berita
Yogyakarta, Faperta UGM (13/1)- Fakultas Pertanian UGM bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka pemanfaatan informasi geospasial untuk mendukung perencanaann dan pelaksanaan pembangunan pertanian dan perikanan. Prof. Dr.rer.nat Muh Aris Marfai, M.Sc. hadir secara luring yang disambut oleh jajaran Dekanat Faperta UGM. BIG ditunjuk melakukan pemetaan sawah dengan menggunakan definisi lahan baku sawah dari ATR/BPN. Metode pemetaan yang disepakati oleh semua pihak dengan menggunakan pendekatan penginderaan jauh yang dikombinasi dengan kerja lapangan untuk verifikasi dan validasi yang didukung oleh semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah.
Dalam pelaksanaan di lapangan, data geospasial bagi pertanian memiliki arti penting dalam pengambilan kebijakan. Tidak hanya bagi pemerintah, universitas sebagai wadah lahirnya teknologi juga dapat memanfaatkan data geospasial sebagai referensi kebijakan prospektif bagi pembangunan pertanian. Pembangunan informasi geospasial tematik yang akurat dan andal bagi pembangunan pertanian tidak dapat dilakukan hanya berbasis pengetahuan dan teknologi, namun juga perlu adanya koordinasi, regulasi, dan infrastruktur yang akurat. Hingga saat ini, masih diperlukan pengembangan teknologi dan metode pemetaan sumberdaya pertanian dan perikanan yang bertujuan untuk peningkatan percepatan penyediaan data, akurasi hasil pemetaan. Informasi geospasial akan berkembang jika dimanfaatkan untuk solusi permasalahan, misalnya peluang inovasi dan penelitian bagi perguruan tinggi. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (21/12)- Ferry M Butarbutar alumni Faperta UGM tahun 1990, telah 20 tahun lebih berkecimpung dalam hal sumberdaya manusia. Asian Agri menjadi tempat pertama dalam mengetahui minat beliau yang sebelumnya menjabat sebagai asisten tanaman, Bagi perusahaan, 75% penentu keputusan dalam penerimaan pegawai. Interviewer mencari tiga hal dalam mencari pegawai yaitu kompetensi, kualifikasi, dan cocok untuk perusahaan. Interview merupakan kegiatan yang interaktif dan setara dimana calon pegawai membuktikan sebagai kandidat terbaik bagi perusahaan.
Pentingnya mempelajari perusahaan yang akan dilamar, mempersiakan poin penting untuk disampaikan dalam wawancara. Latihan dengan diri sendiri dapat dilakukan pelamar untuk melatih nada bicara, intonasi, dan kepercayaan diri. Mengambil kesempatan dalam sesi wawancara untuk menunjukkan ketertarikan kepada perusahaan yang dilamar. Dua hal kelemahan dalam sesi wawancara yaitu kurangnya persiapan baik fisik maupun mental dan tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik. Pertanyaan yang sering ditanyakan dalam sesi wawancara antara lain menceritakan diri sendiri, pencapaian, dan perilaku dalam pekerjaan. Beliau berpesan bahwa sesi wawancara tentu saja akan mengalami naik dan turun, akan ada penolakan namun beliau optimis untuk membantu para mahasiswa dan alumni Faperta UGM dalam mendapat pekerjaan. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (23/12)- Hearing Dekanat yang dilaksanakan pekan lalu membuahkan satu keinginan mahasiswa untuk lebih dikenalkan terhadap MBKM. Wakil Dekan I yang membidangi akademik dan kemahasiswaan, Dr. Dyah Weny Respatie bersama para kaprodi S1 di lingkungan Faperta UGM menyelenggarakan sosialisasi MBKM dalam rangka mengenalkan MBKM dan progres yang telah dilaksanakan oleh masing-masing prodi. Berdasarkan informasi yang telah disebarluaskan oleh Kemendikbud, universitas memiliki kebebasan untuk merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi serta mahasiswa. Kebijakan terkait kampus merdeka tetap berbasis kompetensi ilmu masing-masing. Mahasiswa mendapat hak belajar diluar program studi selama tiga semester. Kemerdekaan yang diatur adalah perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk memberikan hak secara sukarela kepada mahasiswa untuk mengambil sks diluar program studi tersebut selama 2 semester atau setara 40 sks, mahasiswa juga diperbolehkan mengambil sks dari prodi yang berbeda dari universitas yang sama. Mahasiswa berhak memiliki mengikuti skema MBKM atau tidak.
Bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) antara lain pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, studi/proyek independen, dan membangun desa/KKNT. Jaka Widada, Ph.D., Dekan Faperta UGM menyampaikan harapannya kepada mahasiswa Faperta UGM dapat memanfaatkan kesempatan MBKM dengan baik dan sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.
Yogyakarta, Faperta UGM (16/12)- Kegiatan benchmarking yang dilaksanakan S2 Agribisnis Universitas Bengkulu bertujuan untuk mebahas perubahan kurikulum yang akan dirumuskan. Pada tahun 2022 untuk Agribisnis S1 Unib akan mengajukan akreditasi ASIIN. Kaprodi Agribisnis, menyampaikan bahwa benchmarking ini juga mengunjungi dua universitas yaitu UGM dan UNS. Mahasiswa S2 Agribisnis Unib banyak berasal dari pegawai yang bekerja di pemerintahan yang bertujuan mencetak praktisi. Hingga saat ini, kurikulum yang dibentuk S2 Agribisnis Unib bertujuan untuk membentuk lulusan sebagai ilmuwan dan praktisi. Perkembangan pendidikan dan teknologi menyebabkan banyak perubahan salah satunya bagi mahasiswa.
Berbasis OBE, MMA UGM akan memulai kurikulum baru pada semester kedepan. Tiga profil yang ditargetkan antara lain birokrat, peneliti, dan dosen. Beberapa mata kuliah unggulan yaitu sistem agribisnis; ekonomi manajer; aplikasi agribisnis pada pertanian, perikanan, kehutanan, dan pangan. Adanya widya karya, kapita selekta, seminar, dan tesis diharapkan dapat mendorong kreativitas mahasiswa dan kemampuan saat lulus. Beberapa kelas khusus yang berjalan antara lain kelas BNI, kelas BRI, kelas PTPN, kelas Dirjenbun, dan kelas dari Pemda. MMA menghasilkan tiga profil melalui kurikulum yang dibentuk. Widyakarya dilakukan secara daring saat ini. Kurikulum baru terdapat empat minat yaitu finansial agribisnis, marketing, SDM dan kelembagaan, produksi dan opeational agribisnis. Matrikulasi hingga saat ini tetap diterapkan untuk menyamakan persepsi antar mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (16/12)- Kabupaten Kediri yang berada di Jawa Timur memiliki potensi pertanian yang baik. Selain itu, berada di aliran DAS Brantas dan dekat dengan Gunung Kelud menjadi salah satu keuntungan bagi Kab. Kediri dalam pengembangan pertanian secara luas. Kabupaten Kediri bekerjasama dengan Faperta UGM melakukan identifikasi potensi dan permasalahan yang berpengaruh pada pengembangan komoditas unggulan Kawasan Agropolitas Ngawasondat dan Pakancupung. Kegiatan yang telah berjalan kurang lebih satu tahun ini telah memasuki tahapan FGD bersama petani. Pertemuan kedua belah pihak diharapkan terjadi kesepakatan dalam pengambilan keputusan untuk satu tahun kedepan. Kegiatan yang berlangsung secara bauran ini dilaksanakan di Faperta UGM bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Kediri, secara daring Kepala BAPPEDA mengikuti dari Kab. Kediri.
Kajian dipusatkan di Kawasan Agropolitan Palempari, khususnya di wilayah Kecamatan Purwoasri dan Gampengrejo. Rendahnya produktivitas padi sawah disebabkan oleh keterbatasan sumberdaya air di beberapa kawasan, serta belum tersedianya sistem informasi pertanian (SINTAN) yang dapat diakses secara terus-menerus oleh para pemegang kebijakan. Diskusi kelompok terfokus (FGD) telah dilaksanakan dengan melibatkan petani padi sawah, PPL kecamatan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Kediri, serta tim ahli dari Faperta UGM. Pembuatan peta digital pada kawasan revitalisasi budidaya padi sawah di Desa Kempleng, Kec. Purwoasri.
Kegiatan minapadi yang telah berlangsung di Kec. Gampengrejo mengalami beberapa permasalahan antara lain kualitas bibit kurang bagus; gangguang budidaya seperti burung, ular, dan pencurian; serta pemasaran yang belum lancar. Para petani merasakan manfaat minapadi antara lain padi menjadi subur dan OPT padi berkurang. Petani juga bertekad untuk melanjutkan budidaya minapadi karena manfaat dan pendapatan yang meningkat dengan adanya budidaya minapadi. FGD dan pembuatan peta digital juga telah dilaksanakan di kawasan revitalisasi budidaya minapadi di Desa Putih dan Sambirejo, Kec. Gampengrejo. Kec. Plosoklaten memiliki potensi lahan untuk budidaya ikan hias. Penampungan dan indukan komet telah dimiliki pembudidaya untuk mengembangkannya. Sayangnya, ikan hias Kediri belum memiliki “brand“, penguasaan teknik budidaya ikan hias belum optimal, dan keterbatasan sumber air untuk budidaya.
Kecamatan Puncu memiliki potensi produksi cabai lokal namun memiliki beberapa permasalahan antara lain kebutuhan air relatif besar, tanah pasiran membutuhkan penyiraman satu minggu sekali, perlu adanya tandon air pada lahan, penggunaan pupuk kimia dalam jumlah yang banyak, dan penyemprotan pestisida lima harian secara rutin. Pendampingan dilakukan pada tiga demplot sentra cabai. Tim ahli Faperta UGM menyarankan penggunaan sungkup untuk proses pembibitan agar terhindar dari virus gemini yang telah menyebar di seluruh sentra cabai Kediri. Introduksi pupuk bacillus juga dikenalkan kepada petani untuk dikembangkan sebagai pengganti pupuk kimia. Pembuatan embung diperlukan untuk rekayasa lahan yang dapat menjamin ketersediaan air sesuai dengan jumlah kebutuhan dan waktu yang dibutuhkan.
Salah satu komoditas yang dikembangkan petani di Kediri salah satunya adalah nanas dengan varietas PK1 dan Queen. Beberapa permasalahan yang dihadapi para petani nanas yaitu kekurangan bibit nanas PK1, biaya pokok produksi tinggi, dan pemasaran yang terbatas. Tim ahli Faperta UGM menyarankan untuk pembuatan laboratorium kultur jaringan yang dapat digunakan untuk nursery dan komersialisasi bibit nanas, pelatihan pembuatan pupuk organik PLUS Bacillus sp., penguatan pasar dan diversifikasi produk nanas, serta pelatihan pembuatana dan kelembagaan pelaku pascapanen nanas. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (17/12)- Persiapan fakultas dalam menjalankan MBKM pada semester kedepan mendorong Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak datang benchmarking bersama Faperta UGM. Kegiatan kunjungan ini dihadiri oleh beberapa kaprodi di Departemen Agroteknologi. Hingga saat ini, Faperta Untan telah melaksanakan MBKM sejak semester sebelumnya yaitu pertukaran mahasiswa. Setiap prodi memiliki hak untuk memilih BKP-MBKM sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing mahasiswa. Mahasiswa juga dapat memilih melalui pilihan yang diberikan fakultas.
Beberapa skema yang berjalan di Faperta UGM antara lain prodi yang menginisiasi menawarkan beberapa mitra dan pilihan BKP-MBKM, selain itu mahasiswa dapat menginisiasi memilih mitra melalui Kemenristekdikti dan dilaporkan ke pihak fakultas. Hingga saat ini beberapa mitra yang telah bekerjasama dengan Faperta UGM antara lain PPKS, Puslitkoka, Balittri, PT. Pagilaran, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. Kegiatan ini diharapkan dapat sebagai masukan untuk Faperta Untan sebagai referensi kegiatan MBKM. Mir
Desa Apps kembali menyiarkan Bincang Desa seri #34 dengan tema “Mendulang Peluang di Era Pertanian Digital : Peran Generasi Muda dan Strategi Menembus Pasar Ekspor” pada hari Sabtu, 11 Desember 2021. Bincang Desa kali ini dilaksanakan untuk memeriakhan Dies ke-12 UGM dan Dies pertama Bincang Desa. Acara kali ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta yang menyimak dari 5 platform yang ditawarkan, diantaranya yaitu Zoom meeting, Youtube Agricia Channel, Live Instagram Desa Apps, Live Facebook mediatani.tv dan Live Facebook Berdikari.
Bincang Desa #34 mengundang 3 pembicara sekaligus, yaitu Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P., Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kemenko Perekonomian RI; Jatu Barmawati, S.P., Duta Petani Milenial RI sekaligus Presdir PT Mitra Eksotik Asia; dan Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S. Guru Besar Fakultas Pertanian UGM bidang penyuluhan dan komunikasi pertanian. Acara dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas PErtanian UGM dan masuk ke acara inti, yaitu Talkshow kapada ketiga narasumber kemudian diakhiri dengan diskusi. Sobat Desa bisa mendapatkan sertifikat jika lulus Post Test. Kegiatan ini didukung oleh kagama.co dna disponsori oleh Abdi Tani, BNI, PT Nasa, RNI, dan KBHI. Dalam pelaksanaannya, Bincang Desa juga berkolaborasi dengan media partner mediatani.co, berdesa, dan Milfa.
Berkaitan dengan tema yang disampaikan, Yuli Sri Wilanti mengungkapkan bahwa pada tahun 2020, dalam menghadapi era pandemi, sektor pertanian merupakan satu-satunya konsisiten dan tumbuh positif, selain sektor komunikasi dan jasa. Sektor peretanian berkaitan dengan penumbuhan hajat hidup manusia dan bisa menjadi sektor andalan.
Hal tersebut karena perubahan pola kebiasaan di rumah, meningkatkan bisnis online marketing yang menumbuhkan penjualan-penjualan online, yang pada tahun 2020 meningkat hampir 300% dan sebagian besar terkait dengan produk pangan. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi anak muda untuk menjadi alternatif pekerjaan baru. Namun demikian, hingga hari ini, distribusi masih menjadi masalah, petani memproduksi banyak tapi tidka tahu menjual ke mana. Kemenko perekonomian mendorong integrasi hulu dan hilir dengan membangun ekosistem.
Hal lain diungkapkan oleh Sunarru, yang menyatakan bahwa kesuksesan pertanian didukung oleh 4 pilar, yaitu sistem penyuluhan, sistem riset, system Pendidikan, dan sistem pendukung. Keempatnya harus sinergi satu sama lain. Terkait dengan pemuda untuk pertanian, data BPS membuktikan bahwa angkatan kerja pertanian menurun, kemudian mulai lah muncul program untuk mendukung petani muda, salah satunya yaitu penunjukkan Duta Petani Milenial.
Jatu Barmawati, salah satu Duta Petani MIlenial RI menyatakan bahwa Duta Petani Milenial memiliki tugas untuk menggaet pemuda agar bisa menjadi petani, memberikan informasi terkait yang dibutuhkan oleh petani muda, serta menjadi jembatan antar stakeholder bidang pertanian, termasuk petani.
Dengan demikian, pemuda saat ini bisa masuk di banyak bidang di pertanian, apalagi dengan tumbuhnya digitalisasi saat ini. Di sisi lain, banyak peluang terbuka di era digital, terutama peluang dalam memperluas pasar, baik di dalam maupun di luar negeri/ekspor. Oleh karenanya diperlukan strategi dalam menyiapkan SDM pertanian yang berdaya saing untuk dapat meraih peluang yang ada. Dibutuhkan pula strategi dalam mengelola bisnis agar produk dapat berkompetisi dan mengangkat citra Indonesia sebagai negara agraris. MK
Yogyakarta, Faperta UGM- Ketua KPJT Ir. Ardi Iriantono menyerahkan beberapa tanaman langka ke Faperta UGM. Sebanyak enam tanaman langka yang diterima Faperta UGM, antara lain Coffea kapakata, Cibotium barometz, dan Eugenia uniflora. Tanaman tersebut diterima langsung oleh Dekan Faperta UGM, Jaka Widada, Ph.D. Beliau berharap, tanaman yang diberikan dapat bermanfaat bagi seluruh civitas academica Faperta UGM baik untuk pendidikan maupun penelitian. Salah satu tanaman yang diserahkan yaitu tanaman Coffea kapakata banyak ditemukan di daerah Gunung Kelud ini diharapkan dapat tumbuh subuh di Yogyakarta, khususnya Faperta UGM. Mir
Yogyakarta, Faperta UGM (7/12)- Persiapan kegiatan pembelajaran secara luring dan MBKM di Fakultas Pertanian UB salah satunya adalah menjalankan sharing session bersama Faperta UGM. Ketua Jurusan Tanah UB, dalam sambutannya berharap bahwa kegiatan ini dapat sebagai inisiator kolaborasi antar kedua belah pihak. Hingga saat ini, Faperta UGM menjalankan dua jenis kurikulum yaitu kurikulum lama dan relaksasi kurikulum MBKM. Dr. Dyah Weny Respatie (Wadek I) memaparkan bahwa beberapa prodi di Faperta UGM telah mendapat hibah MBKM dari Dikti, pertukaran mahasiswa proteksi tanaman, serta kerjasama dengan mitra yang telah memiliki kurikulum yang telah disepakati.
Ketentuan pengembangan MBKM parsial setiap prodi. Beberapa rencana kegiatan yang dapat dipilih mahasiswa antara lain magang, pertukaran pelajar, riset, bina desa, dan kewirausahaan. Inovasi pembelajaran keduanya diharapkan dapat mengembang pendidikan bagi mahasiswa. Mir