kerjasama
Pada hari Jumat, 3 Maret telah diselenggarakan welcoming session dan diskusi terkait kerja sama antara PUM Netherlands Senior Experts dengan Desa Apps UGM. Kerja sama ini bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan Desa Apps UGM untuk mendukung digitalisasi di sektor pertanian. Pertemuan kali ini dihadiri oleh PUM; Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama; Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM; Unit Kerja Sama Luar Negeri; dan Tim Pengelola Desa Apps UGM.
Yogyakarta – Terminal Workshop of e-Agriculture Implementation (TCP/INS/3805) dilangsungkan pada Senin-Selasa, 27-28 Februari 2023 bertempat di Ballroom Hotel Harper Mangkubumi dan Dusun Cibuk Kidul, Margoluwih, Sleman. Pemaparan materi, laporan kemajuan project, dan diskusi dengan pakar dilakukan di Ballroom Hotel Harper Mangkubumi, kemudian di hari berikutnya diadakan simulasi penerapan Digital Collection Platform (DCP) dan diskusi dengan data collector serta petani di Dusun Cibuk Kidul, Margoluwih.
Dalam acara ini, turut hadir Representative/Country Director FAO for Indonesia and Timor Leste, Rajendra Aryal serta Kepala Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertanian (PUSDATIN), Roby Darmawan M.Eng. serta dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah yaitu PUSDATIN, BPPSDMP, Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS, Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, BPS serta perwakilan dinas dan instansi lain yang berjumlah sebanyak 50 orang.
Saat ini, FAO telah mengindikasi kenaikan populasi global yang dapat terus bertambah seiring dengan total konsumsi pangan. Hal ini akan berdampak pada ketersediaan produksi pertanian, kebutuhan air bersih dan efek dari perubahan cuaca ekstrim. Maka dari itu, pemantauan di sektor pertanian menjadi penting untuk memastikan kebutuhan dan ketersediaan, bahkan untuk melihat permasalahan apa saja yang ada di lapangan. Sehingga diperlukan penguatan strategi nasional dengan penerapan e-agriculture agar bisa menghimpun dan menyajikan data secara akurat dan real-time. Pengembangan strategi ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai instansi pemerintah maupun mitra. FAO telah berkolaborasi dengan Kementrian Pertanian sejak 2021 dalam rangka penguatan kapabilitas pemantauan pertanian menggunakan eagriculture. Kerjasama yang dibangun melibatkan peran stakeholder terkait, termasuk dengan Fakultas Pertanian UGM untuk mengadakan pilot project penerapan e-agriculture. Tujuan utama dalam acara Terminal Workshop ini yaitu untuk melaporkan dan mengamati kemajuan projek terkini di lapangan, memberikan kesempatan diskusi secara langsung kepada pemerintah dan stakeholder terkait, serta menjadi wadah diskusi terkait rencana projek kedepannya.
Berbagai pihak mengakui bahwa pembangunan pertanian berkelanjutan dianggap sangat penting untuk dapat memenuhi kebutuhan makanan mengimbangi laju pertumbuhan penduduk global, serta untuk mengurangi dampak negatf pada lingkungan. Di Indonesia pengembangan pertanian berkelanjutan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan dan program untuk mendorong pertanian berkelanjutan, termasuk melalui pemberian bantuan keuangan kepada petani, pengembangan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, dan peningkatan akses kepada informasi dan pelatihan bagi petani.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, upaya dan strategi untuk memastikan ketersediaan pangan bagi 272 juta jiwa penduduk menuntut upaya-upaya terintegrasi, termasuk peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan agribisnis yang inklusif dan berkelanjutan, serta peningkatan akses kepada informasi dan teknologi pertanian bagi petani. Selain itu, diperlukan juga kebijakan yang mengatur distribusi pangan yang adil dan efisien, serta program kesejahteraan yang menjamin ketersediaan pangan bagi kelompok masyarakat yang paling rentan.
Kesadaran petani mengenai pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas pertanian dan menjaga keberlangsungan usaha pertanian di masa yang akan datang. Petani yang sadar akan pentingnya pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan akan lebih tertarik untuk mengadopsi teknik pertanian yang lebih ramah lingkungan, seperti pertanian organik atau pertanian terpadu sehingga jaminan dan stabilitas produksinya dapat terjaga.
Merespon kompleksitas pengembangan pertanian organik dan upaya menemukan pola diseminasi dan adopsi inovasi pertanian yang efektif, PT. Pupuk Indonesia [Persero] dan Fakultas Pertanian UGM melakukan Kerjasama kajian mendalam di 16 Provinisi. Kolaborasi ini sangat strategis dengan pertimbangan Pupuk Indonesia merupakan BUMN yang memiliki pengalaman panjang sebagai penyedia nutrisi dalam produksi pertanian dengan tujuan meningkatkan produktivitas tanaman dan kualitas hasil pertanian, sedangkan Fakultas Pertanian UGM meruoakan lembaga pendidikan tinggi pertanian yang memiliki rekognisi sangat kuat dan pengalaman serta keahlian yang sangat memadai dalam berbagai program pembangunan pertanian.
Ketua Tim Kajian Fakultas Pertanian UGM Prof.Dr.Irham, MSc menegaskan kajian tersebut sangat urgen dengan memperhatikan bahwa peningkatan kesadaran petani tentang pentingnya pertanian berkelanjutan perlu dukungan edukasi dan pelatihan yang tepat sasaran. Penyuluh dan petugas lapangan pertanian dan pihak-pihak terkait lainnya dapat memberikan edukasi kepada petani tentang manfaat pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dan memberikan informasi teknik pertanian ramah lingkungan yang dapat diterapkan di lahan petani.
Dalam kajian terdidentifikasi faktor yang perlu diperhatikan oleh petani dalam mengadopsi teknologi pertanian yaitu: (1) biaya yang dibutuhkan untuk mengadopsi teknologi pertanian: (2) pendapatan yang dihasilkan dari mengadopsi teknologi (3) kondisi lingkungan dan iklim; (4) ketersediaan sumber daya; dan (5) kebiasaan dan tradisi yang telah ada.
Temuan lain menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi dalam menjamin stabilitas pangan, seperti perubahan iklim, perubahan kebiasaan konsumsi, dan fluktuasi harga. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan stabilitas pangan di antaranya adalah dengan membangun kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim, dan memperkuat sistem-sistem pemasaran yang transparan dan efisien. Selain itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait agar petani lebih tertarik untuk mengadopsi teknik pertanian ramah lingkungan. Dukungan tersebut dapat berupa insentif atau bantuan teknis yang diberikan kepada petani yang menerapkan teknik pertanian ramah lingkungan di lahan pertanian mereka. Lebih lanjut, melalui Badan Usaha Milik Negara, pemerintah dapat berperan dalam mendorong pertanian berkelanjutan.
Lebih lanjut Irham menyatakan implikasi kajian juga menggambarkan peran penting PT. Pupuk Indonesia dalam mendukung stabilisasi pangan yang berkelanjutan di Indonesia melalui beberapa mekanisme yang mencakup. Pertama, PT. Pupuk Indonesia perlu menyediakan pupuk yang berkualitas tinggi yang diikuti oleh pemberian informasi yang memadai kepada petani tentang cara menggunakan pupuk tersebut dengan benar. Pupuk berkualitas tinggi akan membantu meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Kedua, perlunya memberikan edukasi kepada petani tentang teknik pertanian yang efisien seperti penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan sistem tanam yang sesuai dengan kondisi lokal. Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Ketiga, pentingnya kerjasa sama dengan pemerintah dan lembaga pertanian lainnya. PT. Pupuk Indonesia dapat bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga pertanian lainnya untuk menyediakan dukungan kepada petani dalam mengelola pertanian mereka dengan baik.
Keempat, urgensi untuk mempromosikan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani. PT. Pupuk Indonesia dapat mempromosikan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar dan meningkatkan pendapatan petani.
Kelima, kebutuhan fasilitasi akses teknologi pertanian yang ramah lingkungan. PT. Pupuk Indonesia dapat memfasilitasi akses kepada teknologi pertanian yang ramah lingkungan bagi petani, seperti teknologi penyiraman otomatis atau sistem penanaman tanaman yang lebih efisien. Dengan demikian, petani dapat mengelola pertanian mereka dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan produktivitas tanaman mereka.