Rangkuman Acara Webinar Series 9, Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM ke-74 (diselenggarakan oleh Departemen Sosial Ekonomi Pertanian) dengan tema Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani
Yogyakarta, Faperta UGM (Dalam Rangka Dies ke 74 Fakultas Pertanian UGM, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian menyelenggarakan Webinar seri ke 2 pada hari Rabu, 21 Oktober 2020 yang bertemakan “Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani” yang diikuti oleh sekitar 187 peserta melalui Zoom Webinar dan disiarkan secara luas di Live Youtube Media Faperta UGM dengan jumlah viewers mencapai 243 orang.
Pada webinar kali ini mengundang 3 orang pembicara, yaitu Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr., kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementrian Pertanian RI; Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S., Guru Besar Departemen Sosial EKonomi Pertanian UGM; dan Ahmad Shofi, S.P., alumni Fakultas Pertanian UGM yang kini menjadi Pengembang Kewirausahan Pertanian.
Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. selaku kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementrian Pertanian RI secara khusus menyampaikan materi mengenai Pengembangan SDM Bidang Pertanian yang Berdaya Saing Global. Hal tersebut diawali dari kondisi SDM pertanian di Indonesia yang masih didominasi oleh petani dengan umur 45—54 tahun dan lebih dari 75% berpendidikan dasar (SD) dan tidak lulus SD. Kondisi tersebut menuntut pemerintah untuk menumbuhkembangkan petani milenial sebagai salah satu solusi untuk meregenerasi petani. Disampaikan bahwa terdapat tiga pilar dalam pengembangan SDM Pertanian, yaitu secara formal melalaui pendidikan vokasi, secara non formal melalui pelatihan vokasi, dan informal melalui penyuluhan. Pendidikan vokasi ditujukan untuk menghasilkan qualified job creator dan qualified job seeker di bidang pertanian. Pelatihan vokasi bertujuan untuk mengasah kompetensi dan jiwa enterpreneur sehingga memiliki daya saing yang kuat. Penyuluhan dilakukan untuk merubah mindset bahwa pertanian merupakan suatu bisnis. Beberapa program yang dilakukan dalam rangka pengembangan kewirausahaan dan penumbuhan petani milenial, antara lain adanya magang, PWMP, pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, YESS, kostratani, dan Duta Petani Milenial serta Duta Petani Andalan.
Selaras dengan pemaparan Prof. Dedi; Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S., Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian juga mengemukakan bahwa krisis petani muda merupakan salah satu permasalahan di sektor pertanian, sehingga dalam menyikapinya perlu sinergitas anatara pemerintah, perguruan tinggi, serta petani muda yang pada awalnya dengan merekonstruksi paradigma baru yang mengubah image petani kekinian yang merupakan pengusaha dan kegiatan pertanian merupakan suatu bisnis. Prof. Sunarru menggagas suatu konsep pemuda penyuluh pertanian yang memungkinkan adanya transfer pengetahuan dalam bidang pertanian antar pemuda berdasarkan pengalaman. Adanya kesamaan karakteristik, yaitu pemuda, akan secara psikologis meningkatkan ketertarikan dan keyakinan bahwa dunia pertanian menjanjikan bagi generasi milenial.
Sedangkan pandangan baru diungkapkan oleh Ahmad Shofi, S.P., seorang lulusan pertanian yang kini menjadi petani milenial dan menyampaikan optimismenya mengenai keberhasilan regenerasi pertanian. Kini banyak muncul kelompok-kelompok tani “virtual” yang didukung dengan tutorial di Youtube untuk memudahkan mencari informasi bagi petani muda yang melek teknologi dan internet. Ketersediaan ilmu yang begitu mudah untuk dijangkau ini membuat proses belajar tentang pertanian menjadi menarik dan menyenangkan. Di tambah lagi, kini sudah semakin banyak generasi muda yang berkecimpung dalam sektor hulu maupun hilir pertanian. MK & RA