Yogyakarta, Faperta UGM- Dr. Arman Wijonarko, Eka Tarwaca Susila Putra, Ph.D., dan Taufan Alam, M.Sc. bersama warga Kalurahan Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo optimis perbaiki produksi kopi di daerah tersebut. Lokasi yang berada di 930 mdpl merupakan tempat yang cocok bagi pertumbuhan kopi. Hingga saat ini, produksi kopi yang mencapai 30 ton/tahun belum mencapai hasil yang optimal. Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil produksi kopi dipengaruhi oleh naungan yang terlalu lebat (hamper 80%) serta kondisi tanaman yang hampir tidak terpelihara dengan ketinggian tanaman > 5 meter. Dr. Arman dan tim mendatangkan bibit bersertifikat dari Puslitkoka sebanyak 1.000 bibit yang terdiri dari 600 kopi arabika dan 400 robusta.
Penerapan Good Agricultural Practices tanpa meninggalkan kearifan lokal berupa kebun campuran multi komoditas yang berfungsi sebagai tanaman pelindung dan konservasi. Kelompok Tani Sido Rukun diharapkan mampu berdiri sendiri dalam penyediaan pupuk organik yaitu dengan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang telah didemonstrasikan kepada kelompok tersebut. Salah satu keberhasilan produksi kopi adalah saat penyambungan dan pemangkasan (pruning). Penyambungan pucuk diharapkan dapat diperoleh tanaman yang kuat pada bagian bawah, sekaligus produktif pada bagian atas. Pemangkasan dilakukan pada salah satu kebun kelompok tani untuk mengarahkan pertumbuhan dan memiliki keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif yang baik.
Anggota kelompok tani juga mendapatkan pengetahuan mengenai pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Selain pengenalan oleh narasumber, petani juga diajak untuk mengamati secara langsung OPT di kebunnya. Pada pertemuan terakhir periode ini, Dr. Arman dan tim menyerahkan 1.000 bibit kopi dan secara simbolis ditanam oleh tim, petani, dan pemangku kepentingan di Samigaluh. Harapannya, kopi dapat tumbuh dengan optimal dengan didukung musim hujan kali ini. Mir
Foto oleh tim