Daun Kelor memiliki banyak manfaat yang terkandung di dalamnya sehingga membuat pemanfaatan daun kelor semakin populer. Permintaan daun kelor yang tinggi memerlukan proses pascapanen yang optimal sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas terbaik. Pelorotan daun kelor yang masih menggunakan teknik lorot menjadi salah satu masalah dalam proses pascapanen karena dapat mengurangi efisiensi waktu dan kualitas daun juga dapat menambah biaya dan tenaga yang dibutuhkan.
Berangkat dari permasalahan di atas, Tim Keloria menciptakan sebuah alat bernama Automatic Moringa Leaf Thresher (AMLT) sebagai teknologi inovasi yang dapat berguna untuk mempercepat proses perontokan daun kelor yang hingga saat ini masih dilakukan secara manual. Tim ini beranggotakan Farasyifa Aulia Putri, Radhitya Hari Wardhana, Gilang Syahrizal Mahmadi yang berasal dari Program Studi Proteksi Tanaman, Muchamad Azmil Adhim yang berasal dari Program Studi Teknik Pertanian, dan Arief Dwi Dharmawan yang berasal dari Program Studi Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada. Tim yang dibimbing oleh Dr. Radi, STP., M. Eng. berhasil mendapatkan pendanaan penuh dari Kemdikbud Ristek tahun 2021.
Automatic Moringa Leaf Thresher yang diusung oleh Tim Keloria juga telah dinyatakan lolos Pekan Ilmiah Nasional ke-34 yang diselenggarakan di Universitas Sumatera Utara pada tanggal 22-29 Oktober 2021. “AMLT memiliki keunggulan 3E, yaitu efisien waktu, efisien biaya, dan efisien tenaga kerja. Dengan begitu mampu mendukung pengembangan industri kelor.” Tutur Farasyifa.
“Hingga saat ini, kami masih melakukan evaluasi dan perbaikan Automatic Moringa Leaf Thresher agar produk yang kami buat dapat diadopsi dalam industri kelor. Kami juga telah menjalin komunikasi dengan salah satu industri besar yaitu CV. Dapur Kelor sebagai upaya pengembangan produk kami untuk dapat dipromosikan dan dikomersialkan.” Ungkap Radhitya.