• Tentang UGM
  • Informasi Publik
  • IT Center
  • Perpustakaan UGM
  • Webmail UGM
  • Pertanian Digital
    • Desa Apps
    • Lentera DESA
  • English Version
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Sarjana
      • Leaflet dan Video Promosi Program Studi
      • SOP Perkuliahan Sarjana
      • Panduan Akademik
      • Bahan Kuliah dan Praktikum
      • Jadwal Kuliah & Praktikum
      • PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
      • Program Fastrack Faperta
      • Insentif Prestasi Mahasiswa
      • Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)
      • Virtual Office Academic FAPERTA UGM
      • Info Beasiswa
      • International Undergraduate Class (IUC)
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
    • Pascasarjana
      • INFORMASI PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • SOP PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • Aturan Akademik Pascasarjana
      • Kurikulum Pascasarjana
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
    • Kemahasiswaan
    • Alumni
      • Lowongan Kerja
    • Fasilitas Pendukung
      • Perpustakaan
      • UGM Library Video Profile
      • Agriculture Ebooks
      • HPU
    • AIMS
    • Jaminan Mutu
      • EDOM Sarjana
      • EDOM Pascasarjana
      • Standard Operating Procedure – EDOM
      • Rencana Tindak Lanjut EDOM
      • Laporan RTM
  • PMB
  • Departemen
    • Budidaya Pertanian
    • Hama dan Penyakit Tumbuhan
    • Mikrobiologi Pertanian
    • Perikanan
      • Program Studi Akuakultur
      • Program Studi Manajemen Sumber Daya Akuatik
      • Program Studi Teknologi hasil Perikanan
    • Sosial Ekonomi Pertanian
      • Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
      • Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
    • Tanah
  • Penelitian & Publikasi
    • PENELITIAN
    • PENGABDIAN MASYARAKAT
    • PUBLIKASI
      • Buku
    • KERJASAMA
    • Buku Karya Dosen
  • Download
    • Download panduan kuliah online
    • Jadwal Kuliah & Praktikum
    • Bahan Kuliah dan Praktikum
    • Formulir
    • Agriculture Ebooks
    • PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) KEGIATAN FAKULTAS
    • Petunjuk Penulisan Laporan Akhir PKM 2020
    • Panduan Pelayanan Akademik Faperta UGM
    • E-Booklet PPKS UGM
    • Laporan Tahunan Dekan
    • Buku Kenangan Wisuda
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 61
Pos oleh :

agusrn

Seminar Pakta UGM Mengusung Tema Strategis: Quo Vadis Subsidi Pupuk

berita Wednesday, 20 July 2022

Pusat Kajian Kebijakan Pertanian (PAKTA) Fakultas Pertanian UGM dengan bekerja sama dengan Institute for Rural Development (IfoRD) dan KAGAMA Fakultas Pertanian UGM mengadakan seminar nasional dengan tema Quo Vadis Subsidi Pupuk. Seminar diselenggarakan pada Senin, 18 Juli 2022 di Hotel University Club (UC) UGM. Seminar ini membahas isu strategis yang saat ini sedang hangat, yaitu permasalahan-permasalahan terkait subsidi pupuk dan bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi yang logis dan realistis. Acara ini mendapat sambutan baik dari Sekjen KAGAMA Pertanian, Prof. Achmadi Priyatmojo dan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D.

Seminar dimoderatori langsung oleh Ketua PAKTA UGM, yaitu Subejo, S.P., M.Sc. Ph.D. Paparan dalam seminar diawali dengan penyampaian hasil kajian dari Tim PAKTA UGM yang diwakili oleh Dr. Jamhari, S.P., M.P. Berdasarkan hasil kajian, diketahui bahwa pupuk terbukti secara signifikan meningkatkan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, apabila subsidi dihapuskan maka dalam jangka pendek akan menurunkan produktivitas dan secara jangka panjang akan memengaruhi ketahanan pangan negara. Untuk memperluas perspektif dalam merumuskan kebijakan, seminar juga menghadirkan perwakilan petani, yaitu Alip Sutomo (Untung), untuk menyampaikan testimoninya terkait dengan permasalahan subsidi pupuk yang dialami petani. Untung menyatakan bahwa permasalahan yang mereka hadapi adalah keterlambatan dan keterbatasan kuota subsidi pupuk serta permasalahan kartu tani yang menjadi syarat untuk mengakses subsidi pupuk. Sejauh ini, yang petani lakukan untuk menghadapi kelangkaan pupuk adalah dengan melakukan modifikasi pemupukan dengan menggunakan pupuk organik cair (POC).

Selanjutnya, paparan mengenai hasil kajian tim dan testimoni petani direspons oleh pembahas yaitu, Ir. K.R.T. H. Darori Wonodipuro, M.M. dari Komisi IV DPR RI, Ir. Sugeng Purwanto, MMA selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY, dan Soeroyo sebagai perwakilan dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia/HKTI). Ir. K.R.T. H. Darori Wonodipuro, M.M. menyatakan bahwa pada kenyataannya, terdapat gap antara kebutuhan pupuk dan alokasi pupuk bersubsidi. Hingga saat ini, masih ada ketidaksinkronan data pada e-RDKK yang menjadi dasar penentuan jumlah subsidi pupuk. Di samping itu, masih ditemui perdagangan pupuk bersubsidi secara ilegal yang dilakukan antardaerah dan beberapa masalah pada pengecer resmi seperti pengecer yang memegang langsung kartu tani sehingga penjualan tidak sesuai e-RDKK, harga pupuk diatas HET, dan penjualan pupuk bersubsidi dilakukan secara paket dengan produk lainnya.

Ir. Sugeng Purwanto, MMA memaparkan bahwa di DIY sendiri hingga saat ini masih mengalami masalah subsidi pupuk dan saat ini penyalurannya masih 88%. Untuk itu perbaikan tata kelola alokasi dan distribusi puppuk bersubsidi sangat diperlukan sehingga pupuk yang disalurkan tepat jenis dan jumlah bagi petani. Turut mendukung pernyataan dari Dr. Jamhari, Soeroyo menjelaskan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan dan keterbatasan pupuk besubsidi. Saat ini, pupuk subsidi hanya diperuntukkan bagi komoditas padi, jangung, dan tebu rakyat serta diberikan kepada usaha tani maksimal dengan luasan 2 ha. Dengan keterbatasan tersebut maka diperlukan penggunaan pupuk berimbang dengan pupuk organik.

Berdasarkan paparan dari perwakilan Tim PAKTA, petani, dan para pembahas, serta hasil diskusi yang melibatkan akademisi dan praktisi terkait, beberapa rekomendasi yang dapat dirumuskan atas permasalahan subsidi pupuk ini antara lain, perbaikan tata kelola subsidi pupuk, penyaluran pupuk secara targeted, pertimbangan skala usaha tani, pengaturan komoditas strategis, penetapan sistem transaksi pupuk bersubsidi, mengarahkan petani untuk menggunakan pupuk organik yang disediakan secara mandiri, serta menghubungkan subsidi pupuk dengan program lain yang berorientasi pada petani milenial. (RA)

International Summer Course Course On Smart-Eco Bioproduction Agriculture (SC-SOBA): Climate-Smart Agriculture

berita Thursday, 14 July 2022

Fakultas Pertanian UGM Gelar International Summer Course Course On Smart-Eco Bioproduction Agriculture (SC-SOBA): Climate-Smart Agriculture
Yogyakarta – Fakultas Pertanian UGM kembali selenggarakan International Summer Course On Smart-Eco Bioproduction Agriculture (SC-SOBA) dengan mengangkat tema: “Climate- Smart Agriculture” pada tanggal 1 Juli hingga 12 Agustus 2022 mendatang. Tahun ini merupakan kali kedua, setelah lebih dari lima puluh peserta dari berbagai negara mengikuti kegiatan summer course yang dilakukan secara virtual ini.
SC-SOBA diselenggarakan sebagai bentuk respon Fakultas Pertanian UGM atas isu lingkungan pada praktik pertanian dan perikanan yang hangat diperbincangkan secara internasional. Oleh karena itu, melalui 2nd SC-SOBA, Faperta UGM mencoba mengintegrasikan pembelajaran pengetahuan ekologi tradisional dengan praktik pertanian modern. Menggunakan pendekatan studi kasus, kegiatan ini memberikan berbagai pengetahuan mengenai isu perubahan iklim, dampak dan strategi untuk mitigasi serta adaptasi teknologi, teknologi climate smart farming, pertanian presisi (precision agriculture), dan aspek-aspek sosial-ekonomi.
Menyediakan berbagai perspektif untuk membahas tentang perubahan iklim dan praktik pertanian ramah lingkungan, SC-SOBA menghadirkan pembicara dari berbagai negara dan latar belakang keilmuan yang bervariasi untuk memfasilitasi peserta agar mampu mendalami isu strategis perubahan iklim. Pembicara yang akan hadir dalam program ini diantaranya adalah, Dr. Samuel Jonson Sutanto (Wageningen University & Research, Netherland,) Prof. Maria Victoria O. Espaldon (University of the Philippines, Los Banos) , Prof. Iin Handayani (Murray State University, USA), Prof. Lori Cramer (Oregon State University), Dr. Mucahid Bayrak (National Taiwan Normal University), Prof. Simone Sandoz (United Nations University, Bonn), Prof. Stefaan de Neve (Ghent University, Belgium), Dr. Dzarifah Zulperi (UPM, Malaysia), Prof. Junun Sartohadi (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Prof. Y. Andi Trisyono (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Prof. Meine van Noordwijk (CGIAR), Prof. Dwikorita (Indonesian Agency of Meteorological, Climatological and Geophysics), Dr. Husnain (Center for Agricultural Land Resources, Indonesia), Dr. Pascal Montoro (CIRAD), Anker Sorensen (Vice-president new business in KeyGene Company, Wageningen, Netherland), dan Dr. Honour McCann (Max Plank Institute, Germany).
Diperuntukkan untuk mahasiswa dalam dan luar negeri, SC-SOBA akan memberikan segudang manfaat bagi pesertanya. “Kami berharap, para peserta bisa menambah kompetensi dalam studi pertanian dan perikanan yang ramah lingkungan, mendapatkan jaringan internasional, memperkaya khazanah pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan pertanian yang berkelanjutan”, ucap Valentina Dwi Suci Handayani, Ph.D., ketua kegiatan SC- SOBA 2022.
Semua informasi mengenai SC-SOBA dapat diakses di https://scsoba.faperta.ugm.ac.id atau melalui sosial media di Instagram @summercoursefapertaugm.

Narahubung: 085645952667 (Fitri)

Workshop Adopsi Inovasi Soil Health Management Pada Petani Indonesia Dalam Rangka Penelitian Kerjasama Antara Fakultas Pertanian UGM dan University Of Passau Jerman

berita Thursday, 14 July 2022

Fakultas Pertanian UGM mengadakan Workshop Adopsi Inovasi Soil Health Management pada Petani Indonesia sebagai rangkaian dari pelaksanaan kegiatan penelitian yang bekerja sama dengan University of Passau Jerman. Workshop diselenggarakan pada Rabu, 13 Juli 2022 di Ruang Andrawina Hotel Prime Plaza Yogyakarta. Tim dari University of Passau dikoordinir oleh Dr. Nathalie Luck dan tim dari UGM dikoordiniir oleh Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D.

Workshop yang dihadiri oleh akademisi, konsultan, penyuluh, dan petani tersebut dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian UGM yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemenuhan pangan menjadi tujuan namun harus tetap mengedepankan kelestarian lingkungan. Untuk memberikan cara pandang yang sama mengenai pentingnya kesehatan dan kesuburan tanah serta bagaimana potensi petani dalam merespons inovasi maka workshop ini diawali dengan pemaparan materi-materi pemantik dari lima narasumber yaitu Bapak Eko Zulkifli, S.P., M.Sc. dari PT NASA (Natural Nusantara), Dr. Ladiyani Retno Widowati dari Balai Penelitian Tanah, Dr. Andri Prima Nugroho, M.Sc., Dr. Ir. Roso Witjaksono dari Sekolah Pascasarjana UGM  dan Opik Mahendra, S.P., M.Sc. dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

Tim peneliti mengharapkan adanya luaran dari diskusi yang intensif antar peserta agar mempercepat adopsi inovasi pada Soil Health Management dalam memetakan peran masing-masing stakeholders yaitu akademisi, pemerintah, penyuluh dan petani. Oleh karenanya, kegiatan ini memfasilitasi diskusi dalam working group masing-masing stakeholders.

Hasil diskusi menyimpulkan bahwa diperlukan sinergi antar stakeholder baik pemilik inovasi, pemerintah, penyuluh, maupun petani untuk dapat mendukung percepatan adopsi inovasi pada Soil Health Management. Akademisi dan konsultan memiliki peran penting untuk mengidentifikasi kebutuhan petani, mengemas inovasi secara sederhana untuk dapat dipahami petani dan melakukan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas SDM. Peneliti yang dalam hal ini adalah pemilik/pengembang inovasi memiliki peran menghasilkan inovasi-inovasi, mensosialisasikan melalui bimbingan teknis maupun dengan memanfaatkan media sosial, dan melakukan pendampingan serta pengawasan terhadap penerapan inovasi. Penyuluh pertanian dan dinas terkait berperan dalam sosialisasi mengenai Soil Health Management beserta inovasi-inovasinya, melakukan pengadaan sarana prasarana, menyusun SOP budidaya semua komoditas yang di dalamnya memuat tahappan Soil Health Management, serta membangun kerjasama pentahelix antara dinas dan akademisi. Petani sebagai penerima inovasi tidak hanya berperan pasif, tetapi di samping itu, juga dapat turut mensosialisasikan inovasi dalam Soil Health Management yang telah diadopsi kepada petani lain yang belum menerapkan inovasi tersebut.

Adapun tantangan dalam adopsi inovasi pada Soil Health Management secara umum antara lain keberagaman SDM petani yang cenderung memerlukan pendampingan yang lebih, keterbatasan SDM pendamping, diperlukannya biaya yang tidak sedikit dalam melakukan uji kesuburan tanah, sarana prasarana di level BPP kurang memadai, dan perlunya pengolahan informasi menjadi lebih sederhana agar dapat dipahami dengan mudah oleh petani. Namun, hasil diskusi juga melihat adanya peluang-peluang yang dapat menjawab tantangan tersebut, antara lain antusiasme petani untuk belajar, adanya inovasi-inovasi yang etrus berkembang, adanya kemitraan yang baik antara akdemisi, pemerintah, penyuluh, dan lembaga pelayanan, mulai munculnya petani-petani milenial, serta adanya media sosial yang dapat menjadi sarana penyampaian informasi secara cepat, mudah, dan meluas. (RA)

Inisiasi kerjasama Fakultas Pertanian UGM dengan Pasau University Jerman untuk kajian adopsi dan diseminasi inovasi pertanian organik (4 Juli 2022)

kerjasama Thursday, 7 July 2022

“Dosen Fakultas Pertanian Rizky Kirana Menerima Penghargaaan Internsional di Austria”

berita Wednesday, 29 June 2022

Awards – BGRI – Borlaug Global Rust Initiative https://bgri.cornell.edu/awards/

LOWONGAN PT BISI

lowongan Tuesday, 21 June 2022

PRESIDEN JERMAN KUNJUNGI STAND PAMERAN PRODUK PENELITIAN FAKULTAS PERTANIAN UGM

berita Monday, 20 June 2022

Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, Jumat, 17 Juni 2022 mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kunjungan itu, salah satu agenda Steinmeier adalah menyaksikan pameran produk penelitian di Balairung. Dari 3 stand produk yang disajikan saat pameran, salah satu stand adalah milik Fakultas Pertanian UGM yang menampilkan beberapa produk hasil penelitian.

Produk yang pertama adalah adalah aplikasi Desa Apps. Desa Apps saat ini dikelola oleh Fakultas Pertanian UGM yang berfokus pada upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Bidang yang menjadi perhatian Desa Apps UGM adalah seputar agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Kegiatan/program yang dikelola oleh Desa Apps UGM berupa online (melalui media sosial dan develop aplikasi berbasis Android ‘Desa Apps’) maupun offline (pelatihan dan pendampingan kepada petani).

“Aplikasi Desa Apps ini dapat digunakan oleh petani untuk melakukan konsultasi pertanian dengan penyuluh dan ahli di bidangnya baik pertanian, perikanan, dan peternakan, maupun dengan sesama petani” ungkap Manager Operasional Desa Apps UGM, Nurul Trya Wulandari  kepada Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier.

Sampai 16 Juni 2022, aplikasi Desa Apps memiliki lebih dari 14.900 pengguna di seluruh Indonesia. Selain itu, Desa Apps UGM juga rutin menyelenggarakan program webinar series ‘Bincang Desa (BISA)’ yang hadir setiap 2 minggu sekali.

Untuk meningkatkan layanannya, saat ini, Desa Apps dikembangkan menjadi sebuah aplikasi berbasis website (Web App) bernama ‘Lentera DESA’ sebagai platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks, sehingga lebih mudah dijangkau oleh siapapun dan dimanapun, serta mampu menjangkau lebih banyak audiens dengan waktu dan biaya yang jauh lebih efisien.

Produk yang kedua adalah imunostimulan untuk ikan dan udang yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan ikan dan udang. GamaAlgin-F merupakan hasil formulasi alginat yang telah dikembangkan oleh Departemen Perikanan UGM untuk mendapatkan teknologi aplikasi alginat sebagai imunostimulan pada ikan.

GamaAlgin-S adalah produk immunostimulan hasil formulasi alginat dari Sargassum sp. multivitamin dan asam amino untuk mencegah penyakit virus pada budidaya udang vaname. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya serangan penyakit pada udang jenis tersebut.

Alginat merupakan polisakarida yang berasal dari rumput laut coklat, khususnya Sargassum sp. Alginat berfungsi sebagai immunomodulator yaitu dapat menstimulasi kekebalan nonspesifik ikan maupun udang. Sargassum sp. merupakan rumput laut yang memiliki kandungan alginat relatif tinggi, mencapai 40,3 – 61,4% dan saat ini jumlahnya sangat melimpah di perairan Indonesia, tetapi pemanfaatannya masih sangat rendah.

Pupuk Hayati Bacillus Plus juga merupakan salah satu produk hasil penelitian yang ditampilkan oleh Fakultas Pertanian UGM kepada Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier dan rombongan. Pupuk Hayati ini adalah satu jenis pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup. Jenis mikroorganisme yang dimanfaatkan adalah bakteri genus Bacillus. Karena perannya dalam memacu pertumbuhan tanaman sangat baik, bakteri ini dimanfaatkan sebagai pupuk hayati cair. Bakteri ini dapat membantu dalam pemanjangan akar, pertumbuhan daun dan batang, serta pertumbuhan bunga dan buah.

Seusai meninjau stand pameran milik Fakultas Pertanian UGM, Steinmeier langsung naik untuk mengikuti diskusi bertajuk ‘Food Security, Global Challenges, and Dependencies’ di Balai Senat UGM. Dia mengatakan bahwa negaranya merupakan salah satu pendukung utama Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP). Baginya, hal ini bukan sesuatu yang perlu dibanggakan lantaran dukungan macam ini sudah sepatutnya diberikan oleh masyarakat internasional. Steinmeier berujar, Pemerintah Jerman, saat ini mempunyai kesiapan serta kepedulian untuk membantu negara-negara dunia dalam menghadapi krisis pangan.

 

 

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) PADA HEWAN TERNAK

berita Friday, 17 June 2022

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Food and Mouth Disease (FMD) mulai mewabah di berbagai daerah di Indonesia sejak akhir April 2022. Penyakit ini menyerang hewan ternak, khususnya ruminansia berkuku genap misalnya, sapi, kambing, domba, kerbau. Penyakit ini tergolong penyakit non-zoonosis karena tidak menular dari hewan ke manusia. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat menyebar melalui berbagai cara, yaitu kontak langsung antara hewan yang sehat  dengan hewan yang terjangkit. Dapat melalui droplet, leleran hidung, serpihan kulit, penyebaran melalui angin, penyebaran melalui pakan yang terkontaminasi virus, dan penyebaran melalui manusia.

Potensi kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh PMK ini tidak hanya pada peternak yang mengalami penurunan produktivitas hingga kehilangan hasil, akan tetapi kerugian secara nasional. Mengingat besarnya potensi kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh merebaknya PMK ini, maka sangat perlu upaya edukasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan dan penanganannya. Bincang Desa kembali hadir dengan membahas seputar pencegahan dan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Desa Apps UGM kembali menghadirkan Bincang Desa seri ke-40 pada hari Sabtu, 21 Mei 2022. Bincang Desa kali ini mengusung tema: “Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak”. Bincang Desa #40 menghadirkan 2 orang narasumber, yaitu Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan drh. Harimurti Nuradji, Ph.D., Peneliti di Pusat Riset Veteriner dan dipandu oleh Faishal Ahmad Dzakwan selaku moderator webinar. Bincang Desa kali ini dihadiri oleh 374 peserta secara online melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui Youtube AGRICIAChannel.

(Publikasi flyer Bincang Desa #40)

 

Penyakit PMK merupakan penyakit non-zoonosis karena tidak menular dari hewan ke manusia. Akan tetapi, penyakit yang disebabkan oleh virus dari kelompok Aphthovirus ini sangat cepat menyebar/menular dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada hewan ternak yang masih muda. Hal ini tentu saja menyebabkan potensi kerugian ekonomi para peternak dan mampu mengancam ketahanan pangan, khususnya pasokan daging dan susu nasional.

 

(Pembukaan oleh moderator)

 

Selain potensi kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh penyakit mulut dan kuku ini, tentu saja ada kerugian lain yang mengancam pada hewan ternak itu sendiri dalam waktu yang panjang, seprti sapi yang sembuh pun dapay mengalami infeksi persisten. “Sapi yang sudah sembuh bisa mengalami infeksi persisten, akibatnya sapi yang tampak sehat bisa menjadi carrier virus PMK sampai dengan 3-6 bulan bahkan lebih” terang Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D.

(Pemaparan materi oleh narasumber 1)

Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D. menjelaskan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit akut yang cepat menular dan sangat infeksius yang dapat menyerang ruminansia. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat menyebar melalui berbagai cara, yaitu kontak langsung antara hewan yang sehat dengan hewan yang terjangkit (melalui droplet, leleran hidung, serpihan kulit), penyebaran melalui angin, penyebaran melalui pakan yang terkontaminasi virus, dan penyebaran melalui manusia. Masa inkubasi virus tersebut berkisar antara 2-14 hari sejak tertular hingga muncul gejala klinis. Beberapa gejala yang umum terjadi pada hewan yang terjangkit PMK adalah demam hingga 41°C, air liur berlebihan, nafsu makan berkurang, hewan lebih sering berbaring, dan luka pada kuku hingga kuku lepas..

(Pemaparan materi oleh narasumber 2)

drh. Harimurti Nuradji, Ph.D., Peneliti di Pusat Riset Veteriner menjelaskan bahwa PMK disebabkan oleh virus Foot Mouth Disease (FMDV) termasuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus, merupakan virus yang memiliki genom plus-strand-RNA dengan ukuran 25-30 nm. PMK pertama kali dilaporkan pada pada tahun 1887 di Jawa Timur, yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Pemberantasan PMK kemudian dilakukan secara masif dengan melakukan vaksinasi berkelanjutan dan penyakit ini berhasil dibebaskan kembali dan status bebas PMK, dinyatakan dalam Resolusi OIE no XI tahun 1990 (Ditkeswan 2014), penyakit PMK kemudian  muncul kembali di tahun 2022 ini.

(Sesi tanya jawab)

Virus yang menyebabkan penyakit PMK ini, memiliki sifat mudah rusak pada suhu 50 ° C. Jadi jika daging dipanaskan pada suhu minimum 70° C selama setidaknya 30 menit akan dapat menonaktifkan virus.Virus ini juga mudah rusak pada pH <6.0 atau >9.0 dan inaktif dengan natrium hidroksida (2%), natrium karbonat (4%), asam sitrat (0,2%), asam asetat (2%), natrium hipoklorit (3%), kalium peroksimonosulfat/natrium klorida (1%), dan klorin dioksida.

Ada tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan yaitu mencegah kontak antara hewan ternak dan virus PMK, menghentikan produksi virus PMK oleh hewan tertular, dan meningkatkan resistensi/kekebalan hewan ternak. Selain tiga prinsip dasar tersebut tentu dalam pengendalian penyakit ini dibutuhkan upaya dari segala pihak untuk saling bekerja sama. “Upaya pengendalian PMK tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, semua harus terlibat baik akademisi, masyarakat, peternak, petani, dll. untuk bekerja sama dalam mengendalikan PMK. Paling tidak kita bisa meminimalisir jumlah penyebaran penyakit PMK dan mengembalikan status Indonesia sebagai free-FMD Countries” ungkap drh. Harimurti Nuradji, Ph.D.

 

 

Lowongan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit

lowongan Monday, 13 June 2022

A Virtual Summer Course on Smart-Eco Bioproduction Agriculture (2nd SC-SOBA)

info Tuesday, 17 May 2022

1…59606162

BERITA FAKULTAS

  • Pelatihan Lentera DESA: Peringatan Hari Pendidikan Nasional Lewat Literasi Digital untuk Penyuluh DIY
    07/05/2025
  • Program Pondasi, Wujud Nyata Faperta UGM Dukung Mahasiswa Jalani UTS
    30/04/2025
  • Asah Skill Tim Media, Faperta UGM Selenggarakan Pelatihan Penulisan Berita dan Open Broadcaster Studio (OBS)
    30/04/2025
  • Program Studi Magister Manajemen Agribisnis Faperta UGM Raih Akreditasi Unggul dari BAN-PT
    30/04/2025
  • Dorong Pengembangan Kakao di Sulteng, Dosen Fakultas Pertanian UGM Jajaki Kerja Sama Strategis Multistakeholder dengan Perusahaan Jepang
    30/04/2025
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jl. Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281
faperta@ugm.ac.id
Telp./Fax.: +62 (274) 563062

TENTANG FAKULTAS

Visi & Misi

Sasaran & Tujuan

Struktur Organisasi

 

INFORMASI PUBLIK

Permohonan Informasi Publik

Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala

JURNAL ONLINE

Jurnal Ilmu Pertanian

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Jurnal Ilmu Perikanan

Vegetalika

Jurnal Agro Ekonomi

PENELITIAN & PUBLIKASI

Penelitian

Publikasi

Buku Karya Dosen


FASILITAS PENDUKUNG

Perpustakaan Fakultas

Laboratorium

Ebooks

KERJASAMA

Kerjasama Fakultas

Kunjungan Sekolah

 

PENDAFTARAN

Sarjana

Pascasarjana

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY