Fakultas Pertanian UGM meluluskan 61 wisudawan program pascasarjana yang terdiri atas 58 wisudawan program magister dan 3 wisudawan program doktor pada wisuda program pascasarjana periode I T.A. 2023/2024, Rabu, 25 Oktober 2023. Dengan dinyatakan lulus dari Fakultas Pertanian UGM, maka para wisudawan telah resmi bergabung dalam KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada), yang harapannya bisa meningkatkan relasi sesama alumni dari segala penjuru Indonesia.
Harapan tersebut disampaikan secara langsung oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Pertanian UGM, Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D. Subejo menambahkan, para wisudawan akan berkompetisi di dunia kerja profesional.
“Setelah ini, para wisudawan akan berkompetisi untuk mendapatkan posisi di dunia kerja profesional. Untuk itu, kami ucapkan selamat berjuang untuk memperoleh pengalaman profesional,” tambah Subejo dalam sambutannya.
Wisudawan program pascasarjana di periode I kali ini memiliki prestasi rerata IPK program doktor yaitu 3,83. Wisudawan terbaik tingkat fakultas diraih oleh Baiq Diniaty Islami, S.P., M.Sc., yang berasal dari program studi Magister Fitopatologi dengan IPK sempurna (4,00) dalam masa studi selama 1 tahun 11 bulan 9 hari.
Dalam sambutannya, Baiq mengungkapkan rasa syukurnya atas segala hal baik yang ada di Fakultas Pertanian UGM, mulai dari jajaran staf akademik yang ramah, fasilitas yang memadai, teman yang saling mendukung, dan bantuan dosen yang bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik.
“Sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian UGM, saya bersyukur karena seluruh civitas akademika memberikan dukungan penuh, dari keramahannya, fasilitasnya, teman-teman, dan tentu para dosen yang senantiasa selalu mendidik,” ujar Baiq.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM
Untuk mendukung kesejahteraan petani melalui pertanian organik, tim peneliti Fakultas Pertanian UGM melakukan penelitian berjudul “Model Tata Kelola Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketersediaan Pangan Sehat dan Kesejahteraan Petani Melalui Pengembangan Usahatani Organik Berbasis Kawasan”.
Anggota tim peneliti, Arif Wahyu Widada, S.P., M.Sc., mengatakan bahwa hilirisasi dari penelitian ini adalah terciptanya naskah kajian akademik sebagai dasar penyusunan rancangan peraturan bupati. “Penelitian ini pada akhirnya membutuhkan produk hukum atau legalitas hukum untuk dapat mendukung penerapan pertanian organik berbasis kawasan,” jelasnya saat dimintai keterangan lebih lanjut di kampus Fakultas Pertanian UGM (28/10).
Secara singkat, isi Peraturan Bupati Sleman tentang Pengembangan Pertanian Organik Berbasis Kawasan meliputi kebijakan praktik budidaya organik, peran dan kewajiban dari seluruh tingkatan stakeholders terkait, penjaminan organik, serta menetapkan semua wilayah di Kabupaten Sleman untuk menerapkan pertanian organik.
Arif menambahkan, produk hukum ini juga menjadi bentuk nyata apresiasi terhadap petani untuk mendukung peningkatan produk pertanian yang berdaya saing lebih tinggi, sehingga kesejahteraan petani pun meningkat, khususnya petani pangan. Puncak dari seluruh proses penelitian ini diharap dapat berjalan sebagaimana mestinya secara kontinyu.
Penelitian yang telah diinisiasi sejak tahun 2013 ini memiliki tim yang terdiri dari dosen-dosen ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti antropologi budaya, ekonomi, dan sosial ekonomi pertanian. Beberapa dosen ahli Fakultas Pertanian UGM yang turut terlibat, antara lain Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc., Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., Azizatun Nurhayati, S.P., M.Sc., dan Arif Wahyu Widada, S.P., M.Sc., untuk mengkaji aspek kelembagaan petani, koperasi petani, dan lainnya yang berkaitan dengan sosial ekonomi pertanian.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Health Promoting University (HPU) Fakultas Pertanian UGM memfasilitasi kegiatan asesmen psikologi yang ditujukan bagi seluruh dosen Fakultas Pertanian UGM. Kegiatan asesmen psikologi telah dilaksanakan pada 11-13 Oktober 2023 lalu, dengan menggandeng mitra RSK Puri Nirmala dan diikuti sebanyak 125 dosen.
Sebagai upaya untuk menjaga kesehatan mental tiap pribadi dosen sebagai sumber daya manusia yang berperan penting di lingkungan kampus, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM Fakultas Pertanian UGM, Dr. R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P., berharap adanya asesmen psikologi dapat membantu para dosen untuk lebih mengetahui potensi, kelebihan, dan kekurangannya, sehingga bisa lebih mengatur diri. Nantinya, ini akan berkaitan dengan hubungan dosen dan mahasiswa, terutama dalam hal pembimbingan dan konsultasi.
Ratih Ratnasari, S.Psi., M.Psi., psikolog dari RSK Puri Nirmala menambahkan, asesmen psikologi perlu dilakukan untuk mengenali kondisi psikis masing-masing. “Asesmen psikologi kemarin menjadi salah satu upaya untuk mengenali diri sendiri, seperti mengenali kondisi psikis masing-masing. Selain itu, asesmen ini juga merupakan upaya untuk mengenali dan meningkatkan potensi diri,” tambah Ratih.
Ketua HPU Fakultas Pertanian UGM, Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., menyampaikan bahwa ini adalah kali pertamanya Fakultas Pertanian UGM mengadakan kegiatan asesmen psikologi bagi dosen.
“Ini tahun pertama adanya asesmen psikologi dosen. Kami rasa, asesmen ini menjadi upaya untuk mendukung kesehatan mental di kalangan institusi,” jelas Desy saat dimintai keterangan (24/10).
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: HPU Faperta UGM
Fakultas Pertanian UGM melakukan program konservasi sumber daya air di lahan pertanian Nawungan, Imogiri, Bantul untuk mengatasi kekeringan di lahan pertanian dan menjadikan Nawungan sebagai prototype pertanian konservasi produktif. Program ini memiliki tim yang diketuai oleh Dr. Jamhari, S.P., M.P. dengan anggota sebagai berikut:
- Nur Ainun H.J. Pulungan, S.Si., M.Sc., Ph.D.
- Chandra Setyawan, S.TP., M.Eng., Ph.D.
- Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc.
- Pramasti Dyah Nhindyasari, S.P., M.Sc.
- Ahmad Priyo Sambodo, S.Si., M.Sc.
Program konservasi sumber daya air ini menggandeng Kelompok Tani Lestari Mulyo yang merupakan perkumpulan petani Nawungan untuk terlibat langsung dalam rangkaian program. Nawungan dipilih menjadi lokasi program konservasi sumber daya air karena wilayah pertaniannya yang mengalami kekeringan litologis akibat material dan struktur batuan penyusunnya. Untuk itu, diperlukan pembuatan embung untuk menampung air hujan dengan menggunakan geomembran.
Pak Ngamin, selaku salah satu petani Nawungan, menyampaikan bahwa setelah adanya embung dengan geomembran, penampungan air lebih efisien dan dapat menampung air dalam waktu yang lebih lama.
“Setelah menggunakan embung geomembran, pengairan tanaman bawang merah bisa hanya 4 kali saja. Kalau dihitung dalam nominal uang, ini menjadi penghematan sebanyak Rp300.000. Bagi kami para petani, kami senang sekali atas bantuan ini,” ujar Pak Ngamin.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Fakultas Pertanian UGM berupaya mendukung kesejahteraan mahasiswa selama masa ujian dengan menyajikan sarapan gratis melalui program Pondasi UTS. Selama periode ujian tengah semester ini, fakultas menyediakan 200 porsi sarapan gratis tiap harinya. Penyediaan sarapan gratis ini bertujuan agar mahasiswa bisa lebih fokus dalam persiapan ujian, tanpa tergesa-gesa mencari atau menyiapkan sarapan terlebih dahulu.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., saat ditemui di lingkungan kampus. Weny menambahkan, program Pondasi UTS ini juga bertujuan untuk menumbuhkan empati antarmahasiswa.
“Harapannya, melalui program ini, mahasiswa bisa melatih menumbuhkan rasa empatinya. Mengingat total mahasiswa mencapai 3116 mahasiswa, sedangkan sarapan yang disediakan hanya 200 porsi, maka saat ia sudah pernah mendapatkan sarapan, harapannya bisa timbul rasa untuk bergantian dengan temannya yang lain,” jelas Weny.
Program Pondasi UTS ini menggandeng Kantin Sehat Faperta, Karitoru, IMB, dan Korpagama Fakultas Pertanian sebagai penyedia sarapan. Kedepannya, Fakultas Pertanian berkomitmen untuk terus mencari donatur dan mitra lainnya agar program Pondasi dapat dilanjutkan.
“Kami juga ingin menumbuhkan jiwa sosial bagi para alumni dan donatur agar mau berbagi kepada mahasiswa,” pungkas Weny.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM (BEM KM Faperta UGM) mengenalkan dunia pertanian kepada anak-anak sekolah dasar di Dusun Sumberan, Kalurahan Candibinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman pada 23 September-29 Oktober 2023 melalui kegiatan Faperta Mengajar 2023 dengan tema “Bhakti Tani Menuju Anagata yang Cemerlang bagi Anak-Anak”.
Muhammad Iqram selaku Ketua Pelaksana Faperta Mengajar 2023 mengatakan bahwa komoditas pertanian yang diperkenalkan salah satunya ialah sayuran, seperti bayam. “Kami mengajak adik-adik untuk menanam bersama benih bayam yang sudah kami siapkan. Menurut kami, bayam ini perawatannya lebih mudah dan juga sering ditemui oleh adik-adik. Untuk perikanan, kami memperkenalkan beberapa jenis ikan laut. Kami juga mengaitkan dengan film kartun yang ada seperti film Finding Nemo untuk lebih menarik perhatian adik-adik belajar tentang jenis-jenis ikan,” kata Iqram saat ditemui di lingkungan kampus (29/9).
Adapun makna tema “Bhakti Tani Menuju Anagata yang Cemerlang bagi Anak-Anak”
adalah memperkenalkan pertanian dan juga perikanan kepada anak-anak dengan metode belajar sambil bermain, menuju masa depan mereka yang cemerlang sesuai arti kata anagata, yaitu masa depan, jelas Iqram.
Nabiela Rahma Siregar, Menteri Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Faperta, menambahkan bahwa Faperta Mengajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan wadah pemenuhan hak anak.
“Ada beberapa tujuan dari kegiatan Faperta Mengajar ini. Pertama, tentunya kami ingin memperkenalkan dasar pertanian dan perikanan kepada anak-anak melalui pembelajaran yang interaktif. Kedua, kami juga berusaha melatih softskill anak melalui permainan dan tantangan sehingga terbentuk karakter dan minat bakat anak sesuai kemampuannya. Terakhir, ini juga menjadi ruang bagi anak-anak agar haknya terpenuhi, seperti hak mendapatkan pendidikan dan hak bermain,” ujar Nabiela.
Tidak hanya berfokus pada anak-anak sebagai sasaran kegiatan, Nabiela mengungkapkan bahwa kegiatan Faperta Mengajar juga menjadi sarana bagi mahasiswa Fakultas Pertanian UGM untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial di bidang pendidikan. Kegiatan tersebut melibatkan mahasiswa pengurus Kementerian Sosial Masyarakat BEM KM Faperta UGM dan volunteer dari mahasiswa angkatan 2021 dan 2022 berjumlah 28 mahasiswa.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: BEM KM Faperta UGM
Ketahanan pangan menjadi fokus bersama yang perlu ditingkatkan dengan mewujudkan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan. Sampai saat ini, Indonesia memiliki skor yang cukup baik untuk keterjangkauan pangan, tetapi perlu memperbaiki aspek ketersediaan, kualitas pangan, serta ketahanan dan keberlanjutan sumber daya alam. Untuk itu, pemerintah mendorong upaya transformasi pertanian dengan pembangunan pertanian yang inklusif dan efisien dengan mengimplementasikan berbagai kebijakan, seperti pengembangan Closed Loop Hortikultura, pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor dengan model kemitraan CSV (Creating Shared Value), pengendalian alih fungsi lahan sawah, serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai fasilitas akses pembiayaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Dida Gardera, S.T., M.Sc., PLH Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Bidang Perekonomian, yang hadir sebagai keynote speaker dalam acara Seminar Nasional Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian pada Kamis, 6 Oktober 2023 di Eastparc Hotel Yogyakarta. Sejalan dengan tema yang diusung, yaitu “Transformasi Pertanian Indonesia Menuju Pertanian yang Efisien, Inklusif, Berdaya Saing, Berkelanjutan, dan Mensejahterakan Petani”, tiga narasumber lainnya pun turut menyampaikan materi mengenai transformasi pertanian dari segala sisi.
Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P., salah satu Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM menyampaikan bahwa transformasi pertanian dapat terwujud dengan peran kelembagaan yang kuat.
“Sektor pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran kelembagaan dengan transformasi melalui beberapa cara, seperti holding, konsolidasi, dan modernisasi pertanian, menumbuhkan pengusaha muda pertanian lokal profesional, serta kerja sama antara kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan), koperasi pertanian, dan perusahaan mitra berupa BUMN, BUMD, BUMDes, dan swasta,” ujar Jamhari.
Di sisi lain, R.R. Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P. selaku Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menambahkan, closed loop agribinis hortikultura menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ketidakcocokan antara supply dan demand di subsektor hortikultura.
“Pada dasarnya, permasalahan subsektor hortikultura berkaitan dengan keterbatasan, serta adanya mismatch atau ketidakcocokan antara supply dan demand, kelembagaan, pendampingan, dan rantai pasok, sehingga Indonesia perlu memanfaatkan model kemitraan closed loop agribisnis hortikultura,” tambahnya. Yuli menjelaskan bahwa closed loop adalah suatu model kemitraan agribisnis dari hulu sampai hilir dengan melibatkan multi-stakeholders dan dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budidaya GAP, sistem distribusi yang baik, dan jaminan pasar harga yang bersaing oleh off-taker.
Dr. Dwi Indra Purnomo, salah seorang Dosen Universitas Padjadjaran yang merupakan founder “The Local Enabler”, juga menegaskan bahwa transformasi pertanian perlu mewujudkan pertanian yang inklusif untuk menuju Indonesia Emas 2045. Ia memaparkan strategi inklusif dirancang untuk memadukan peran dari berbagai sektoral, mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat petani, LSM, dan organisasi non-pemerintah.
“Kolaborasi ini dapat memastikan inovasi dan teknologi dapat diakses dan dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat pertanian, sehingga menjadikan mereka sebagai agen perubahan menuju Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan di tahun 2045,” jelas Dwi.
Seminar Nasional Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian diharapkan dapat menjadi sarana bagi akademisi, peneliti, pemerhati, pemerintah, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk berkontribusi nyata melalui berbagi informasi, menyampaikan gagasan, dan temuan penelitian dalam penguatan sumber daya manusia dan sosial ekonomi menuju pertanian yang efisien, inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Penulis: Hanita Athasari Zain dan Sanditha Setya Wisaksanti
Foto: Media Faperta