang akan berangkat menuju masing-masing universitas tujuan. Sebanyak 14 mahasiswa yang akan diberangkatkan ke tujuh tujuan universitas di Asia.

Pagi ini, mahasiswa yang akan berangkat berpamitan kepada Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Rudi Hari Murti, S.P., M.P. di Ruang Dekanat. Setiap mahasiswa telah dibekali pesan-pesan untuk tetap menjaga diri, menggali dan mempelajari apa saja yang didapat di negara tujuan, serta tetap menjaga nama baik fakultas dan universitas. Berikut daftar mahasiswa dan negara tujuan:

1. Mahadika Nissa (Agribisnis): Ibaraki University
2. Dorowati Rifalus (Proteksi Tanaman): Ibaraki University
3. Rahma Beta Romadona (Teknologi Hasil Perikanan): Universiti Malaysia Terengganu
4. Emi Windrayani (Teknologi Hasil Perikanan: Universiti Malaysia Terengganu
5. Arina Maulinda (Proteksi Tanaman): University of the Philippines Los Banos (UPLB)
6. Nur Afifi (Agronomi): Universiti Putera Malaysia
7. Novam Tri Wikarno Putra (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian): Kasetsart University
8. Alfiyatul Laeli Mutafa’ah (Agribisnis): Kasetsart University
9. Amalia Indah Alliza (Mikrobiologi Pertanian): Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT)
10. Rahmi Tsania WIdyastuti (Mikrobiologi Pertanian): Gyeongsang National University, Korea
11. Helmy Ragajati Zulfikar (Agribisnis): Gyeongsang National University, Korea
12. Akbar Kurniawan (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian): Gyeongsang National University, Korea
13. Khoirunnisa Athalla Salsabila (Teknologi Hasil Perikanan): Universiti Malaysia Terengganu
14. Evy Sholikhah Afnur (Akuakultur): Universiti Malaysia Terengganu

Mereka akan berangkat sesuai jadwal yang telah dibuat oleh masing-masing universitas tujuan.

Mir

Sambutan oleh Dekan dan Kepala Unit Internasional Faperta UGM

Summer course merupakan salah satu kegiatan tahunan bagi sekolah maupun universitas di negara dengan iklim subtropis. Banyak juga universitas yang berkunjung, belajar mengenal tanaman-tanaman tropis dan cara budidayanya, serta budaya Indonesia. Salah satunya Utsunomiya University, Jepang yang berkunjung ke Fakultas Pertanian UGM dalam rangka summer course yang diikuti mahasiswa dan siswa – siswi SMA dari Utsunomiya High School dan Utsunomiya University, yang didampingi oleh dosen dan laboran.

Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu. Selama dua hari, mereka dijadwalkan untuk belajar mengenai virus tanaman di UGM dan Yogyakarta. Dekan Faperta UGM Dr. Jamhari, S.P., M.P. dan Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc. selaku Kepala Unit International Faperta UGM menyambut rombongan Utsunomiya University di Ruang Sidang Dekanat didampingi oleh Dr. Sedyo Hartono yang merupakan salah satu alumni Utsunomiya University. Dekan mengharapkan kolaborasi antara Faperta UGM dengan Utsunomiya University untuk terus ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM kedua belah pihak.

Kunjungan Lapangan di Desa Dukun, Magelang

Kunjungan lapangan diadakan di Desa Dukun, Magelang; Ketep, dan Bantul dengan mengamati berbagai macam tanaman yang terinfeksi virus, membandingkan dengan keadaan yang ada di Jepang. Banyak hal yang dianggap baru oleh mereka karena beragam virus dapat menginfeksi tanaman budidaya dengan area luas. Menurut salah satu peserta, dia kagum dengan keanekaragaman virus di Indonesia karena dengan kondisi tropis, patogen mudah menyebar dan selalu ada. Mir.