Mahasiswa program Fast Track S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UGM dan S2 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Sekolah Pascasarjana UGM, Hanita Athasari Zain, terlibat secara aktif dalam sebuah tri-nation project yang didanai oleh Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR). Tri-nation project tersebut bertujuan untuk memahami penyakit Huanglongbing (HLB) pada jeruk yang ada di Indonesia dan meningkatkan kesiapan Australia dalam menghadapi penyakit tersebut melalui berbagai teknik manajemen budidaya jeruk, salah satunya adalah sistem tumpangsari. Fakultas Pertanian UGM pun menjadi salah satu kolaborator dalam project ini dengan diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc.
Mahasiswa yang kerap disapa Tari itu, mendapatkan kesempatan untuk pergi secara langsung ke Australia dan mempelajari industri jeruk yang ada di sana, khususnya di New South Wales, dengan didampingi oleh Steven Falivene, B.Agr.Sc. (citrus development officer of NSW Department of Primary Industries). Adapun segala kebutuhan perjalanan, seperti tiket pesawat, penginapan, hingga living allowance pun dibiayai secara penuh oleh ACIAR. Menurut Tari, ini menjadi suatu hadiah yang sangat berkesan setelah dinyatakan lulus dari program S2 pada 31 Juli 2024 lalu, di mana ia juga menghasilkan tesis berdasarkan project ini dengan judul “Comparative Study on Farmers’ Capacity Level in Overcoming Huanglongbing Disease on Siamese Citrus Crops in Jember Regency”.
Ia pergi bersama Muh Amat Nasir, S.P., M.Sc., dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, dan menghabiskan waktu selama lima hari (4-8 Agustus 2024) untuk melakukan analisis usaha tani jeruk dengan sistem tumpangsari yang diterapkan oleh petani jeruk di Malang, Jawa Timur. Analisis usaha tani jeruk tersebut menjadi tahap pertama dari keseluruhan proyek yang akan dilanjutkan hingga tahun berikutnya. Tari menjelaskan, ia dan Nasir bertugas untuk membuat format analisis usaha tani yang kemudian akan dipakai oleh peneliti berikutnya dengan data dari beberapa lokasi di Indonesia.
“Hal yang saya dan Pak Nasir lakukan sekarang ini bisa dibilang sebagai first phase, di mana hasil analisis usaha tani jeruk dengan data dari Malang ini akan menjadi acuan format untuk second phase. Format ini diperlukan karena di second phase, mahasiswa yang melanjutkan, akan diminta untuk mengumpulkan data usaha tani jeruk dari kurang lebih 5 provinsi di Indonesia. Jadi, ini untuk memudahkan hal tersebut,” jelas Tari.
Bagi Tari, kesempatan ini adalah kesempatan berharga untuk belajar lebih jauh, baik berkaitan dengan penelitian, maupun untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
“Selama di NSW DPI, saya belajar lebih banyak tentang industri jeruk di Australia, dari sejarahnya sampai teknologi atau inovasi yang ada. Steven sendiri adalah seorang peneliti dan juga penyuluh, sehingga saya merasa mendapatkan banyak sekali ilmu melalui interaksi yang intensif dengan Steven, bahkan dengan rekan kerjanya yang lain. Pengalaman ini tidak akan bisa saya lupakan,” ujar Tari.
Keterlibatan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM dalam tri-nation project ini menunjukkan upaya untuk mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Desi Utami
Foto: dokumentasi Hanita