Yogyakarta, Faperta UGM (30/4)- Science and Innovative Technology Webinar #7 yang diadakan oleh Magister Ilmu Perikanan Faperta UGM. Acara yang mengangkat tema berbeda di setiap serinya, kali ini membahas mengenai pengelolaan kesehatan ikan. Industri budidaya perikanan mengalami kerugian akibat penyakit yaitu sekitar 90% hingga lebih menyebabkan kerugian baik di dalam negeri maupun dunia.
Perkembangan penyakit parasit ikan dan udang dijabarkan oleh Dr. Ir. Gunanti Mahasri, M.Si. beberapa penyakit berkembang pesat sejak tiga tahun terakhir antara lain protozoa, cacing, dan crustacea. Sejak lima tahun terakhir mulai ditemukan parasite Trypanosoma, Kelompok Microsporidiuam, Cryptobia, dan Zeylanicobdella. Infeksi sekunder oleh bakteri, jamur, dan virus merupakan tantangan budidaya perikanan kedepan. Namun, peluang terbuka lebar dalam pengembangan teknologi pengendalian dan diagnosis penyakit ikan, peningkatan ketahanan tubuh melalui vaksin dan imunostimulan, serta eksplorasi bahan aktif biota air dan tanaman herbal. Imunostimulan dapat meningkatkan kerja komponen-komponen sistem imun.
Penyakit pada ikan akibat bakterial menjadi salah satu faktor yang menghambat budidaya perikanan. Dr. Desy Sugiani, M.Si. dalam kesempatan ini menjabarkan mengenai tantangan dan peluang pengelolaan penyakit bakterial. Secara konseptual, penyakit terjadi akibat adanya interaksi patogen, inang, dan dukungan lingkungan. Berbagai isu mengenai penyakit ikan antara lain penggunaan “obat” pada budidaya ikan, tata laksana budidaya ikan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta keamanan dan ketahanan pangan, dan GMO. Penggunaan obat ikan telah diatur oleh KKP disesuaikan dengan dosis yang tertera. Penggunaan terapi herbal juga diatur oleh KKP. Pemilihan pengelolaan dalam budidaya ikan dengan cara mencegah terjadinya penyakit dan mengobati.
Dr. Murwantoko dalam forum menjelaskan bagaimana tantangan dan peluang pengelolaan penyakit viral pada ikan. Penyakit viral pada ikan banyak ditemukan di perikanan laut. Beberapa kasus baru penyakit VNN diketahui sifatnya resisten, namun pada tahun 2017 terdapat perubahan “virulensi”. VNN juga menginfeksi perikanan air tawar. Selain itu, Megalocityvirus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Megalocityvirus terdiri atas RSIV, ISKNV, dan TRBIV. Pengembangan vaksin telah dikembangkan pada penyakit KHV, VNN, dan Megalocityvirus . Penggunaan imunostimulan untuk pengendalian viral pada perikanan. Selain itu, pengembangan strain resisten dan marker resisten. Sinntech ini akan berlangsung selanjutnya dengan isu menarik lainnya. Mir