Micro-credentials (MC) are gaining popularity and competing more with traditional higher education programs, following swift changes in the global job market. To ensure the quality micro-credentials, Institutions should strive to grow and develop their programs to provide more online learning access for the wider community. To achieve this aim, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., Vice Dean for Academic and Student Affairs, Faculty of Agriculture UGM along with UGM Vice Rector for Education and Learning UGM, Dean of Faculty of Animal Sciences, Head of Sub-Directorate Academic Studies, and Manager of UGM online attended a Workshop on Building a Common Understanding and Set of Policies for Micro-credentials in Los Banos, Philippine. The workshop was hosted by The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) on 6-7 May 2024.
UGM as a core member of SEARCA and University Consortium (UC) took a part as the leader in the Postgraduate Micro-credentials in Food Security and Climate Change (PMC FSCC) together with Kasetsart University, Thailand. The workshop was attended by the delegations from UGM, Institut Pertanian Bogor and Universitas Brawijaya (Indonesia), University of the Philippines Los Banos, Central Luzon State University, and Visayas State University (Philippine), Universiti Malaysia Sabah (Malaysia), Maejo University and Kasetsart University (Thailand). This project aimed to discuss and reach an agreement on how to harmonize the existing university policies in the development and delivery of micro-credentials and was funded by the European Commission ERASMUS+ Capacity Building in Higher Education (CBHE) program.
Dr. Glenn B. Gregorio, SEARCA Center Director and Head of the UC Secretariat, welcomed all the participations and highlighted the important role of policies to guarantee quality higher education.
Faculty of Agriculture UGM was actively participating in the workshop as our programs is closely related to the field of Food Security and Climate Change (FSCC), in addition, we are also the members of UC. Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si, Vice Dean for Academic and Student Affairs of Faculty of Agriculture highlighted that the policies in MC among the UC members is linked to our policies including its implementation in our graduate programs. Dyah added that preparation of Micro-credentials for postgraduates will open up the opportunities for our postgraduate students to take international courses and competencies. “The offered module is compatible with our master’s Study Program which can be implemented in the master’s Program curriculum” said Dyah.
In addition, Prof. Dr. Wening Udasmoro, SS, M.Hum., DEA, UGM Vice Rector for Education and Learning, stated that UGM’s involvement in the PMC FSCC module development is part of implementation of our commitment to provide opportunity for community to access the development of science and technology through learning platforms on ugmonline.id channel.
UGM as the leader of PMC FSCC module development also delivered a presentation on the survey findings conducted among the project participants during the workshop. The purpose of the survey was to understand about the rules and regulations pertaining to MC in each university. Through this discussion session, a draft report on harmonizing university policies to develop micro-credentials was created.
The development of the PMC FSCC module will be legitimate contributions from UGM in the implementation of sustainable development goals, especially in SDG 1: No Poverty, SDG 2: Zero Hunger, SDG 7: Affordable and Clean Energy, SDG 8: Decent Work and Economic Growth, SDG 9: Industry Innovation and Infrastructure, SDG 11: Sustainable Cities and Communities, and SDG 17: Partnerships for the Goals.
Author : Desi Utami
Fakultas Pertanian UGM melakukan pembahasan inisiasi peluang kerja sama bersama Deputi Kebijakan Pengendalian Gizi (KPG) Badan Pangan Nasional pada Rabu, 8 Mei 2024 di lingkungan kampus. Inisiasi kerja sama tersebut berfokus terhadap upaya pengendalian kerawanan pangan. Dalam kegiatan tersebut, Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional, Dr. Sri Nuryanti, STP., M.P., hadir secara langsung untuk berdiskusi dengan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Pertanian UGM, Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D.
“Inisiasi kerja sama antara Fakultas Pertanian UGM dan Badan Pangan Nasional menjadi sangat potensial dan upaya strategis dalam penanganan isu kerawanan pangan dan stunting di berbagai daerah. Masing-masing pihak bisa mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, kemudian disinergikan untuk memperoleh hasil yang lebih efektif,” jelas Prof. Subejo.
Tak hanya itu, Prof. Subejo juga menambahkan bahwa kerja sama ini tidak hanya menjadi wadah untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara kedua entitas, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam menggagas solusi-solusi inovatif untuk menghadapi permasalahan kompleks terkait kerawanan pangan.
Melalui upaya bersama ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat antara sektor publik dan perguruan tinggi dalam mendukung implementasi kebijakan, serta program-program aksi untuk mengurangi kerawanan pangan di masyarakat. Dengan menggali potensi dan sumber daya yang ada dari masing-masing pihak, nantinya akan tercipta langkah-langkah yang holistik dan berkelanjutan dalam menjaga keamanan pangan bagi semua lapisan masyarakat Indonesia. Kesuksesan kolaborasi ini bukan hanya akan tercermin dalam angka dan statistik, melainkan juga dalam kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
Inisiasi kerja sama tersebut juga menjadi upaya nyata dari Fakultas Pertanian UGM dalam mendorong tercapainya tujuan SDGs, utamanya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Gilang Wira Kusuma
Editor: Hanita Athasari Zain
Mahasiswa Berprestasi Fakultas Pertanian UGM tahun 2024, Dicky Eka Setyawan, mengusung gagasan kreatif berjudul “Potensi Pemanfaatan Bakteri Antagonis Bacillus spp. Untuk Pestisida Ramah Lingkungan dalam Mendukung SDGs”. Mahasiswa yang berasal dari Program Studi Proteksi Tanaman angkatan 2020 tersebut mengatakan bahwa bakteri antagonis Bacillus memiliki sifat tidak toksik dan kuat terhadap stres lingkungan.
“Untuk mendukung SDGs, saya memilih Bacillus karena ramah lingkungan dan tidak toksik. Secara bioekologi pun bakteri ini kuat terhadap stres lingkungan sehingga sesuai dengan beberapa tujuan SDGs, yaitu nomor 13 tentang penanganan perubahan iklim, nomor 3 tentang Kesehatan, nomor 14 tentang ekosistem laut, dan nomor 15 tentang ekosistem darat,” jelas Dicky, yang saat ini juga menjadi mahasiswa program Fast-Track.
Dicky mengakui, dirinya termotivasi mengikuti ajang mahasiswa berprestasi di tingkat fakultas karena melihat kesempatan besar untuk menguji kemampuan diri dan memperluas relasi. Tak hanya itu, ia juga terdorong untuk terus belajar dan berkembang dengan bertemu mahasiswa perwakilan fakultas lainnya yang tidak kalah hebat.
Mendukung prestasinya, Dicky memiliki pengalaman pengabdian di bawah naungan Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM pada tahun 2021. Selama kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di Padukuhan Duwet, Kulon Progo, Dicky mengedukasi anak-anak tentang isu sampah, seperti pengenalan jenis sampah dan manfaat daur ulang sampah.
“Dulu saya mengajari anak-anak Padukuhan Duwet tentang bagaimana memanfaatkan sampah untuk daur ulang. Ada praktik bersama juga, seperti membuat kreasi dari daun kering dan botol plastik,” jelas Dicky.
Setelah berhasil menjadi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Pertanian UGM, Dicky berharap kedepannya bisa berkontribusi di berbagai kegiatan atau ajang kompetisi lainnya. Ia pun juga bertekad untuk menggandeng mahasiswa lainnya dalam membawa nama baik Fakultas Pertanian UGM dimanapun dan kapanpun.
Kegiatan ini juga menjadi pendukung terwujudnya tujuan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim dan SDG 15: Ekosistem Daratan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi Dicky
Keluarga Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (KMSEP) bekerja sama dengan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan seminar bedah dan diseminasi buku berjudul “Mitos vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global” edisi keempat pada Sabtu, 4 Mei 2024 di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian UGM. Kegiatan tersebut dihadiri tidak hanya oleh mahasiswa Fakultas Pertanian UGM, tetapi juga mahasiswa fakultas lainnya, peneliti, bahkan masyarakat umum yang tertarik dengan isu kelapa sawit.
Dalam buku edisi keempat tersebut, PASPI memasukkan isu-isu sawit yang relevan dengan kondisi saat ini, salah satunya adalah kebijakan perdagangan sawit di negara importir. Direktur Eksekutif PASPI, Dr. Ir. Tungkot Sipayung, menyampaikan bahwa minyak sawit adalah minyak nabati paling unggul dibandingkan minyak nabati lain. Minyak sawit memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan bersifat versatile karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk beragam produk.
“Minyak sawit hanya membutuhkan lahan yang relatif sedikit, tetapi mampu menghasilkan minyak dengan volume yang lebih besar sehingga harganya pun lebih kompetitif,” jelas Tungkot.
Sebagai ketua tim penyusun buku, Tungkot menegaskan, minyak sawit memiliki kontribusi terhadap perekonomian desa, daerah, nasional, hingga global. Terdapat studi terbaru yang menunjukkan minyak sawit lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi dan biodiversity loss yang lebih rendah.
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., yang turut hadir berharap adanya buku ini dapat menggugah minat generasi muda untuk lebih mengenal dan peduli pada industri sawit.
“Kegiatan seminar diseminasi buku ini sangat bermanfaat bagi para peserta untuk mengenal seluk beluk industri sawit, sehingga harapannya dapat diadakan kembali karena industri sawit pun sangat menjanjikan bagi generasi muda,” tegas Dekan.
Kegiatan ini juga menjadi pendukung terwujudnya tujuan SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi KMSEP UGM
International Seminar Asia Agribusiness Entrepreneurial Marketing by AMF (Asia Marketing Federation) and ACSB (Asia Committee for Small Business) has held in Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Faculty of Agriculture UGM on Friday, 3 May 2024. This event attended by a number of students and participants of the Bella Awards 2024.
Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D. as a Vice Dean for Research, Community Service and Cooperation Faculty of Agriculture UGM opened the event and warmly welcomed the attendees.
“Hopefully this event will add our insights related to agribusiness and sustainable development, especially in the agricultural sector,” said Prof. Subejo.
On this occasion, Prof. Dr. Syed Ferhat Anwar as President of AMF, explained about global food security and sustainable development related in agriculture. He argued that at least there are three components of future business, including environmental, social, and governance. According to him, Sustainable Agri Brand Building is the way that can be done.
“Sustainable Agri Brand is when we focusing on integration of environmental, social, and governance principles within the entire value chain of brand management through a unique differentiator,” told him.
Giving another warm welcome, Prof. Dr. Mosaddak Ahmed Chowdhury as the President of ACSB appreciated this event for opening up insights into agribusiness through panel discussions by experts. He was grateful for the time and space provided by the Faculty of Agriculture UGM.
This event is also a concrete manifestation of the Faculty of Agriculture UGM’s commitment to achieve SDG 4: Quality Education, SDG 8: Decent Work and Economic Growth, and SDG 17: Partnerships for the Goals.
Author: Wilhelmina Alexandra Valmay Putri Aberth
Editor: Hanita Athasari Zain
Perkenalkan Peluang Kerja di Sektor Pertanian, Fakultas Pertanian UGM Terima Kunjungan SMA Tangerang
Agenda penerimaan kunjungan dari berbagai sekolah menengah atas (SMA) terus berlanjut dilakukan oleh Fakultas Pertanian UGM. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan citranya sebagai salah satu fakultas dengan yang menghasilkan lulusan dengan peluang kerja yang beragam, seperti yang disampaikan dalam penerimaan kunjungan oleh SMA Negeri 10 Tangerang pada Kamis, 2 Mei 2024 oleh salah satu dosen, Susanti Mugi Lestari, S.P., M.Si., Ph.D.
“Belajar di pertanian itu tidak hanya untuk menjadi petani. Banyak sekali peluang kerja bagi para mahasiswa Fakultas Pertanian UGM, seperti peluang di BUMN, perusahaan swasta, bahkan stasiun TV,” jelas Susanti.
Salah satu guru perwakilan SMAN 10 Tangerang, Ismindari, S.Sos, M.Si., menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan hentakan pertama untuk mengenal UGM lebih dalam sehingga para siswa nantinya juga bisa melanjutkan studi di UGM. Berkaitan dengan hal tersebut, Susanti menjelaskan bahwa terdapat banyak jalur masuk ke UGM, salah satunya adalah memanfaatkan sertifikat atau piagam penghargaan prestasi tingkat nasional maupun internasional.
Seorang siswa pun menyampaikan rasa keingintahuannya terkait jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi). Susanti menegaskan, para siswa tidak perlu ragu untuk mencoba jalur SNBP dan menjadi pionir di tingkat sekolahnya.
Kegiatan ini juga menjadi pendukung terwujudnya tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM
Fakultas Pertanian UGM meresmikan program vokasional yang dikemas dalam bentuk studi Doctor of Business Administration (DBA) bersama Markplus Corp (MCorp), perusahaan pionir bidang marketing di Indonesia. Program DBA dengan peminatan Agribusiness Entrepreneurial Marketing (AEM) tersebut menjadi program DBA pertama di Indonesia dan telah diresmikan pada perayaan ulang tahun ke-34 MCorp pada Rabu, 1 Mei 2024 bertempat di Gedung AGLC, Fakultas Pertanian UGM.
Perayaan ulang tahun ke-34 MCorp mengusung tema ”Unstoppable”. Menurut Hermawan Kertajaya, founder dan chairman MCorp, peresmian program DBA di Fakultas Pertanian UGM menjadi wujud nyata tema tersebut.
“DBA pertama di Indonesia ini kita rencanakan sebagai bentuk mendorong Indonesia untuk lebih maju dengan orang-orang yang profesional di dalamnya. Hal ini menjadi wujud bagaimana Indonesia adalah negara yang tak terhentikan (Unstoppable) sesuai tema tahun ini,” ujar Hermawan.
Selain itu, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. menegaskan, program DBA AEM akan berperan untuk melahirkan SDM profesional di bidang agribisnis dengan mempelajari pengelolaan risiko dan pasar.
“Indonesia dihadapkan dengan tantangan menaikkan produksi pangan hingga 70% agar di tahun 2050 mendatang tidak terjadi kelaparan. Pertanian di Indonesia sendiri merupakan sektor bisnis yang menjanjikan, tetapi risikonya pun besar, sehingga adanya program DBA AEM ini adalah upaya untuk menjawab tantangan tersebut,” jelas Dekan.
Peresmian program DBA AEM juga menandai resminya Fakultas Pertanian UGM sebagai kantor cabang MCorp di Yogyakarta yang diluncurkan oleh Hermawan Kertajaya dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D. Arief menyampaikan, kerja sama Fakultas Pertanian UGM bersama MCorp diharapkan mampu melahirkan SDM di bidang agribisnis yang mampu menjawab tantangan di era mendatang dengan kreativitas dan daya pikir inovatif.
Tak berhenti dengan MCorp saja, Fakultas Pertanian UGM memperluas jaringan dengan Asia Marketing Federation (AMF) dan Asia Committee for Small Business (ACSB) untuk memperkuat jalannya program DBA AEM. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Dekan Fakultas Pertanian UGM, Chief Operating Officer & Executive Editor Bangladesh Brand Forum sebagai perwakilan President of AMF, dan President of ACSB.
Berbagai bentuk kerja sama ini membuktikan upaya kuat dari Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai tujuan SDGs, seperti tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM