Assoc. Prof. Alexie Papanicolau, seorang ahli biologi genom komputasi dari Western Sydney University, membawakan kuliah tamu pada hari Senin, 22 Juli 2024 di Venture Lab Gedung AGLC lantai 6. Kuliah ini terbuka bagi seluruh sivitas akademika Fakultas Pertanian UGM dan Fakultas Biologi UGM, serta dapat dihadiri secara daring dan luring. Secara luring, kuliah ini dihadiri oleh total 23 peserta dan secara daring dihadiri oleh 15 peserta, yang terdiri atas dosen dan mahasiswa program pascasarjana.
Kuliah tamu ini membahas tentang produksi data genetik baru untuk menjawab pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan aksi stres biotik dan abiotik di bidang pertanian. Alexie memulai dengan menceritakan perjalanan pendidikannya sebagai seseorang yang lahir dan besar di Yunani. Beliau telah menempuh pendidikan dalam bidang fundamental science and software engineering di Skotlandia, software engineering and genomics di Jerman, fundamental science di Inggris, serta software engineering and mission directed science di Australia.
Di dalam kuliah tersebut, beliau membahas tentang bagaimana data menjadi penggerak utama sains dan teknologi yang kemudian berdampak pada hasil sosial. “Science is data driven, not question driven,” kata Alexie. Data genomik menjadi sangat menarik karena potensinya dalam menjawab pertanyaan yang dianggap menarik oleh banyak orang. Beliau juga menjelaskan tentang konsep genome train yang dimulai dari experimental design, assembly junction, feature annotation central, feature curation crossing, functional assignment broadway, hingga destination terminus. Konsep ini menjelaskan perjalanan “from genome to science”.
Selain itu, Alexie juga membahas respons negatif masyarakat terhadap produk GMO (Genetically Modified Organism) yang disebabkan oleh ketakutan yang timbul akibat pengalaman buruk dengan produk gagal di masa lalu, seperti produk kapas Bt. Oleh karena itu, diperlukan pemodelan pengembangan produk yang mempertimbangkan konsekuensi potensial dari setiap produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini, peran penyuluhan pertanian juga menjadi sangat penting untuk membimbing para pembuat keputusan dalam mengadopsi teknologi genetik untuk pengendalian hama terpadu. Kehadiran Alexie kali ini berasal dari undangan secara langsung oleh Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc., salah satu Guru bESAR Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan. Keduanya pun diketahui memiliki kerja sama riset.
“Kunjungan Alexie juga bertujuan membahas rencana kolaborasi program double degree Universitas Gadjah Mada dengan Western Sydney University,” ujar Safira, salah satu asisten dari Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc. Pengadaan kuliah tamu sangat baik dilakukan untuk memperluas ilmu para mahasiswa dan juga membangun kolaborasi antara UGM dengan universitas lainnya. Kegiatan ini mendukung tercapainya sustainable development goals (SDGs), seperti SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Yomita Misya
Editor: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM