Yogyakarta, Faperta UGM (30/4)- Berbagai macam tanaman buah tumbuh subur di Indonesia. Sebanyak 30.000 lebih jenis tanaman dapat tumbuh di Indonesia. Sayangnya, hanya sekitar 4.000 jenis tanaman buah yang dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dapat sebagai ladang bisnis baru di bidang pertanian. Produksi buah Indonesia potensial untuk memenuhi pasar nasional maupun internasional. Komoditas unggulan antara lain manggis, mangga, dan durian yang dapat memenuhi pasar internasional. Dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat, pemerintah mengajak masyarakat untuk menanam tanaman buah di lingkungan rumah. Hal ini telah dicontohkan dalam “Kebun Gizi” di daerah Pleret, Bantul untuk menekan permasalahan kurang gizi di Indonesia.
Acara yang menghadirkan salah satu dosen Departemen Budidaya Pertanian, Faperta UGM Dody Kastono, S.P., M.P. dan Alif Sutomo yang saat ini sebagai praktisi hortikultura. Dody Kastono, S.P., M.P. menjelaskan tentang “Tips Manajemen Produksi Tanaman Buah Produktif Guna Mensukseskan Kemandirian Pangan di Saat dan Pasca-Pandemi Covid-19”. Beberapa jenis tabulampot (tanaman buah dalam pot) produktif yang dapat dipilih masyarakat sebagai alternative budidaya tanaman buah antara lain jambu air, sawo, apel, sirsak, dan srikaya. Manajemen Tanaman sehat diwujukan dalam pengelolaan untuk mencapat keberhasilan usahatani dengan menggunakan benih atau bibit yang berkualitas dari varietas unggu, optimalisasi lingkungan pertanaman yang mendukung pertumbuhan tanaman, dan penerapan teknologi produksi yang efektif dan efisien dalam menunjang produktivitas tanaman secara berkelanjutan. Secara daring, beliau menjelaskan langkah budidaya tanaman buah hingga panen.
Alif Sutomo yang saat ini sebagai praktisi hortikultura CV. Ijo Royo-Royo Losembi memperkenalkan manajemen produksi tanaman buah produktif guna meningkatkan intensfikasi pekarangan dan kebun buah. Berbagai jenis bibit tanaman buah yang dibudidayakan antara lain kelengkeng, durian, alpukat, mangga, dan berbagai jenis buah eksklusif dengan klon unggulan. Namun, peningkatan jumlah penduduk secara langsung diikuti oleh kecenderungan peningkatan kebutuhan pangan terhambat oleh perubahan iklim global, penurunan luasan lahan, dan masalah produktivitas lahan. Strategi pemanfaatan tabulampot di masyarakat untuk mencapai kemandirian pangan. Pemanfaatan lahan pekarangan baik yang ditanam secara langsung maupun tabulampot memberikan manfaat sebagai sumber gizi.
Manajemen produksi tanaman pekarangan perlu diperhatikan antara lain menstabilkan kondisi struktur tanah, menjaga kestabilan unsur hara tanah, dan menjaga sumber air tanah. Tutorial perawatan pekarangan dan tabulampot serta pembuatan POC (pupuk organic cair) juga dijelaskan oleh Alif Sutomo. Peserta yang berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan maupun pendidikan turut hadir dalam Buper Talk #1 ini. Menurut Ketua Departemen Budidaya Pertanian Faperta UGM Dr. Rani Agustina Wulandari, S.P., M.P., acara serupa akan dilaksanakan secara berkala sebagai salah satu wadah transfer ilmu baik dari dosen dan praktisi maupun masyarakat. Mir