Fakultas Pertanian UGM yang bekerja sama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan New South Wales Department of Primary Industries (NSW DPI) menggelar kegiatan workshop training of trainers pada Rabu-Kamis, 21-22 Februari 2024 di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM. Kegiatan dihadiri oleh petani jeruk, penyuluh, dan pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dari delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Bangli, Kabupaten Sambas, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Malang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Purworejo.
Muh Amat Nasir, S.P., M.Sc., selaku ketua panitia kegiatan, menyampaikan bahwa kegiatan workshop ToT bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pelaku agribisnis jeruk dalam pengelolaan penyakit Huanglongbing (HLB) secara efektif.
“Workshop yang dikemas dalam bentuk training of trainers atau ToT diharapkan mampu mempersiapkan para peserta selaku pelaku agribisnis, yaitu petani, PPL, POPT, dan dinas terakit, untuk menyalurkan pemahaman dan mempraktikkan keterampilan yang telah diperoleh kepada rekan-rekannya di daerah masing-masing,” jelas Nasir.
Dalam workshop tersebut, para peserta menerima berbagai materi mengenai pengelolaan penyakit HLB pada tanaman jeruk dari para narasumber dengan beberapa latar belakang, antara lain akademisi, peneliti, dan pembuat kebijakan, seperti Direktur Direktorat Perlindungan Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si., serta Penyuluh Pusat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMP), Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, MM. Tidak hanya berupa teori, para peserta juga mendapatkan materi dalam bentuk praktik di kebun PIAT.
Kerja sama Fakultas Pertanian UGM bersama ACIAR dan NSW DPI telah berlangsung selama dua tahun dan akan terus berlanjut sampai tahun 2025 dengan Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc., Guru Besar Bidang Penyakit Tumbuhan UGM, sebagai koordinator kegiatan. Adapun kerja sama ini mengangkat isu penyakit HLB pada tanaman jeruk yang membutuhkan manajemen dan pengelolaan secara berkelanjutan. Menurut Wakil Dekan Bidang Aset, Keuangan, dan SDM Fakultas Pertanian UGM, Dr. R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P., kerja sama ini patut diapresiasi atas upayanya untuk mengatasi wabah HLB, serta menjadi wujud pengabdian dan penelitian yang akan dilihat oleh universitas.
“Kami dari fakultas berterima kasih dan mengapresiasi kerja sama yang menjadi wadah diskusi pertukaran inovasi dan informasi dari Fakultas Pertanian UGM dan Australia untuk secara bersama-sama mengatasi wabah HLB,” ujar wakil dekan yang kerap disapa Sita.
Melalui kerja sama ini, Fakultas Pertanian UGM menunjukkan komitmennya dalam pencapaian SDGs, khususnya tujuan nomor 15 “Ekosistem Daratan” dan 17 “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi Panitia