• Tentang UGM
  • Informasi Publik
  • IT Center
  • Perpustakaan UGM
  • Webmail UGM
  • Pertanian Digital
    • Desa Apps
    • Lentera DESA
  • English Version
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Sarjana
      • Leaflet dan Video Promosi Program Studi
      • SOP Perkuliahan Sarjana
      • Panduan Akademik
      • Bahan Kuliah dan Praktikum
      • Jadwal Kuliah & Praktikum
      • PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
      • Program Fastrack Faperta
      • Insentif Prestasi Mahasiswa
      • Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)
      • Virtual Office Academic FAPERTA UGM
      • Info Beasiswa
      • International Undergraduate Class (IUC)
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
    • Pascasarjana
      • INFORMASI PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • SOP PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • Uang Kuliah Tunggal (UKT) Program Profesi dan Pascasarjana
      • Aturan Akademik Pascasarjana
      • Kurikulum Pascasarjana
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
      • Daftar Pembimbing S2 Pascasarjana
      • Daftar Promotor S3 Pascasarjana
    • Kemahasiswaan
    • Alumni
      • TRACER STUDY
      • Lowongan Kerja
    • Fasilitas Pendukung
      • AGROTROPICA LEARNING CENTER UGM
      • Perpustakaan
      • UGM Library Video Profile
      • Agriculture Ebooks
      • HPU
    • AIMS
    • Jaminan Mutu
      • EDOM Sarjana
      • EDOM Pascasarjana
      • Standard Operating Procedure – EDOM
      • Rencana Tindak Lanjut EDOM
      • Laporan RTM
    • Profil Dosen
  • PMB
  • Departemen
    • Budidaya Pertanian
    • Hama dan Penyakit Tumbuhan
    • Mikrobiologi Pertanian
    • Perikanan
      • Departemen Perikanan
      • Program Studi Akuakultur
      • Program Studi Manajemen Sumber Daya Akuatik
      • Program Studi Teknologi hasil Perikanan
    • Sosial Ekonomi Pertanian
      • Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
      • Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
    • Tanah
  • Penelitian & Publikasi
    • PENELITIAN
    • PENGABDIAN MASYARAKAT
    • PUBLIKASI
      • Buku
    • KERJASAMA
    • Buku Karya Dosen
  • Download
    • Download panduan kuliah online
    • Jadwal Kuliah & Praktikum
    • Bahan Kuliah dan Praktikum
    • Formulir
    • Agriculture Ebooks
    • PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) KEGIATAN FAKULTAS
    • Petunjuk Penulisan Laporan Akhir PKM 2020
    • Panduan Pelayanan Akademik Faperta UGM
    • E-Booklet PPKS UGM
    • Laporan Tahunan Dekan
    • Buku Kenangan Wisuda
  • Beranda
  • Fakultas Pertanian UGM
  • Fakultas Pertanian UGM
Arsip:

Fakultas Pertanian UGM

PPSMB Pionir Organik 2025: Ryan D’Masiv Bawa Semangat “Jangan Menyerah” kepada Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian UGM

berita Wednesday, 6 August 2025

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) menghadirkan musisi nasional Ryan D’Masiv sebagai pembicara inspiratif dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Pionir Organik 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 6 Agustus 2025 di Lapangan Perikanan sebagai bagian dari rangkaian penyambutan “Amarta Muda”, sebutan bagi mahasiswa baru Fakultas Pertanian UGM. Sebanyak 635 Amarta Muda, secara resmi diterima di Faperta UGM untuk menjalani kuliah di sembilan program studi yang berbeda, yaitu Program Studi Agronomi, Akuakultur, Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Ilmu Tanah, Manajemen Sumberdaya Akuatik, Mikrobiologi Pertanian, Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Proteksi Tanaman, dan Teknologi Hasil Perikanan.

Acara dibuka secara simbolik melalui pemutaran gear “Harmoni Cakra Abhipraya” oleh Dekan Faperta UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., didampingi jajaran pimpinan fakultas, antara lain Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., Koordinator Gugus PPSMB Pionir Organik 2025, Dr. Firdausi Nur Azizah, S.P., para ketua departemen, program studi di wilayah Faperta UGM, dan Koordinator Umum Pionir Organik 2025, Adiyatma Tunjung R.

Dalam kesempatan ini, Ryan membagikan kisah perjuangannya untuk memberikan motivasi kepada para mahasiswa baru dalam menghadapi dunia perkuliahan. Ia menyampaikan pesan mendalam melalui lagu terkenalnya “Jangan Menyerah”, yang menjadi simbol kekuatan dan ketekunan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

“Jangan pernah menyerah untuk meraih apa yang kalian cita-citakan. Syukuri apa yang ada, cintai prosesnya, dan terus semangat,” pesan Ryan.

Ia mengisahkan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan sejak masa sekolah. Meskipun pernah gagal mewujudkan impiannya kuliah di UGM dan berasal dari lingkungan yang sederhana, Ryan menekuni dunia musik dengan disiplin tinggi. Ia bahkan sempat mengamen dari Ciledug ke Blok M untuk melatih mental dan membangun kepercayaan diri sebelum akhirnya berhasil membawa D’Masiv menjuarai kompetisi band nasional dan bergabung dengan label ternama.

“Adik-adik harus bersyukur karena kalian punya kesempatan untuk berkuliah,” ujar Ryan. “Yakinlah bahwa kalian bisa menjadi orang sukses. Kuncinya adalah mencintai apa yang kalian kerjakan, terus berpikir positif, dan lakukan manifesting—ucapkan hal-hal baik, karena apa yang kalian ucapkan adalah doa. Meskipun rasanya tidak bisa, tetap katakan bahwa kalian bisa. Walau ada tantangan, yakinlah kalian mampu menghadapinya. Dan jangan lupa, tulislah mimpi-mimpi kalian, karena saat mimpi itu tertulis, ia akan menjadi target yang bisa kalian kejar.”

Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., dalam sambutannya menekankan pentingnya nilai-nilai kegigihan dan rasa syukur dalam menempuh pendidikan tinggi. Ia menyatakan bahwa perjalanan Ryan sejalan dengan semangat yang ingin ditanamkan Fakultas Pertanian kepada para mahasiswa: pantang menyerah, jujur, dan bertanggung jawab.

“Ketekunan dan rasa syukur adalah pondasi untuk membangun masa depan. Kami berharap para Amarta Muda menjadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk terus berkarya dan belajar dengan sepenuh hati, termasuk dalam memajukan sektor pertanian dan perikanan Indonesia,” ujar Dekan.

Ryan juga menyinggung pentingnya menjalani sesuatu dengan sepenuh hati, termasuk dalam bidang pertanian. Menurutnya, menanam dan bertani bukan sekadar pekerjaan, tetapi perlu dilakukan dengan cinta dan ketulusan.

“Mau itu menanam buah atau tanaman lainnya, harus dengan hati. Itu yang akan membuat hasilnya berbeda dan bermakna,” ucap Ryan.

Selain berbagi kisah inspiratif, sesi juga dilengkapi dengan penampilan lagu yang interaktif, yang mengundang antusiasme besar dari mahasiswa baru.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mendukung perkembangan karakter dan mental mahasiswa. Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

Pionir Organik 2025 Resmi Dibuka, Faperta UGM Tanamkan Semangat Inovasi dan Kepemimpinan bagi Amarta Muda

berita Wednesday, 6 August 2025

Sebanyak 635 Amarta Muda, sebutan bagi mahasiswa baru Fakultas Pertanian UGM (Faperta UGM), secara resmi mengikuti pembukaan kegiatan Pionir Organik 2025 yang digelar pada Rabu, 6 Agustus 2025 di Lapangan Perikanan Fakultas Pertanian UGM.

Acara dibuka secara simbolik melalui pemutaran gear “Harmoni Cakra Abhipraya” oleh Dekan Faperta UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., didampingi jajaran pimpinan fakultas, antara lain Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., Koordinator Gugus PPSMB Pionir Organik 2025, Dr. Firdausi Nur Azizah, S.P., dan Koordinator Umum Pionir Organik 2025, Adiyatma Tunjung R.

Dalam sambutannya, Dekan menyampaikan apresiasi dan pesan motivasi kepada seluruh mahasiswa baru.

“Selamat datang Amarta Muda. Kalian adalah salah satu dari sekian anak bangsa yang berhasil menjadi bagian dari Faperta UGM. Pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan Indonesia, dan kalian adalah calon pemimpin masa depan yang akan menjaga ketahanan pangan nasional. Dalam menghadapi ancaman krisis pangan global, peran kalian sangatlah sentral. Mari bersinergi, belajar dengan sungguh-sungguh, dan saling mendukung dalam tumbuh bersama,” ujarnya.

Pesan serupa disampaikan oleh Dr. Dyah Weny Respatie, yang turut menyambut para mahasiswa baru dengan hangat.

“Terima kasih telah menjatuhkan pilihan pada Faperta UGM sebagai tempat bertumbuh. Di sini, kalian tidak hanya akan dididik menjadi ahli di bidang pertanian dan perikanan, tetapi juga akan dibekali ruang untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang akademik maupun non-akademik. Harapannya, kalian bisa memberikan kontribusi nyata untuk lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara,” imbuhnya.

Simbolisasi pembukaan yang melibatkan tujuh gear dibawakan oleh perwakilan Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) dan Badan Semi Independen (BSI) sebagai representasi unit-unit pengembangan diri mahasiswa. Tujuh gear tersebut menggambarkan nilai-nilai penting yang menjadi pedoman Amarta Muda: partisipasi, kolaborasi, inovasi, keberlanjutan, teknologi, kecerdasan individual, dan kepedulian lingkungan. Simbol ini sekaligus merefleksikan tema besar Pionir Organik 2025: “Sinergi Amarta, Transformasi Pertanian Bangsa.”

Koordinator Gugus PPSMB Pionir Organik 2025, Dr. Firdausi Nur Azizah, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan ini dirancang untuk mengenalkan mahasiswa baru pada dunia pertanian dan perikanan secara komprehensif. Selain mengenalkan sistem akademik dan berbagai komponen kelembagaan di Faperta, kegiatan ini juga menanamkan nilai-nilai adaptif, kritis, dan suportif dalam menghadapi tantangan sektor pertanian ke depan.

“Kami ingin membekali Amarta Muda dengan pemahaman utuh tentang perjalanan akademik mereka, sekaligus menumbuhkan semangat kolaboratif dan kesiapan untuk menciptakan pertanian berbasis teknologi yang berkelanjutan,” jelas Firdausi.

Pionir Organik 2025 melibatkan 105 panitia mahasiswa yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk menyambut dan mendampingi para mahasiswa baru. Acara ini juga dihadiri oleh pimpinan fakultas, mulai dari dekan, wakil dekan, ketua dan sekretaris departemen, ketua program studi, hingga kepala kantor akademik.

Seluruh rangkaian kegiatan ini mendukung komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SD 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

Kolaborasi Mahasiswa KKN-PPM UGM dan Siswa SD dalam Pengenalan dan Tracking Mangrove di SPTN 1 Kemujan, BTN Karimunjawa

berita Monday, 4 August 2025

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Unit JT028 Karimun Kemujan 2025, di bawah bimbingan Dr. Ratih Ida Adharini, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada 20 Juni hingga 8 Agustus 2025.

Sebanyak 29 mahasiswa terlibat dalam program ini, terdiri atas 12 mahasiswa dari klaster saintek, 4 dari klaster medika, 7 dari klaster soshum, dan 6 dari klaster agro. Salah satu program kerja unggulan yang dilaksanakan adalah “Pengenalan dan Tracking Mangrove: Mengenal Hutan Bakau Bersama Anak-anak SD Karimunjawa” pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Kegiatan ini merupakan bentuk program kerja interdisipliner yang digagas oleh Paullina Garda Nita (Agronomi 2022) dari klaster agro dan Kayla Chantika Wong (Akuntansi Sektor Publik 2022) dari klaster soshum, yang berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menyukseskan penyelenggaraan kegiatan. Program kerja Pengenalan dan Tracking Mangrove bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini, khususnya tentang pentingnya ekosistem mangrove di kawasan pesisir.

Kegiatan ini sukses terselenggara karena keikutsertaan beberapa pihak, diantaranya Balai Taman Nasional Seksi Pengelolaan Taman Nasional (BTN STPN) 1 Kemujan, Karimunjawa; SD Negeri 6 Karimunjawa; dan Mahasiswa Magang Mandiri Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM. Kepala Sekolah SD Negeri 6 Karimunjawa, Mohamad Muklisin S.Pd. menyambut hangat dan menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

“Kami tentu mendukung dan anak-anak pasti jauh lebih senang dengan kegiatan ini karena mereka akan diajak jalan-jalan dan belajar di luar lingkungan sekolah. Kegiatan ini sekaligus sebagai penutup kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Negeri 6 Karimunjawa, dengan adanya himbauan dari pemerintah Jepara untuk mewajibkan kegiatan MPLS berkunjung ke tempat wisata alam yang ada di sekitar” ujarnya.

Sasaran dari program kerja ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 6 Karimunjawa, sebagai generasi penerus yang memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian alam di lingkungan mereka. Kegiatan dimulai dengan pengenalan materi mengenai ekosistem mangrove di ruang kelas, lalu dilanjutkan dengan perjalanan bersama dari SD N 6 menuju lokasi di kawasan BTN SPTN 1 Kemujan. Setelah sesi tracking mangrove selesai, seluruh peserta menikmati makan siang bersama dalam suasana akrab dan santai. Kegiatan kemudian berlanjut dengan sesi kuis interaktif yang dibuka dengan berbagai tepuk semangat dan ice breaking yang meriah. Suasana semakin seru ketika para siswa berlomba menjawab pertanyaan seputar mangrove, dengan berbagai hadiah menarik seperti gantungan kunci, bolpoin, dan tote bag untuk mereka yang berani tampil dan menjawab.

Kegiatan Pengenalan dan Tracking Mangrove ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada siswa SD untuk menjelajahi hutan mangrove, tetapi juga menjadi sarana pendidikan lingkungan yang bermakna. Melalui interaksi langsung di lapangan, siswa memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai fungsi mangrove sebagai pelindung pesisir, habitat keanekaragaman hayati, serta perannya dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Kontribusi ini tercermin pada keterkaitan kegiatan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya, SDG 4: Pendidikan Berkualitas (Quality Education), SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action), SDG 15: Menjaga Ekosistem Daratan (Life on Land).

Penulis: Paullina Garda Nita
Editor: Agrit Kirana Bunda
Foto: Tim Unit KKN-PPM UGM Karimun Kemujan, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah

 

Sambut Mahasiswa Baru, Faperta UGM Libatkan Orang Tua dalam Komitmen Pendidikan Unggul

berita Monday, 4 August 2025

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) menggelar pertemuan dengan orang tua dan wali mahasiswa baru angkatan 2025 pada hari Senin, 4 Agustus 2025 sebagai bentuk penyambutan sekaligus pengenalan program akademik dan fasilitas fakultas. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 635 mahasiswa baru, jajaran pimpinan fakultas, Ketua Departemen, Ketua Program Studi, Ketua Unit di lingkungan Faperta UGM dan diselenggarakan di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro.

Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan orang tua murid yakni Martini, S. Pd., wali murid Azkia Maulid (Ilmu Tanah 2025). Beliau mengucapkan perasaan bangga dan harunya terhadap masa depan anaknya di Fakultas Pertanian UGM.

“Rasa bangga dan haru terbersit saat melihat putra-putri kami memasuki gerbang kesuksesan. Kami berharap mereka tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak, berdaya guna, dan mampu memajukan dunia dengan teknologi,” ujar Martini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak universitas dan fakultas. “Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada seluruh jajaran UGM, khususnya Faperta UGM, yang telah menerima dan membimbing anak-anak kami untuk berkembang dan menggapai cita-cita” ucap Martini. “Mari kita iringi langkah mereka dengan doa agar sukses menyertai setiap prosesnya. Mereka adalah mutiara dan harapan kita yang kelak akan mengangkat derajat orang tuanya”.

Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., membuka kegiatan dengan memperkenalkan jajaran pimpinan fakultas dan menyampaikan apresiasi kepada para orang tua dan wali mahasiswa baru atas kepercayaannya kepada UGM.

“Saya ingin mengucapkan selamat dan terima kasih atas kepercayaan Bapak/Ibu mempercayakan putra-putrinya di Faperta UGM. Ini merupakan awal kerjasama dan kolaborasi dalam mendidik putra-putri kita. Kami terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik, oleh karena itu kami memerlukan dukungan orang tua wali murid,” ujar Dekan dalam sambutannya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan mengenai sistem akademik dan kehidupan kemahasiswaan oleh Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Weny menyampaikan apresiasi selamat dan perasaan bangganya kepada orang tua wali murid mahasiswa baru.

“Pada tahun ini Faperta UGM menerima 635 mahasiswa di sembilan program studi (prodi) sarjana. Kesembilan prodi tersebut telah terakreditasi unggul, dan delapan di antaranya sudah terakreditasi internasional ASIIN, sementara satu program studi masih menunggu hasil keputusan ASIIN. Oleh karena itu, merupakan pilihan yang tepat untuk menitipkan putra-putrinya di sini karena mutu pendidikannya telah terjamin. Mari kita dorong putra putri kita agar semangat berprestasi dan lulus di UGM,“ ujar Weny.

Dalam kesempatan ini, Weny juga memaparkan dua program unggulan Fakultas Pertanian UGM, yaitu Fast Track dan International Undergraduate Class (IUC).

“Program Fast Track memungkinkan mahasiswa menempuh S1 dan S2 secara bersamaan pada semester 7 dan 8, sehingga dapat meraih dua gelar dalam lima tahun. Mahasiswa hanya membayar UKT S1 pada semester tersebut, sedangkan UKT S2 sebesar Rp 0. Program ini mensyaratkan IPK minimal 3,51 serta skor TOEFL minimal 400 dan TPA 450,” jelas Weny.

“Sementara itu, kelas IUC membuka kesempatan bagi mahasiswa dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik untuk belajar di kelas internasional. Kuota IUC terbatas, hanya lima mahasiswa per program studi, dan peserta tetap melalui seleksi yang kompetitif,” tambahnya.

Fakultas Pertanian UGM juga menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung pengembangan mahasiswa, mulai dari program beasiswa, Merdeka Belajar Kampus Berdampak (MBKB), insentif prestasi, hingga rekognisi atas kegiatan akademik dan non-akademik. Selain itu, Faperta UGM turut memberikan dukungan terhadap aktivitas organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan mahasiswa (UKM).

Antusiasme tinggi dari para orang tua/wali terlihat pada sesi tanya jawab yang berlangsung aktif. Banyak dari mereka menyampaikan apresiasi atas transparansi dan dukungan yang diberikan oleh fakultas kepada mahasiswa yang kemudian ditanggapi oleh Dekan, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM (Dr. R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P.) serta Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama (Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D.).

Pertemuan ini menjadi bagian dari komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam membangun ekosistem pendidikan yang kolaboratif dan berkualitas. Kegiatan ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

 

Penulis: Agrit Kirana Bunda

Editor: Desi Utami

Foto: Media Faperta UGM

Prestasi Gemilang Lulusan Fast Track Faperta UGM, Tiga Wisudawan Raih IPK 4.00

berita Friday, 1 August 2025

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam Purna Wisuda Pascasarjana Periode 4 Tahun Ajaran 2024/2025 yang digelar pada Rabu, 23 Juli 2025 di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro. Dari total 32 lulusan magister, tujuh diantaranya merupakan mahasiswa program fast track yang berhasil menyelesaikan studi sarjana dan magister dalam waktu lima tahun.

Program fast track memungkinkan mahasiswa berprestasi menempuh dua jenjang pendidikan secara terintegrasi dan efisien. Tahun ini, para lulusan fast track menunjukkan capaian luar biasa, tidak hanya dari segi kecepatan studi tetapi juga dari kualitas akademik. Ketujuh lulusan fast track tersebut antara lain:

  1. Dewi Rafida Hanun (Agronomi) dengan IPK 3.88 dan masa studi 1 tahun, 10 bulan, 2 hari;
  2. Safira Nur Aini (Agronomi) dengan IPK 3.93 dan masa studi 1 tahun, 10 bulan, 1 hari.
  3. Safina Putri Nurohmah (Ilmu Hama Tanaman) dengan IPK 4.00 dan masa studi 1 tahun, 10 bulan, 1 hari.
  4. Novianti Ekaputri Rahmawati (Fitopatologi) dengan IPK 4.00 dan masa studi 1 tahun, 8 bulan, 1 hari.
  5. Asri Puspita Sari (Ilmu Perikanan) dengan IPK 3.81 dan masa studi 1 tahun, 10 bulan, 1  hari.
  6. Herina Azizah Thawafia (Ekonomi Pertanian) dengan IPK 4.00 dan masa studi 1 tahun, 10 bulan , 1 hari.
  7. Salsabila Aulia Rahmadani (Manajemen Agribisnis) dengan IPK 3.95 dan masa studi 1 tahun, 9 bulan, 14 hari.

Tiga dari tujuh lulusan  mencatat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.00, yakni Novianti Ekaputri Rahmawati (Magister Fitopatologi), Safina Putri Nurohmah (Magister Ilmu Hama Tanaman), serta Herina Azizah Thawafia (Magister Ekonomi Pertanian).

Novianti, selain mencetak IPK sempurna, juga menjadi lulusan tercepat dengan masa studi hanya 1 tahun, 8 bulan, 1 hari. Ia menyampaikan pesan inspiratif dalam pidatonya, “Hari ini bukan tentang siapa yang paling hebat, tetapi siapa dan bagaimana masing-masing dari kita berhasil menjadi pribadi yang lebih kuat dan pantas merayakan pencapaian ini.”

Tidak hanya itu, salah satu lulusan fast track, Safira Nur Aini, tercatat sebagai lulusan termuda pada periode wisuda ini, dengan usia 22 tahun, 7 bulan, 18 hari. Lulusan fast track lainnya seperti Dewi Rafida Hanun, Asri Puspita Sari, dan Salsabila Aulia Rahmadani juga berhasil meraih IPK gemilang di atas 3,80.

Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., memberikan apresiasi tinggi atas capaian luar biasa para lulusan fast track. “Gelar yang hari ini anda peroleh bukanlah sekadar simbol, ini adalah amanah dan tanggung jawab besar yang kini berada di pundak para wisudawan,” ujarnya.

Keberhasilan para lulusan fast track ini mencerminkan komitmen Faperta UGM dalam mendorong inovasi pendidikan tinggi yang adaptif dan berkualitas, sekaligus menjadi kontribusi nyata terhadap pembangunan SDM unggul dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan.

 

Penulis: Olivia Regita Br Tarigan

Editor: Desi Utami

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fakultas Pertanian UGM Kukuhkan Guru Besar Baru di Bidang Bakteriologi Tumbuhan

berita Friday, 1 August 2025

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kembali menorehkan prestasi dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Tri Joko, S.P., M.Sc. sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Bakteriologi Tumbuhan pada Selasa, 1 Juli 2025, di Balai Senat, Balairung UGM.

Prof. Tri Joko menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Pertanian UGM, kemudian melanjutkan studi magister di Shizuoka University, Jepang, dan meraih gelar doktor dari The United Graduate School of Agricultural Science, Gifu University, Jepang.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Bakteriologi Tumbuhan dalam Perspektif Kesehatan Tanaman, Keamanan Pangan, dan Pertanian Berkelanjutan”, Prof. Tri Joko menyoroti peran ganda bakteri dalam pertanian. Di satu sisi, keberadaan bakteri patogen dapat menurunkan produktivitas dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, tergantung pada jenis penyakit yang menyerang. Secara global, kerugian ekonomi akibat penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen ini diperkirakan mencapai USD 49,6 miliar atau setara dengan Rp 811,7 triliun.

“Patogen menyebabkan turunnya produksi pertanian, sehingga kesehatan tanaman menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah, peneliti, dan akademisi,” ujar Prof. Tri Joko dalam pidato pengukuhannya.

Di sisi lain, bakteri juga berperan sebagai agen pengendali hayati yang potensial untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis dalam budidaya pertanian. Prof. Tri menekankan bahwa meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk pertanian yang sehat dan bebas residu kimia menjadi landasan kuat dalam mendorong pemanfaatan agen pengendali hayati untuk pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Penggunaan plant growth-promoting bacteria (PGPB) yang terintegrasi dengan teknik pengelolaan penyakit tanaman diyakini mampu mendukung sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.

“Pengendali hayati seperti bakteri antagonis dapat menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan,” ungkapnya. “Pemanfaatan beberapa bakteri seperti Bacillus, Streptomyces, dan Pseudomonas sebagai Agen Pengendali Hayati (APH) untuk mengatasi penyakit-penyakit penting tumbuhan telah dikenal sejak lama dan dikaji secara mendalam.”

Prof. Tri juga mengulas sejarah perkembangan bakteriologi tanaman, baik secara global maupun di Indonesia, serta menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap interaksi tanaman-bakteri, termasuk hubungan endofitik, simbiotik, dan patogenik.

Dalam pidatonya, ia menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah RI, Rektor UGM, Senat Akademik UGM, Dekanat Faperta UGM, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, seluruh dosen, serta instansi yang telah mendukung perjalanan akademiknya. Ucapan khusus ia sampaikan kepada keluarga atas dukungan yang tak ternilai sepanjang kariernya.

Pengukuhan ini menegaskan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, serta SDG 15: Menjaga Ekosistem Daratan.

Penulis: Olivia Regita Br Tarigan
Editor: Desi Utami

 

Prof. Jamhari, Guru Besar Faperta UGM, Tegaskan Penguatan Kelembagaan Lumbung Mataraman sebagai Kunci Ketahanan Pangan DIY

berita Friday, 1 August 2025

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P., menegaskan pentingnya penguatan Lumbung Mataraman sebagai strategi utama dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan II Tahun 2025 yang mengusung tema “Penguatan Ketahanan Pangan di DIY melalui Transformasi dan Optimalisasi Lumbung Mataraman”, pada Selasa, 29 Juli 2025 di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, para bupati dan wali kota se-DIY, serta pemangku kepentingan lainnya dari berbagai perwakilan instansi daerah maupun pusat.

Dalam paparannya, Prof. Jamhari menekankan bahwa ketahanan pangan DIY menunjukkan arah yang positif. Berdasarkan data terbaru, provinsi ini bahkan menempati peringkat ke-6 nasional dari sisi food security dan food vulnerability atlas, dengan peningkatan konsisten selama lima tahun terakhir. Indeks ini dihitung berdasarkan tiga aspek utama: ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan.

“Indeks ketersediaan pangan DIY meningkat sebesar 0,31 per tahun, keterjangkauan pangan naik 1,38 poin per tahun, dan pemanfaatan pangan meningkat 0,816 poin. Namun, indeks ketersediaan masih tergolong rendah karena keterbatasan lahan yang kita miliki. Di sinilah peran inovasi dan optimalisasi pekarangan menjadi sangat penting. Pakar pekarangan seperti almarhum Prof. Harjono Danoesastro (Dekan Pertama Faperta UGM) telah lama menunjukkan bahwa ketahanan pangan bisa dibangun dari rumah sendiri,” ujarnya.

Prof. Jamhari juga memetakan sejumlah tantangan ketahanan pangan di DIY, seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, rantai pasok yang panjang, serta keterbatasan teknologi dan akses modal bagi petani kecil. Untuk itu, ia menawarkan solusi strategis berupa perlindungan lahan melalui kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan penataan ruang, penggunaan varietas tahan iklim dan sistem peringatan dini (early warning system), penguatan pemasaran digital dan agroindustri, serta akses permodalan melalui KUR dan kemitraan perbankan.

Beliau juga menekankan bahwa perlindungan terhadap lahan pertanian sangat krusial. “Elastisitas produksi lahan itu nyata. Penurunan 1% luas lahan bisa menurunkan produksi sampai 0,88%. Karena itu, kita harus dorong produktivitas lewat peningkatan indeks pertanaman (IP 400), efisiensi usaha tani, dan penguatan kelembagaan petani,” jelasnya.

Dari sisi teknologi, Prof. Jamhari menyoroti pentingnya pemanfaatan inovasi lokal seperti penggunaan mikroba Bacillus untuk meningkatkan kesuburan tanah, pengembangan varietas unggul seperti Gamagora, serta digitalisasi penyuluhan melalui platform seperti Lentera Desa dan Desa Apps. Seluruh inovasi ini merupakan hasil pengembangan dari Fakultas Pertanian UGM yang dirancang untuk menjawab tantangan spesifik pertanian tropis dan memperkuat kapasitas petani kecil.

Prof. Jamhari menekankan perlunya insentif harga yang adil bagi petani. Saat ini, kenaikan harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani hanya 1,6 rupiah, sementara beras premium di penggilingan mencapai 3,28-rupiah dan beras medium di eceran 2,9 rupiah. Ketimpangan ini menunjukkan pentingnya perbaikan rantai pasok agar petani mendapat keuntungan yang layak.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa DIY terancam kehilangan petani pada tahun 2057 jika tidak ada regenerasi. Maka, gerakan urban farming perlu digalakkan, dan Lumbung Mataraman harus dioptimalkan sebagai basis ketahanan pangan kota berbasis pekarangan. Ia juga menekankan pentingnya revitalisasi konsep Lumbung Mataraman yang telah ada sejak abad ke-17.

 

“Filosofi ‘nandur opo sing dipangan, mangan opo sing ditandur’ itu konsepnya sebenarnya adalah integrated farming yang sudah diterapkan di Jogja sejak tahun tahun 1600-an,” terangnya.

Prof. Jamhari menyarankan agar kelembagaan Lumbung Mataraman ditingkatkan dari pranata sosial (Poktan, Gapoktan, UPPKS, PNPM, dan lain-lain)  dalam bentuk Usaha Pertanian Lainnnya (UTL) menjadi koperasi atau korporasi tani melalui Usaha Pertanian Berbadan Hukum (UPB). Dengan demikian, Lumbung Mataraman mampu meningkatkan daya saing dan berkontribusi pada pengembangan usaha ekonomi, termasuk produksi beras premium dengan branding lokal.

“Kita dorong Lumbung Mataraman bukan hanya sebagai pranata sosial, tapi naik kelas menjadi koperasi atau korporasi tani agar mampu bersaing dan berkontribusi nyata bagi ekonomi lokal,” ujarnya.  “Kami mengusulkan penguatan kelembagaan Lumbung Mataraman. Mengacu pada Permentan, satu korporasi tani idealnya mencakup 5.000 hektar atau setara dengan lima kapanewon. Artinya, perlu ada kesadaran untuk menyatukan lima KUD yang ada agar menjadi entitas yang lebih kuat. Dengan demikian, Lumbung Mataraman tidak hanya fokus pada penyediaan pangan, tetapi juga mendorong pengembangan usaha ekonomi, meningkatkan daya saing, dan menghasilkan produk dengan branding milik petani sendiri,” tambahnya.

Komitmen terhadap Lumbung Mataraman tidak hanya datang dari akademisi dan komunitas petani, tetapi juga didukung penuh oleh pemerintah daerah dan pusat. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya transformasi pengelolaan ketahanan pangan berbasis solusi lokal. Pemda DIY, menurut Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) DIY, Nimade Dwianti Indrayanti, S.T., M.T., siap mendukung penguatan pangan melalui stabilisasi pasokan dan harga, penguatan logistik, serta kolaborasi lintas sektor.

Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., menegaskan bahwa pertanian adalah tulang punggung ekonomi DIY saat ini. Ia menyerukan pentingnya hilirisasi dan konsistensi kebijakan untuk mewujudkan visi besar kedaulatan pangan nasional. “Kemajuan pertanian tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Perlu kebersamaan dan keberlanjutan agar kita bisa mandiri secara ekonomi,” tegasnya.

Keterlibatan Faperta UGM dalam upaya penguatan Lumbung Mataraman mencerminkan kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkelanjutan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui pendekatan berbasis komunitas dan kearifan lokal yang terintegrasi.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

Faperta UGM dan Perhutani Sinergi Tingkatkan Produktivitas Kopi di Candiroto melalui Program Pengabdian Masyarakat

berita Friday, 1 August 2025

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) menjalin sinergi dengan Perhutani KPH Kedu Utara untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman kopi di Candiroto, Temanggung. Kolaborasi ini diwujudkan melalui rapat pra-survei Program Pengabdian Masyarakat (Abdimas) yang digelar pada Sabtu, 5 Juli 2025, di BKPH Candiroto. Kegiatan ini dihadiri oleh tim dosen Faperta UGM, mahasiswa Magister Manajemen Agribisnis, serta staf Perhutani.

Candiroto, yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi kopi terbesar di Kabupaten Temanggung, saat ini menghadapi tantangan serius akibat serangan patogen yang menyerang akar dan batang tanaman kopi. Sistem agroforestri di bawah tegakan pinus menciptakan kondisi mikroklimat dengan tingkat kelembaban tinggi, yang diperparah oleh pola tanam yang rapat (1,5 m × 1,5 m) dan tajuk tanaman yang saling tumpang tindih. Kondisi ini mendukung perkembangan patogen dan mempercepat penyebaran penyakit. Oleh karena itu, diperlukan tindakan mitigasi melalui pemangkasan tajuk dan perbaikan sanitasi lahan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Dalam diskusi terungkap bahwa petani belum memiliki fasilitas rumah kompos yang memadai. Pengolahan kompos saat ini masih dilakukan secara sederhana, seperti menumpuk seresah di lahan terbuka atau menimbun sisa-sisa daun ke dalam rorak, tanpa proses dekomposisi yang optimal. Padahal, penggunaan kompos berkualitas sangat penting untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesehatan tanaman, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik serta pestisida sintetis. Untuk mendukung pengendalian penyakit tanaman kopi secara terpadu, peserta rapat menyarankan pembangunan pos-pos kompos dengan drum atau bioreaktor skala kecil di tiap wilayah. Selain itu, integrasi penggunaan biopestisida seperti larutan hasil fermentasi limbah organik (misalnya MOL dari kulit buah atau rebung bambu), serta agen hayati seperti Trichoderma spp. perlu didorong sebagai strategi preventif dan kuratif terhadap patogen penyebab penyakit tanaman kopi, terutama dalam ekosistem agroforestri yang lembab dan rawan infeksi.

Selain masalah penyakit, para petani juga menghadapi tantangan dalam proses pascapanen. Pengeringan biji kopi yang masih dilakukan secara manual menggunakan sinar matahari sering kali menurunkan kualitas biji, sehingga mempengaruhi harga jual yang saat ini berkisar Rp50.000–78.000 per kilogram.

Sebagai langkah awal, akan dilakukan uji coba pembuatan kompos pada lahan seluas 100 meter persegi dengan sistem aplikasi kompos menggunakan terpal, untuk mengevaluasi efektivitasnya sebelum diterapkan dalam skala yang lebih luas. Dalam proses dekomposisi, akan ditambahkan agen hayati Trichoderma spp. sebagai bioaktivator, yang tidak hanya mempercepat penguraian bahan organik tetapi juga berfungsi sebagai agen pengendali hayati terhadap patogen tanah. Selain diaplikasikan dalam kompos, Trichoderma spp. juga akan ditebar langsung ke lahan tanam sebagai bagian dari strategi pengendalian penyakit terpadu, khususnya untuk menekan infeksi patogen yang menyerang akar dan batang tanaman kopi.

Program pengabdian kepada masyarakat ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2:  Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Ekosistem Daratan, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

Faperta UGM Buka Summer Course 2025: Kupas Tuntas Pertanian Tropis Berkelanjutan Lewat Kopi

berita Friday, 1 August 2025

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) resmi membuka Summer Course on Sustainable Tropical Agriculture 2025 (SC-STA 2025) pada Senin, 21 Juli 2025 secara daring melalui Zoom. Mengangkat tema “The Journey of Coffee from Seed to Cup,” program ini diikuti oleh 52 peserta dari berbagai jenjang pendidikan dan latar belakang profesional, baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk Gambia, Sudan, Filipina, Singapura, Pakistan, India, Ghana, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.

SC-STA 2025 merupakan langkah nyata Faperta UGM dalam mendukung internasionalisasi pendidikan dan membangun kolaborasi lintas negara. Program ini dirancang untuk memperluas wawasan peserta tentang pertanian tropis berkelanjutan melalui pembelajaran teoritis dan praktik langsung di lapangan, sekaligus memperkuat jejaring akademik internasional.

Dekan Faperta UGM, Ir. Jaka Widada, S.P., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menegaskan bahwa Summer Course tahun ini secara khusus berfokus pada praktik sustainable tropical agriculture dengan menelusuri komoditas kopi sebagai studi kasus.

“Kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai ruang akademik, tetapi juga sebagai pengalaman berharga yang mendorong pemahaman praktis tentang pertanian tropis berkelanjutan,” ungkapnya.

Jaka juga mendorong seluruh peserta untuk aktif terlibat selama program berlangsung. “Saya mengajak para mahasiswa untuk tidak ragu bertanya, berdiskusi, dan membangun koneksi. Inilah saatnya memperluas pengetahuan dan menjadikannya pengalaman yang bermakna. I wish you all a very successful and enjoyable Summer Course,” tutupnya.

Program berlangsung selama dua minggu dengan dua skema: sesi daring pada 21–25 Juli 2025 mencakup topik seperti sustainable tropical agriculture, adaptive farming systems, integrated smallholder plantations, agricultural innovation, dan socio-economic perspectives. Sesi luring akan dilaksanakan pada 4–8 Agustus 2025 melalui kunjungan ke berbagai sentra kopi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari berbagai institusi nasional dan internasional, antara lain:

  • Pattrawut Pusingha (University of York, Inggris)
  • Manuel Boissiere (CIRAD, Prancis)
  • Prof. Cheng-I Hsieh (National Taiwan University, Taiwan)
  • Sudaryanto, M.Si. (National Project Manager, Indonesia)
  • Ir. Irfan Dwidya Prijambada (Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
  • Elida Novita (National chairman & Chief of Java Ijen Coffee Section-Universitas Jember)
  • Prof. Tofael Ahamed (University of Tsukuba)
  • Ir. Retno Hulupi (Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute)
  • Sastia Prama Putri (Osaka University, Jepang)
  • Dyah Woro Untari, S.P., M.P. (Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
  • Maria Victoria Espaldon (University of the Philippines Los Baños, Filipina)

Melalui pendekatan interdisipliner, peserta diajak memahami berbagai tantangan dan solusi dalam produksi kopi serta prinsip keberlanjutan yang relevan untuk pertanian tropis. Kegiatan SC-STA 2025 juga berkontribusi langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan , SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 5: Kesetaraan Gender. SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim,  SDG 15: Menjaga Ekosistem Darat, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

 

 

 

Panen Raya Kopi Robusta di Gunung Gambar, Wujud Nyata Kolaborasi Faperta UGM dan Masyarakat

berita Friday, 25 July 2025

Sabtu, 5 Juli 2025 menjadi momentum penting bagi Kawasan Gunung Gambar, salah satu lokasi dampingan Fakultas Pertanian UGM (Faperta UGM). Di hari tersebut, dilaksanakan panen raya kopi robusta yang dihadiri oleh para petani setempat, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Ngawen, mahasiswa KKN-PPM UGM, civitas akademika Fakultas Pertanian UGM, pemerintah desa, hingga Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih. Pada panen kali ini, menghasilkan sebanyak 30 kilogram kopi robusta.

Dalam sambutannya, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menegaskan pentingnya diversifikasi potensi wisata di wilayahnya, salah satunya melalui pengembangan wisata kopi di Gunung Gambar.

“Gunung Gambar perlu memiliki diferensiasi, tidak hanya sebagai destinasi wisata religi, tetapi juga dengan citra baru sebagai kawasan wisata kopi. Wilayah ini memiliki potensi besar sebagai wisata kopi, di mana kopi dapat diolah menjadi produk instan yang praktis dan tahan lama, serta membuka kafe yang menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Mari kita kembangkan bersama, dari zero to hero, dari nothing to something, dengan kolaborasi masyarakat, universitas, dan pemerintah,” terang Bupati Gunung Kidul.

Beliau juga menekankan pentingnya menggali inovasi dan mendorong aplikasi nyata dari pihak kampus, khususnya Fakultas Pertanian UGM, agar pengembangan kawasan ini dapat terus berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Kolaborasi pengembangan kawasan Gunung Gambar melalui pendekatan riset, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat bukanlah hal yang baru bagi Faperta UGM. Sejak tahun 2018, Departemen Budidaya Pertanian Faperta UGM telah menginisiasi program penghijauan konservatif di kawasan ini. Inisiatif tersebut kemudian dilanjutkan pada tahun 2021 dengan penanaman ribuan bibit kopi robusta di lahan seluas tiga hektare. Dengan kondisi agroklimat yang mendukung, kopi yang ditanam di Gunung Gambar dapat dipanen sepanjang tahun, menghasilkan rata-rata satu ton per tahun, dan telah dipasarkan di berbagai kafe di wilayah Gunungkidul.

Salah satu dosen Fakultas Pertanian UGM, Ir. Supriyanta, M.P., menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan kawasan Gunung Gambar.

“Kami mendukung penuh upaya pengembangan potensi kawasan Gunung Gambar. Kami juga terus berupaya menghadirkan relasi dan komunitas untuk datang ke sini sebagai bagian dari pengembangan wisata. Intinya, kami fully supported Gunung Gambar dan para petani kopi di sini,” tegas Supriyanta.

Pemilihan Gunung Gambar sebagai lokasi program tak lepas dari potensi ekologis serta nilai budaya dan sejarah yang dimilikinya. Kawasan ini menjadi contoh nyata sinergi antara masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah dalam mewujudkan prinsip tridharma, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Melalui KKN-PPM, mahasiswa Faperta UGM terlibat aktif dalam merancang dan mengimplementasikan pengembangan ekosistem kopi berbasis gotong royong dan kearifan lokal—mulai dari tahap perencanaan, budidaya, pengelolaan, hingga hilirisasi produk.

Kegiatan ini menunjukkan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam memastikan keberlanjutan program pengabdian masyarakat. Inisiatif ini selaras dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya, SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 15: Menjaga Ekosistem Daratan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

123…33

BERITA FAKULTAS

  • Kenalkan Wanagama Eco Edu Park: Hari Kedua Summer Course (SC-STA) 2025
    06/08/2025
  • PPSMB Pionir Organik 2025: Ryan D’Masiv Bawa Semangat “Jangan Menyerah” kepada Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian UGM
    06/08/2025
  • Pionir Organik 2025 Resmi Dibuka, Faperta UGM Tanamkan Semangat Inovasi dan Kepemimpinan bagi Amarta Muda
    06/08/2025
  • Jangan Menyerah menjadi spirit  PPSMB  Pionir Organik Fakultas Pertanian UGM
    05/08/2025
  • Kolaborasi Mahasiswa KKN-PPM UGM dan Siswa SD dalam Pengenalan dan Tracking Mangrove di SPTN 1 Kemujan, BTN Karimunjawa
    04/08/2025
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jl. Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281
faperta@ugm.ac.id
Telp./Fax.: +62 (274) 563062

TENTANG FAKULTAS

Visi & Misi

Sasaran & Tujuan

Struktur Organisasi

 

INFORMASI PUBLIK

Permohonan Informasi Publik

Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala

JURNAL ONLINE

Jurnal Ilmu Pertanian

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Jurnal Ilmu Perikanan

Vegetalika

Jurnal Agro Ekonomi

PENELITIAN & PUBLIKASI

Penelitian

Publikasi

Buku Karya Dosen

 

FASILITAS PENDUKUNG

Perpustakaan Fakultas

Laboratorium

Ebooks

Health Promoting Unit (HPU) Faperta

KERJASAMA

Kerjasama Fakultas

Kunjungan Sekolah

 

PENDAFTARAN

Sarjana

Pascasarjana

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY