Yogyakarta, Faperta UGM (22/7)- Summer Course kembali digelar Faperta UGM dengan mengusung tema Smart-Eco Bioproduction Agriculture (SC-SOBA). Acara yang digelar secara daring dengan delapan kali pertemuan yang berisi berbagai materi dan diskusi mengenai pertanian 4.0. Sebanyak 50 lebih peserta turut hadir secara daring, antara lain Malaysia, Filipina, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Nepal, Australia, Belgia, China, Taiwan, USA, dan beberapa negara tetangga lainnya. Pandemi Covid-19 yang belum usai, tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk berdiskusi mengenai isu hangat di bidang pertanian. Hingga saat ini, penerapan teknologi pertanian 4.0 yang masih banyak isu-isu di dalamnya. Selain itu, isu dalam negeri seperti lahan gambut dan teknologi terapan juga dapat dibahasa dalam beberapa perspektif.
Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari menyampaikan bagaimana penyerapan teknologi pertanian 4.0. akan membawa para peserta dengan berbagai pemikirannya. Beliau juga berterima kasih kepada para pembicara tamu yang menyempatkan memberi materi dalam SC-SOBA 2021. Dalam kesempatan yang sama, Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng. menyambut hangat para peserta yang bersemangat dalam memajukan pertanian baik bagi negaranya masing-masing maupun untuk perkembangan teknologi pertanian di dunia. Beliau juga berharap, para peserta dapat berkunjung ke UGM jika pandemi telah usai.
Pertemuan pertama dibuka oleh Prof. Didik Indradewa mengenai Ethno-agronomy dan Dr. Lorenz Probst dari BOKU, Austria yang memberikan materi mengenai “Role of Farmer’s Values and Beliefs in Agricultural Change”. Summer Course yang dihelat hingga hingga Agustus mendatang, akan ditutup dengan presentasi akhir oleh masing-masing peserta. Mir