Dosen dan tenaga kependidikan Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM mengadakan kunjungan industri ke PT. Great Giant Food (GGF) di Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Rombongan Departemen HPT diterima oleh Ir. Tejastuti Endah Sukmaratri yang kemudian menjelaskan sekilas tentang GGF. Setelah acara penerimaan, rombongan Departemen HPT mengunjungi pabrik pengolahan nanas, Laboratorium liquid organic biofertilizer (LOB), dan pertanaman nanas. Selama mengunjungi berbagai lokasi yang ada dilakukan juga diskusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di PT GGF dan juga kemungkinan inovasi yang dapat dilakukan. Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc selaku Ketua Departemen HPT mengharapkan kerjasama yang telah ada dapat lebih ditingkatkan, khususnya dalam mengatasi permasalahan hama dan penyakit tanaman nanas dan pisang yang dikembangkan oleh PT GGF. Dalam kunjungan tersebut, para alumni Fakultas Pertanian UGM juga ikut menyambut. (foto: Desi & narasi: Apik)
berita
Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc selaku Sekretaris Jenderal Kagama Pertanian melantik Pengurus Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Lampung periode 2018-2023 di Wisma Universitas Lampung pada 3 April 2018. Acara pelantikan dihadiri pula oleh Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P yang merupakan salah satu alumni Fakultas Pertanian UGM dan sekarang ini menjabat sebagai Rektor Universitas Lampung. Ketua Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Lampung periode 2018-2023 dijabat oleh Ir. Jamhari Hadipurwanta, M.P. dilengakapi dengan susunan kepengurusan lainnya yang diisi oleh para alumni yang tersebar di berbagai instansi baik negeri maupun swasta di Provinsi Lampung. Sekretaris Jenderal Kagama Pertanian dalam sambutannya mengharapkan Pengurus Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Lampung dapat menghimpun para anggotanya dan mewadahi dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat bermanfaat baik untuk alumni maupun masyarakat. Setelah acara pelantikan dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan pentas kesenian budaya Lampung oleh Dharma Wanita dan mahasiswa Universitas Lampung. (foto & narasi: Apik)
Kebutuhan pangan nasional terus meningkat selaras dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan industri di Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan selama ini berasal dari produksi dalam negeri maupun dari impor. Salah satu bahan pangan yang selama ini secara kontinu diimpor pemerintah adalah beras. Beras merupakan komoditas politik dimana kenaikan harga beras akan berpengaruh terhadap kondisi sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Kebijakan instan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga beras adalah impor. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, selama periode 2012-2016, Indonesia mengimpor beras rata-rata 665.626 ton per tahun dan kemudian menurun menjadi 127 ton sampai kuartal III Tahun 2017.
Pada awal tahun 2018, pemerintah mengimpor beras 500 ribu ton untuk memperkuat cadangan beras nasional. Menurut FAO, cadangan beras di Indonesia idealnya adalah 1,1 – 1,8 juta ton. Sedangkan cadangan beras Indonesia pertengahan Januari 2018 masih belum mencapai standar tersebut sehingga impor dibutuhkan untuk tambahan cadangan pangan nasional. Kebijakan impor juga ditempuh karena harga beras di pasaran sekarang ini berada di atas harga batas atas (harga referensi) yang ditetapkan pemerintah. Namun, impor beras juga menjadi kontroversi para pakar karena pelaksanaannya mendekati waktu panen raya. Selain itu, muncul pernyataan dari Kementerian Pertanian bahwa produksi pangan nasional telah mencukupi kebutuhan sehingga Indonesia tidak memerlukan impor beras. Impor juga diprediksi akan menurunkan harga beras yang pada akhirnya akan merugikan dan menurunkan kesejahteraan petani. Padahal Nilai Tukar Petani subsektor tanaman pangan dalam periode 2016 – triwulan III 2017 di bawah 100 atau petani mengalami defisit dimana kenaikan harga produksi petani relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Melihat kontroversi tersebut, Pusat Kajian Kedaulatan Pertanian (PAKTA) Fakultas Pertanian UGM perlu menyelenggarakan diskusi untuk memberikan gambaran mengenai kondisi perberasan nasional. Diskusi dihadiri oleh pakar kebijakan pembangunan pertanian serta perwakilan instansi pemerintah yang mengurusi bidang pertanian.
Pengambilan kebijakan impor beras oleh pemerintah selama ini banyak menimbulkan pertentangan karena terdapat perbedaan data produksi, konsumsi dan cadangan beras nasional antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik serta Badan Urusan Logistik. Ketidakseragaman data menyebabkan antar instansi memiliki pandangan berbeda mengenai perlu tidaknya impor beras. Pemerintah perlu membuat suatu sistem data yang valid sehingga pengambilan kebijakan impor dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan kondisi riil nasional.
Dalam diskusi ini juga terungkap bahwa stakeholder perberasan yang ada di Indonesia belum memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun manusia secara optimal. Potensi pemanfaatan alam dapat dilaksanakan dengan intensifikasi atau ekstensifikasi lahan dan pemanfaatan sumber daya biotik (musuh alami). Indonesia sebenarnya telah mampu meningkatkan produktivitas padi namun lokusnya hanya terdapat di beberapa wilayah saja. Sedangkan kebutuhan beras tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini yang menyebabkan suplai beras di beberapa wilayah tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat. Selain potensi sumber daya alam, Indonesia sebenarnya juga memiliki sumber daya manusia pertanian yang cukup berlimpah. Namun apabila dilihat dari faktor kualitas, maka perlu ada kegiatan peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui berbagai pelatihan baik terkait teknis usahatani maupun manajemennya serta mekanisasi pertanian padi.
Diskusi ini juga mencatat perlunya peran stakeholder, terutama Perguruan Tinggi, dalam memfasilitasi pengembangan teknologi pertanian di kalangan petani serta mereview kebijakan pemerintah dan implementasinya dalam rangka memberikan masukan untuk menuju kedaulatan pertanian.
Link Berita
https://ugm.ac.id/id/berita/15610-diperlukan.data.akurat.untuk.kebijakan.perberasan.nasional
http://krjogja.com/web/news/read/56831/Kebijakan_Impor_Beras_Perlu_Data_Tunggal
Kunjungan lapangan yang dikemas dalam bentuk praktikum terpadu mahasiswa Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM dilaksanakan pada tanggal 1-2 Desember 2017 ke PT. BISI Kediri. Praktikum Terpadu kali ini diikuti 78 mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana dengan dibimbing oleh 8 dosen Departemen HPT Faperta UGM yang dikoordinatori oleh Dr. Ir. Sri Sulandari, SU. Selama kunjungan di PT. BISI para mahasiswa belajar dan berdiskusi dari hulu sampai hilir terkait produksi dan kesehatan benih. Budidaya tanaman dengan harapan agar berproduksi tinggi akan dimulai dengan pemilihan dan penanaman benih yang sehat bebas dari hama atau penyakit tumbuhan baik itu jamur, bakteri, maupun virus. Dr. Rudy Lukman mewakili PT. BISI menyambut baik kunjungan mhs dan dosen Departemen HPT Faperta UGM dan berharap bahwa ke depan dapat dijalin kolaborasi yang lebih banyak lagi dalam mengembangkan benih-benih yang unggul dan sehat. (foto: Ndari & narasi: Apik)
Dr. Jamhari, S.P., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian UGM dan Dr. Syafaruddin selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITRI) menandatangi naskah MoU antar kedua instansi pada 29 November 2017 bertempat di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Pertanian UGM. Dekan Faperta UGM dalam sambutannya menyambut baik kerjasama yang akan dilakukan dengan Balitri meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Fakultas Pertanian UGM sudah lama berkecimpung di tanaman Teh dan Kakao yang merupakan tupoksi dari Balitri sehingga diharapkan dengan kerjasama ini klon-klon yang unggul dapat dihasilkan. Dalam kesempatan itu pula, Kepala Balitri mengundang para mahasiswa dan dosen untuk melakukan kerja lapangan dan penelitian di Balitri. Selain itu pula Balitri akan mendukung pelepasan klon-klon teh dan kakao unggul yang akan dikembangkan oleh Fakultas Pertanian UGM. Hadir menyaksikan penandatanganan Mou tersebut Dr. Sri Suhesti, s.P., M.P dari Puslitbangbun, Dani, S.P., M.P dari Balitri, dan Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc dari Fakultas Pertanian UGM. (foto: Indri & narasi: Apik)

Dalam rangka penyiapan pelaku pertanian yang tangguh maka diperlukan penyiapan yang lebih awal. Salah satu calon pelaku bidang pertanian adalah mahasiswa Fakutas Pertanian. Mahasiswa disiapkan sedini mungkin dalam merancang masa depannya sesuai dengan minat masing-masing. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembekalan kepada mahasiswa pada fase awal pendidikan. Bahan pembekalan yang diperlukan adalah mengenai lingkung/bidang kerja dan profesionalisme dalam bekerja. Di samping itu, keberhasilan dalam bekerja tidak hanya ditentukan kompetensi bidang ilmu saja namun tergantung pada soft skills, leadership dan attitude. Materi yang disampaikan kepada mahasiswa adalah profesi sebagai enterpreuner, profesi di bidang perkebunan, profesi bidang jasa termasuk perbankan, profesi sebagai pendidik dan peneliti, dan profesi dalam birokrat bidang pertanian yang disampaikan oleh Dr Sumaryono (Fak Psikologi UGM), Kol Sus Mardoto, S.Si., M.Si. (Dosen AAU), Prof.Dr.Ir. Ali Agus (Dekan Fak Peternakan), Ir. Bambang RIyadi (Dirut Pring Sewu), Babay Farid, S.Pi, M-biz (Bank BJB), Agus Sutrisno, S.P.,MM dari PT. Bumitama Gunajaya Agro), Dr.Ir. Widi Hardjono, M.Sc. (Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Kementan). (by-RHM)

Prof. Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc, salah satu Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM diundang sebagai dosen tamu untuk memberikan kuliah kepada para mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Diponegoro Semarang pada tanggal 28 November 2017. Materi yang disampaikan berupa sistem pertanian organik yang mulai banyak dikembangkan oleh petani. Dengan menjalankan sistem pertanian organik diharapkan produk pertanian yang dihasilkan sehat dan kegiatan pertanian yang dilaksanakan tidak mencemari lingkungan. (foto: EdMart & narasi: Apik)

Pengurus Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Jabodetabek menyelenggarakan temu alumni dalam rangka peringatan satu tahun kepengurusan Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Jabodetabek. Temu alumni dilaksanakan pada 25 November 2017 di Gedung YTKI Jakarta dan dihadiri oleh para alumni dari berbagai lintas angkatan. Ir. Bimantoro Adisanyoto selaku Ketua Kagama Pertanian Komisariat Wilayah menyampaikan ucapan terima kasih atas segala dukungan dari para alumni sehingga program-program Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Jabodetabek dapat dilaksanakan dengan baik dalam rangka ikut berperan dalam membangun Nusantara. Ir. Hari Hardono mewakili Pengurus Kagama Pertanian mengapresiasi program-program yang sudah dilakukan oleh Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Jabodetabek yang terlihat nyata bermanfaat bagi para anggota dan masyarakat. Hadir pula dalam kesempatan itu Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc selaku Sekjen Kagama Pertanian yang mengharapkan Kagama Pertanian Komisariat Wilayah Jabodetabek terus melakukan inovasi dalam program-programnya agar lebih bermanfaat ke depannya (foto: KPJ & narasi: Apik)
Pembekalan calon wisudawan/wati Fakultas Pertanian UGM Periode November 2017. Jumlah calon wisudawan gelombang ini ada 87 mahasiswa yang siap terjun ke dunia kerja, sekolah maupun wirausaha. Pembekalan menghadirkan para alumni yang telah banyak pengalaman terkait dengan memenangkan beasiswa dan seleksi di dunia kerja. Desi Utami, S.P., M.Sc. berbagi cerita dari segi “back to school after school” sedangkan Ngurah Ary Bebasari, S.P. alumni Faperta angkatan ’89 bercerita tentang dunia kerja. Para mahasiswa antusias mengikuti pembekalan ini, semoga mereka semua sukses. 🙂
Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (Himasita) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia (JPTI) 2017 pada 9-12 November 2017 di Bogor. Kegiatan JPTI merupakan agenda tahunan yang pada tahun ini mengambil tema : “Pertanian Berwawasan Lingkungan”. Rangkaian acara JPTI 2017 ini diikuti oleh para mahasiswa dari sembilan universitas yakni Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanudin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Jambi, Universitas Sriwijaya, Universitas Jember, Universitas Singaperbangsa Karawang serta tuan rumah Institut Pertanian Bogor. Perwakilan mahasiswa yang hadir di dalam rangkaian acara tersebut berjumlah 58 orang. Rangkaian acara JPTI 2017 ini terdiri dari City Tour yang bertempat di Kebun Raya Bogor; Welcome Dinner; Kompetisi yang meliputi lomba debat, presentasi skripsi, lomba cepat tepat, serta fotografi; seminar; expo; Bedah kasus dan diskusi dengan para petani; Solidarity night serta Musyawarah Nasional HMPTI. Untuk tim delegasi HPT Faperta UGM berhasil meraih Juara 1 pada kompetisi Lomba Cepat Tepat dengan tim yang terdiri dari Sheila Ava (HPT 2014), Nadiyah Hidayati (HPT 2014) dan Iqbal Hidayat (HPT 2015) serta meraih Juara 1, 2 dan 3 pada Lomba Fotografi yang diraih oleh Muhammad Rifqi Yulianto (HPT 2016), Ahmad Roshwan Fikri (HPT 2016) dan Agustin Riski Perdana (HPT 2015).