Desa Apps kembali menyiarkan Bincang Desa seri #34 dengan tema “Mendulang Peluang di Era Pertanian Digital : Peran Generasi Muda dan Strategi Menembus Pasar Ekspor” pada hari Sabtu, 11 Desember 2021. Bincang Desa kali ini dilaksanakan untuk memeriakhan Dies ke-12 UGM dan Dies pertama Bincang Desa. Acara kali ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang menyimak dari 5 platform yang ditawarkan, diantaranya yaitu Zoom meeting, Youtube Agricia Channel, Live Instagram Desa Apps, Live Facebook mediatani.tv dan Live Facebook Berdikari.
Bincang Desa #34 mengundang 3 pembicara sekaligus, yaitu Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P., Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kemenko Perekonomian RI; Jatu Barmawati, S.P., Duta Petani Milenial RI sekaligus Presdir PT Mitra Eksotik Asia; dan Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S. Guru Besar Fakultas Pertanian UGM bidang penyuluhan dan komunikasi pertanian. Acara dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas PErtanian UGM dan masuk ke acara inti, yaitu Talkshow kapada ketiga narasumber kemudian diakhiri dengan diskusi. Sobat Desa bisa mendapatkan sertifikat jika lulus Post Test. Kegiatan ini didukung oleh kagama.co dna disponsori oleh Abdi Tani, BNI, PT Nasa, RNI, dan KBHI. Dalam pelaksanaannya, Bincang Desa juga berkolaborasi dengan media partner mediatani.co, berdesa, dan Milfa.
Berkaitan dengan tema yang disampaikan, Yuli Sri Wilanti mengungkapkan bahwa pada tahun 2020, dalam menghadapi era pandemi, sektor pertanian merupakan satu-satunya konsisiten dan tumbuh positif, selain sektor komunikasi dan jasa. Sektor peretanian berkaitan dengan penumbuhan hajat hidup manusia dan bisa menjadi sektor andalan.
Hal tersebut karena perubahan pola kebiasaan di rumah, meningkatkan bisnis online marketing yang menumbuhkan penjualan-penjualan online, yang pada tahun 2020 meningkat hampir 300% dan sebagian besar terkait dengan produk pangan. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi anak muda untuk menjadi alternatif pekerjaan baru. Namun demikian, hingga hari ini, distribusi masih menjadi masalah, petani memproduksi banyak tapi tidka tahu menjual ke mana. Kemenko perekonomian mendorong integrasi hulu dan hilir dengan membangun ekosistem.
Hal lain diungkapkan oleh Sunarru, yang menyatakan bahwa kesuksesan pertanian didukung oleh 4 pilar, yaitu sistem penyuluhan, sistem riset, system Pendidikan, dan sistem pendukung. Keempatnya harus sinergi satu sama lain. Terkait dengan pemuda untuk pertanian, data BPS membuktikan bahwa angkatan kerja pertanian menurun, kemudian mulai lah muncul program untuk mendukung petani muda, salah satunya yaitu penunjukkan Duta Petani Milenial.
Jatu Barmawati, salah satu Duta Petani MIlenial RI menyatakan bahwa Duta Petani Milenial memiliki tugas untuk menggaet pemuda agar bisa menjadi petani, memberikan informasi terkait yang dibutuhkan oleh petani muda, serta menjadi jembatan antar stakeholder bidang pertanian, termasuk petani.
Dengan demikian, pemuda saat ini bisa masuk di banyak bidang di pertanian, apalagi dengan tumbuhnya digitalisasi saat ini. Di sisi lain, banyak peluang terbuka di era digital, terutama peluang dalam memperluas pasar, baik di dalam maupun di luar negeri/ekspor. Oleh karenanya diperlukan strategi dalam menyiapkan SDM pertanian yang berdaya saing untuk dapat meraih peluang yang ada. Dibutuhkan pula strategi dalam mengelola bisnis agar produk dapat berkompetisi dan mengangkat citra Indonesia sebagai negara agraris. MK