Yogyakarta, Faperta UGM-Yuni Apriliana, S.P. (Ilmu Hama Tanaman) raih “Best Presentation Award” dalam International Conference for Green Science Tecnology (ICGST) 2021. Acara ini diselenggarakan oleh Research Institute of Green Science and Technology (RIGST), Shizuoka University dan National Institute of Pharmaceutical Education and Research (NIPER) di India, Universitas Gadjah Mada (UGM) di Indonesia, Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan Universiti Putra Malaysia (UPM) di Malaysia. Salah satu rangkaian acara ICGST2021 adalah student presentation yang diikuti oleh 24 mahasiswa dari Jepang, Indonesia, Malaysia, dan India. Dalam acara tersebut, Yuni Apriliana, menyampaikan penelitiannya tentang “Resistance of four banana (Musa sp.) cultivar against Pentalonia nigronervosa monitored by electrical penetration graph” yang dibimbing oleh Dr. Alan Soffan dan Prof. Siti Subandiyah. Mir
berita
Yogyakarta, Faperta UGM- Mahasiswa Faperta UGM Kembali raih Juara I National Business Case Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi UNY. Gindi Haerullah (EPA, 2018), Damar Paningal Wiradigda (MSA, 2018), dan Nandana Rizqullah Ramadhan (Ilmu Ekonomi, 2019) tergabung dalam Tim Bebas mempresentasikan The Seaweed Strategy: Solusi Mebel Ukir Jepara untuk Bangkit Pada Era New Normal. Business Case Competition yang diselenggarakan oleh UNY Accounting Fair merupakan perlombaan tingkat nasional dengan tahapan pengumpulan paper, penyaringan 10 besar, dan presentasi setiap tim dari 10 besar yang terpilih. Pada babak selanjutnya, hanya tiga tim yang akan diuji untuk Menyusun paper dari permasalah baru dan mempresentasikannya kurang dari 24 jam. Gindi (ketua tim) berharap mahasiswa Faperta UGM, khususnya EPA tertarik dengan berbagai lomba business case karena menurutnya dapat bermanfaat kedepannya termasuk di jenjang kerja. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (5/10)- Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada menjalin kerjasama dengan Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada bidang Pendidikan kerjasama dilakukan untuk implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) khususnya Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Membangun Desa. Pada bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dimungkinkan akan mahasiswa, dan dosen untuk melakukan kajian dan implementasi ilmu dalam pemecahan permasalahan yang dihadapi masyarakat sehingga dapat memberikan kebermanfaatan lebih luas.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilakukan pada Selasa, 5 Oktober 2021 di Fakultas Pertanian UGM oleh Dr. Jamhari, S.P., M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Ernawati Kusumaningsih, M.Or. selaku Lurah Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kecamatan Bantul. Kerjasama tersebut diinisiasi oleh Dosen Prodi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Fakultas Pertanian UGM.
Penulis: Hariyani D Anjani
Yogyakarta, Faperta UGM (27/9)- Rapat Senat Terbuka dalam rangka lustrum XV Fakultas Pertanian UGM dilaksanakan secara luring terbatas dan daring. Prof. Panut Mulyono dalam sambutannya menyampaikan harapannya untuk Faperta UGM dapat berkontribusi kepada masyarakat. Beliau juga mengapresiasi dosen dan tenaga kependidikan dalam pengelolaan pendidikan di Faperta UGM. Covid-19 mempercepat perubahan, bertindak lebih responsif, antisipatif, dan dapat bertahan hidup. Pandemi ini menerapkan cara non-klasikal dalam bidang pendidikan. Faperta UGM diharapkan dapat sebagai rujukan global pertanian.
Laporan tahunan yang disampaikan oleh Dekan Faperta UGM telah mengimplementasikan kurikulum 2019 memberikan hak kepada mahasiswa mengikuti pembelajaran di luar program studi dimulai pada semester 6. Dalam masa pandemi ini terus berlanjut kegiatan pertukaran mahasiswa baik keluar maupun masuk ke Faperta UGM. Jumlah mahasiswa baru pascasarjan meningkat dalam beberapa tahun. Akreditasi BAN-PT telah dicapai semua program studi Faperta UGM dengan predikat A dan Unggul (penilaian baru). Akreditasi ASIIN yang telah dicapai prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Teknologi Hasil Perikanan, dan Proteksi Tanaman. Jumlah prestasi mahasiswa dalam kejuaraan nasional dan internasional meningkat. Hal ini diharapkan dapat memacu mahasiswa dalam berprestasi.
Publikasi jurnal dan buku meningkat dan dosen muda turut mendominasi publikasi jurnal nasional maupun internasional dengan meluncurkan 21 buku dan 100 book chapter. Hilirisasi penelitian dan inovasi, kerjasama dengan Kementan dalam peningkatan produksi kedelai, demplot pangan lestari dengan BKP, penumbuhan wirausaha di berbagai bidang kerjasama dengan BKPSDM Kementan, bersama Badan Restorasi Gambut (KLHK), dan berbagai kerjasama dengan kegiatan Pemerintahan Daerah tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai macam konsentrasi. Setiap departemen memiliki beberapa desa binaan sesuai dengan program unggulan pada setiap departemen. Lebih dari 11.000 penonton kegiatan Desa Apps dengan nama BISA sebagai wadah transfer ilmu pada klaster agro. Telah dilaksanakan berbagai seminar internasional dan nasional, summer course, webinar pada setiap departemen, dan PAKTA. Dr. Jamhari berharap PAKTA dapat sebagai pintu pengambilan kebijakan pertanian di Indonesia. Selain itu, Faperta UGM dan KAGAMA Pertanian berhasil menyelenggarakan webinar bagi mahasiswa Faperta UGM melalui Professional Goes to Campus, serta Temu Alumni dengan host angkatan tahun 1981, 1991, dan 2001.
Optimalisasi ruangan dan pengembangan sarana dan prasarana antara lain pembelian alat laboratorarium, komputer, dan fasilitas pendukung lainnya, pembangunan gedung AGLC, Gedung di area laboratorium kuningan, co-working space mahasiswa, screen house learning center, panggung di area gazebo, hibah Kementan nursery kebun kelapa rakyat di daerah Mangunan, dan berencana dalam teaching farm kolam perikanan.
Insan berprestasi Faperta UGM Tahun 2021 sebagai berikut:
- Siti Subandiyah
- Dody Kastono, M.P.
- Dini Wahyu Kartika
- Rudi Hari Murti
- Jaka Widada, Ph.D.
- Sunaryanta
- Alia Bihrajihant Raya, Ph.D.
- Tasya Puteri Kumala
- Dika Sri Hapsari, S.P.
- Sihadi
Purnakarya dosen dan tenaga kependidikan pada tahun 2021:
- Azwar Ma’as
- Roso Witjaksono
- Titot Listyo Wardono
- Sri Darwanti
- Rohlan Rogomulyo, M.P.
Prof. Susamto Somowiyarjo dalam pidatonya menyampaikan bahwa pertanian menghadapi berbagai tantangan kedepan antara lain perubahan iklim, ledakan OPT, bencana alam, bencana sosial, pencemaran lingkungan, degradasi lahan dan air, kompetisi pemanfaatan lahan pertanian, alih fungsi penggunaan lahan, dan komersialisasi pengetahuan tradisional yang tidak bertanggung jawab. Kemajuan ilmu pertanian tidak lepas dari warisan nenek moyang berupa kearifan lokal, antara lain tentang klasifikasi tanah, kesesuaian lahan, seleksi benih unggul, pengelolaan OPT, kelestarian plasma nutfah, dan pengelolaan limbah. Kearifan lokal bertujuan untuk melindungi lingkungan yang berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan merupakan jawaban dari kerusakan di bumi. Perlunya modifikasi kearifan lokal sesuai dengan kondisi saat ini. Beliaujuga berharap bahwa sivitas akademik dapat menjadi pemimpin dengan sebaik-baiknya mengemban tanggung jawab.
Pemberian kenang-kenangan kepada Prof. Azwar Ma’as diberikan secara langsung oleh Dekan Faperta UGM didampingi Dekan Terseleksi 2021-2026, Jaka Widada, Ph.D. Rapat senat terbuka sekaligus penandatanganan prasasti Gedung AGLC oleh Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari yang didampingi oleh jajaran dekanat, ketua senat, dan Dekan Terseleksi 2021-2026. Mir
Foto: Tim PDD Lustrum XV
Yogyakarta, Faperta UGM (25/9)- Temu Alumni yang berlangsung secara bauran diikuti ratusan alumni Faperta UGM yang diadakan pada Sabtu (25/9). Dalam sambutannya, Ketua KAGAMA Pertanian mengapresiasi alumni yang menyempatkan waktunya meskipun dalam kondisi pandemi covid-19 ini. Beliau berharap keakraban semakin terbentuk dan akan tercetus ide-ide baru dalam pengembangan Faperta UGM kedepannya. KAGAMA Pertanian memiliki program Beasiswa Abadi yang diperuntukkan bagi mahasiswa Faperta UGM yang berprestasi secara akademik, namun terkendala secara ekonomi. Pada tahun ini, Temu Alumni diprakarsai oleh angkatan 1981, 1991, dan 2001. Selain ramah tamah, alumni juga menyumbangkan ide pengembangan pendidikan di Faperta UGM. Berbagai doorprize dibagikan seperti sepeda motor, sepeda, dan handphone.
Dalam wawancara singkat bersama Dekan Terseleksi periode 2021-2026, Jaka Widada, Ph.D. menyampaikan bahwa pentingnya pertanian dalam bertahan di masa pandemic covid-19 ini. Berbagai teknologi pendukung diharapkan dapat diimplementasikan dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu, harapan dari perwakilan alumni, Aditya Herwin Dwiputra, S.P. selaku Founder Aku Petani Indonesia menyampaikan harapannya untuk mengembangkan kemampuan petani muda dengan minat dan bakat yang telah dimiliki. Alumni yang terbagi dalam beberapa breakout room berdasarkan 10 tahunan angkatan memberikan saran untuk kemajuan pendidikan mahasiswa Faperta UGM. Temu Alumni 2021 diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi dan menambah jejaring antar alumni. Mir
Yogyakarta,Faperta UGM (23/9)- Gula merupakan komoditas unggulan yang dimiliki Indonesia sejak 100 tahun yang lalu. Namun, perkembangan yang terhambat akibat lemahnya kelembagaan, perkembangan teknologi yang lambat di petani, dan terjadinya alih fungsi lahan. PAKTA sebagai wadah diskusi pertanian menghadirkan Dr. Muhammad Abdul Ghani, M.Si. (Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding), Prof. Dr. Azwar Maas, M.Sc. (Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM), Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc. (Guru Besar Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UGM), dan Dr. Ir. H. Suyoto Hadisaputro, M.S. (Peneliti Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)). Dr. Jamhari, S.P., M.P. menyampaikan bahwa dengan adanya diskusi ini dapat tercapai kecukupan gula mandiri, kesejahteraan petani yang meningkat, dan masalah produksi menurun sehingga terhambatnya swasembada gula yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2023. Ketua KAGAMA Pertanian, Ir. Y.N. Hari Hardono dalam sambutannya menyampaikan potensi produksi gula kristal putih di Indonesia yang setengahnya dikuasai oleh PTPN III. Beliau berharap dalam diskusi ini didapatkan pengetahuan dan informasi yang valid mengenai gula di Indonesia dan menjadikan PAKTA sebagai salah satu wadah masukan bagi pengambil kebijakan.
Indonesia memiliki PTPN III dengan 40 pabrik gula dibawahnya. Hal ini mendukung kebutuhan nasional sebesar 2,2 juta ton/tahun, namun hingga saat ini impor masih berlangsung dengan memenuhi 4 juta ton/tahun. Dr. Muhammad Abdul Ghani, M.Si. Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding menyampaikan bahwa pencapaikan kinerja tahun 2021 semester I lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini menjadi optimisme PTPN III untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas agar mencapai swasembada pada tahun 2023. Adanya transfer teknologi dan perbaikan pada internal perkebunan diharapkan mampu menyejahterakan petani yang akan mengangkat harga gula. Perbaikan kebijakan gula antara lain dengan ijin pendirian pabrik gula yang memiliki syarat dan ketentuan, selain itu pemanfaatan lahan lain yang dimanfaatkan sebagai pengganti lahan tebu yang telah dialihkan peruntukannya. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dan survey yang dilakukan oleh Prof. Dr. Azwar Maas, M.Sc., Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM pada lahan di beberapa pulau di Indonesia. Seperti di Jawa, semua jenis tanah dapat dimanfaatkan sebagai lahan tebu, sedangkan di Sumatra dan Kalimantan dapat ditanam pada lahan yang bukan rawa atau gambut namun akan bersaing ketat dengan komoditas sawit. Nusa Tenggara memiliki potensi cukup besar dalam pengembangan tebu, namun perlu cadangan air pada musim kemarau. Papua dengan luasan lahan yang cukup mengalami hambatan pada kondisi tanah tipis dan tidak subur. Namun dengan berbagai kondisi dapat dibantu dengan rekayasa kondisi lahan dan beberapa jenis bibit spesifik lokasi. Selain itu, beliau juga menyampaikan perlunya peningkatan perkebunan milik BUMN di Cirebon, Palembang, Lampung, dan Sulawesi. Pentingnya subsidi seperti di negara lain (±30%) dari penghasil gula siap ekspor.
Dr. Ir. H. Suyoto Hadisaputro, M.S., peneliti Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) stagnasi tebu menyebabkan meningkatkan impor gula. Target 6 juta ton/tahun tidak tercapai dalam beberapa tahun belakangan menyebabkan pesimisme petani tebu. Salah satu penunjang kehidupan tebu di Indonesia dapat memanfaatkan sugar fund melalui pungutan impor raw sugar. Pentingnya peran BULOG diperkuat dengan instrumen kebijakan satu pintu. Mati surinya P3GI akan berdampak pada industri gula yangmengancam keberadaan dan kelestarian 6000 plasma nutfah. Hal ini perlu adanya perhatian lebih bagi P3GI untuk merevitalisasi dan penanganan tebu rakyat. Perkebunan tebu rakyat mendapat perhatian khusus dari Guru Besar Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc. menyebutkan bahwa konsolidasi tebu rakyat dapat sebagai salah satu penunjang manajemen atau pengelolaan dari hulu ke hilir. Optimisme produksi dapat ditunjang dengan teknologi yang dikuasai petani. Implementasi program kemitraan berbasis konsolidasi merupakan prasyarat penting dengan melibatkan pabrik gula aktif sejak pengolahan lahan hingga revitalisasi, serta konsolidasi pada internal perkebunan agar tercapai produksi yang optimal dan berkelanjutan. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (22/9)- Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, UGM turut meramaikan Lustrum XV Fakultas Pertanian UGM dengan mengadakan The 1st International Conference on Sustainable Agricultural Socioeconomics, Agribusiness, and Rural Development (ICSASARD) dengan tema “Sustainable Agriculture, Agribusiness, and Rural Development in the Era of Industrial Revolution 4.0”.
Acara ini dilaksanakan pada Rabu, 22 September 2021 secara virtual mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19. Acara ini dibuka langsung oleh Ketua Panitia ICSASARD 2021, Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc. dan dipandu oleh MC Dian Yuanita. Dalam acara ini, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian turut mengundang pembicara terkemuka, yaitu Prof. Dr. Sarah Turner dari McGill University, Canada dan juga pembicara lainnya, yaitu Assoc. Prof. Dr. Elske van de Fliert dari The University of Queensland Australia, Prof. Dr. Mad Nasir Shamsudin dari Universitas Putra Malaysia, Assoc. Prof. Dr. Jangkung Handoyo Mulyo dari Universitas Gadjah Mada Indonesia, dan Prof. Dr. Justus Wesseler dari Wageningen University and Research Center Netherlands. Setelah plenary session, peserta yang telah mendaftar dalam konferensi internasioanl ini juga dapat mempresentasikan makalah mereka untuk kemudian dapat mendukung peluang baru dan kolaborasi di masa depan.
Dengan diadakannya konferensi internasional ini, khususnya di masa Covid-19, harapannya pertanian dapat menjadi sektor andalan dengan teknologi yang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, daerah pedesaan perlu diberdayakan dan dikembangkan agar lebih mengenal teknologi sehingga pengelolaan pertanian dapat memperhatikan ekologi lingkungan sekitarnya. Selain itu, kesadaran berbisnis berbasis pertanian dari hulu hingga hilir perlu ditingkatkan di era sekarang ini sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. (FDL&MK)
Penulis: panitia pelaksana
Yogyakarta, Faperta UGM (22/9)- Inventarisasi ekosistem gambut merupakan kegiatan untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi tentang karakteristik ekosistem gambut. Dalam melaksanakan inventarisasi ekosistem gambut, dilakukan dengan metode transek atau jalur pengamatan, dan pengamatan titik sampel terhadap 13 karakteristik ekosistem gambut yang telah ditetapkan sesuai pasal 1 Permen LHK No. 14 tahun 2017. Pelaksaan inventarisasi ekosistem gambut bertujuan untuk memperoleh peningkatan ketelitian dan tingkat kedalaman data/informasi peta ekosistem gambut dengan penggunakan peta rupa bumi Indonesia skala 1:50.000, peta penafsiran dari citra penginderaan jauh resolusi tinggi, dan hasil survey lapangan.
Dalam rangka supervisi dan verifikasi terhadap pelaksanaan dan hasil kegiatan inventarisasi Karakteristik Ekosistem Gambut skala 1:50.000 pada area konsesi dan area non konsesi, Direktorat Jenderal Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut bekerjasama dengan Faperta UGM melakukan koordinasi. Beberapa agenda yang dilaksanakan dalam dua hari tersebut antara lain pengantar kebijakan perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut berbasis kesatuan hidrologis gambut, pengantar kebijakan inventarisasi karakteristik ekosistem gambut sesuai dengan Permen LHK No. 14 tahun 2017, pengantar proses pelaksanaan inventarisasi dan penetapan karakteristik ekosistem gambut, pengantar implementasi Perdirjen PPKL No. 1 Tahun 2019 tentang petunjuk pelaksanaan peraturan Menteri LHK No. 14 tahun 2017 mengenai tata cara inventarisasi dan penetapan fungsi ekosistem gambut, serta coaching clinic mengenai kegiatan inventarisasi karakteristik ekosistem gambut dan verifikasi hasil inventarisasinya. Acara diikuti oleh mahasiswa Ilmu Tanah ini diharapkan dapat memberikan arahan dan pemahaman dalam melaksakan inventarisasi karakteristik ekosistem gambut skala 1:50.000 di area konsesi atau perijinannya. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (18/9)- Pandemi covid-19 mengubah sebagai besar pola hidup masyarakat, salah satunya sosial ekonomi. Pemanfaatan lahan yang terbatas sebagai alternatif masyarakat dalam bertahan hidup. Berkembangnya budidaya sayuran yang terintegrasi dengan budidaya ikan telah banyak diadopsi masyarakat di lahan sempit contohnya pekarangan dikenal dengan minasayur. Diadopsi dari tulisan Suadi (2020), prinsip ini membuat minasayur relatif berkelanjutan, limbah dari aktivitas budidaya ikan bermanfaat untuk budidaya tanaman sebagai pupuk tambahan.
Faperta UGM sebagai salah satu sumber masyarakat mendapatkan informasi dan teknologi terbaru dalam pertanian turut andil dalam pemanfaatan lahan terbatas. Budidaya lele di kolam terpal yang dilaksanakan di Panti Asuhan Yatim (PAY) Putra Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Panti asuhan yang memiliki lahan beserta kolam yang belum optimal dimanfaatkan untuk kolam terpal yang membudidayakan lele dengan merevitalisasi kelompok target. Hingga saat ini telah dibuat sambungan antara air buangan dengan vertikultur sehingga menjadi minasayur. Lokasi strategis di perkotaan dan produktif, lele sebagai komoditas utama yang mudah dibudidayakan dan telah tersebar pasarnya. Perancangan model budidaya dengan panen terjadwal dengan delapan kolam yang dimiliki, diharapkan dapat dilakukan panen 1-2 minggu sebanyak dua bak yang dapat terus menerus dapat berproduksi. Pada Sabtu, (18/9) tim pengabdian yang dipimpin oleh Suadi, Ph.D. telah memanen perdana bersama Dr. Sri Nuryani H. Utami dan Dr. Jamhari. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (15/9)- Departemen Budidaya Pertanian UGM turut semarakkan Lustrum XV Faperta UGM melalui Buper Talk yang telah digelar ketiga kalinya. Inovasi teknologi di lahan pasir pantai khususnya di Kulon Progo, DIY hingga saat ini telah meningkatkan pendapatan petani. Inovasi yang ditulis oleh dosen dan pemerintahan di lingkungan DIY telah dijual secara massal. Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari menyampaikan harapannya buku yang telah dirilis dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran di lahan pasir pantai dan dapat dikembangkan di lahan marjinal lainnya. Beliau juga berterima kasih kepada para perintis diseminasi teknologi yang telah mencurahkan waktu dan tenaganya hingga tercapai produksi yang stabil bagi petani lahan pasir pantai.
Kulon Progo mengalami alih fungsi lahan dalam beberapa tahun belakangan akibat proyek nasional pembangunan bandara YIA. Pembangunan ini berpengaruh pada pola pikir masyarakat dalam memanfaatkan lahannya, bukan lagi menjadi sawah produktif. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Ir.Muh. Aris Nugroho, MMA menyampaikan bahwa lahan pasir pantai yang luas berpotensi sebagai pengganti alih fungsi lahan. Terbukti dalam beberapa tahun pendampingan, petani telah mencapai produktivitas cabai tinggi dibandingkan dengan lahan sawah. Beberapa komoditas unggulan lahan pasir pantai Kulon Progo antara lain cabai, melon, dan kemangi yang saat ini banyak diminati masyarakat.
Prof. Didik Indradewa sebagai ketua editor juga menyampaikan tekad dan semangat para petani serta peran perguruan tinggi dan BPTP DIY dapat mewujudkan lahan pasir pantai yang produktif. Kondisi tanah yang tidak mencapai kapasitas lapang perlu dibenahi dengan tanah dan pupuk. Sebanyak 40 ton lempung dan 30 ton pupuk kendang dalam tiga tahun yang dibutuhkan suatu lahan untuk menanam bawang merah. Kapasitas lapang yang sesuai mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produktivitas. Hal ini sejalan dengan penerimaan pendapatan dan kelayakan usaha tani. Turut hadir Prof. Prapto Yudono, inisiator inovasi teknologi di lahan pasir pantai bersyukur dengan selesainya buku yang berbasis penelitian tersebut dan berharap dapat dikembangkan dengan penelitian-penelitian lanjutan. Salah satu perwakilan petani, Bapak Sukarman memberikan testimoninya selama pendampingan dengan berbagai perguruan tinggi Yogyakarta. Selain itu, pendapatan yang meningkat pada produksi di lahannya. Mir