Yogyakarta, Faperta UGM (1/7)- Webinar Seri #4 Departemen Mikrobiologi menghadirkan berbagai narasumber yang menggeluti bidang pertanian khususnya pupuk. Acara yang dimoderatori oleh Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari, S.P., M.P., mengangkat tema “Memerdekakan Pertanian dari Ketergantungan Pupuk Nitrogen (N)”. Dr. Jamhari, S.P., M.P., latar belakang dari tema yang diangkat, timbul berbagai masalah salah satunya adalah mencabut subsidi pupuk. Hal ini perlu dikaji alternatif sumber pupuk nitrogen (N) yang tepat bagi petani Indonesia.
Dr. Sarwo Edhy, S.P., M.M., Direktur Jendral Sarana dan Prasarana Pertanian menyampaikan “Kebijakan Pemupukan di Indonesia”. Kebutuhan pupuk yang difasilitasi pemerintah melalui subsidi pupuk, sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Dalam membatasi ketergantungan petani terhadap peggunaan pupuk nitrogen (N) daam penyusunan kebutuhan pupuk mempertimbangkan dosis rekomendasi. Arah kebijakan ini juga melindungi petani dari fluktuasi harga pupuk. Sejak tahun 2020, Kementan mengarahkan petani untuk memproduksi pupuk organik melalui program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO).
Selama lima tahun terakhir, penggunaan pupuk bersubsidi 8,9 juta ton, sedangkan pada tahun ini terjadi penurunan sekitar 7,9 juta ton. Pada rancangan 2021, pupuk bersubsidi akan dikurangi. Saat ini telah dilakukan koordinasi untuk menurunkan Harga Pokok Penjualan (HPP), pola penyalurannya sesuai dengan Menteri Perindustrian dari lini satu (produsen) hingga lini tiga (gudang produsen atau gudang distributor), dan penggunaan Kartu Tani akan digalakkan agar menjamin pupuk subsidi tepat sasaran. Contoh sukses kelompok tani “Tani Makmur” Kabupaten Purworejo dan kelompok tani “Tani Lestari” Kabupaten Sragen yang telah menerima bantuan UPPO pada tahun 2010-2011, jumlah sapi 35 ekor, dengan memanfaatkan kotoran sapi mampu meningkatkan produktivitas padi 11-12 ton/ha.
Kementerian Pertanian akan merangkul stakeholder pupuk organik maupun kimia. Fasilitas pembinaan kepada petani untuk memproduksi pupuk organik UPPO antara lain sapi, alat pengolah, dan bangunan untuk pengolahannya. Tentunya litbang akan membantu dengan berbagai teknologi yang dimiliki. Porsi subsidi akan dikurangi setiap tahunnya secara bertahap hingga petani mandiri memproduksi pupuk organik, selain itu bantuan paket pupuk akan menjaga kestabilan harga maupun kebutuhan petani di lahan.
Ir. Fauzan Khumaedi, Plantation Advisor & R.D. Director PT. Great Giant Pineapple (GGP), menyampaikan “Pengelolaan Pupuk Nitrogen di Perkebunan Besar”. Core bisnis GGP adalah nanas olahan dengan produksi 13.000 container per tahunnya. Selain itu, nanas segar dan pisang segar juga diproduksi di PT. GGP, serta livestock berupa 100.000 sapi. Mayoritas hasil pupuk kompos digunakan sendiri oleh PT. GGP, selain itu penggunaan POC (Pupuk Organik Cair) diproduksi untuk menambah jumlah nitrogen bagi tanaman. Nanas dan pisang merupakan dua tanaman yang membutuhkan kecukupan nitrogen lebih dari tanaman lainnya. Hal ini akan mempengaruhi berat buah, produksi tunas, kualitas buah (brix, acidity, and flavor). Pada nanas, indikator kebutuhan nitrogen dengan warna daun. Sedangkan pada pisang, jumlah daun produktif minimal lima untuk mencapai buah yang sesuai dengan standar. Apabila jumlah nitrogen berlebih pada nanas, jumlah nitrat pada nanas kaleng akan menyebabkan kerusakan kaleng. Selain itu, persentase pembungaan dan rentan terhadap penyakit. Pada pisang, kelebihan nitrogen akan mengalami patah pada tangkai buah dan lebih rentan terhadap pisang. Pengelolaan pupuk yang sesuai mencakup, tepat bahan, tepat aplikasi, tepat dosis, dan tepat waktu. Pengolahan lahan perlu dilakukan pada perkebunan nanas dan pisang, hal ini berpengaruh pada nitrat dan kualitas tanah yang menurun. Pentingnya membuat desain berdasarkan digital surface model dan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Seleksi klon yang memiliki perakaran bagus, agar ketika musim hujan dapat tetap menyerap nitrogen di dalam tanah. Pemilihan klon dengan usia pendek agar kebutuhan N lebih sedikit.
Inovasi di dalam pemupukan dan monitoring, antara lain dengan cara aplikasi dengan boom spraying dan martignani sprayer. Saat ini sedang dikembangkan pola pemupukan dengan penggunaan GPS. Berbagai teknologi menggunakan drone memiliki akurasi sekitar 70% dan dapat melihat secara spasial plot-plot yang mengalami kekurangan nitrogen dengan memperhatikan klorofil. Evaluasi material yang berbasis organik untuk konservasi kesehatan tanah.
Puji Tri Septijono, S.P., saat ini Petani KSU Karika Wonosobo yang juga salah satu alumni Faperta UGM menyampaikan”Kiat Petani dalam Mencukupi Kebutuhan Pupuk Nitrogen”. Beliau menyampaikan, langkah-langkah efisien biaya produksi menuju pertanian sehat antara lain mengenal sifat lahan, sifat pupuk dan ekosistem lahan, melalui berbagai artikel, serta menggunakan bahan organik di sekitar lahan sebagai pupuk tambahan. Mengajak petani muda untuk selalu bereksperimen dnegan dasar konsep Pertanian Sehat, mengenalkan etika pertanian menuju efisiensi biaya produksi, mengedukasi petani muda melalui slogam Mari Bertani Sehat (MBS), edukasi konsumen dengan slogan “Yuk Konsumsi Sehat”, dan membuat pasar melalui media sosial dengan branding Depot Tani Sehat merupakan langkah yang dilakukan oleh M. Puji Tri Septijono, S.P. untuk menekan biaya produksi pertaniannya. Menurut beliau, etika bisnis pertanian memperhatikan aspek filsafat, sosial, ekonomi, hukum, ilmiah, dan estetika.
Ir. Jaka Widada M.P., Ph.D., Ketua Program Studi Mikrobiologi Pertanian, menyampaikan materi tentang “Teknologi Mikrobioma Memasak Total Kebutuhan Nitrogen Tanaman”. menurut beliau, penggunaan tanaman legume sebagai bahan penambat N dapat meningkatkan kandungan N dalam tanah hingga 80%. Teknologi mikrobioma berinteraksi dengan tanaman. Produktivitas tebu dengan penambahan mikroba akan meningkat hingga enam kali lipat. Kehidupan mikroba yang berbeda antara kontrol dan perlakuan. Penggunaan mikoriza, bakteri endofit, maupun mikroba menguntungkan lainnya dapat meningkatkan produktivitas tanaman bergantung pada jenis tanaman dan lingkungannya. Namun pada umumnya, produktivitas akan meningkat serta tanaman yang lebih tahan terhadap OPT. Mir