Yogyakarta, Faperta UGM (11/9)- Dalam rangkaian Lustrum XV Faperta UGM menggelar Pagelaran Wayangan yang dilangsungkan melalui Channel Youtube Dalang Seno. Wayangan dengan mengusung tema Jumenengan Parikesit dengan dalang Ki Geter P. W. Dalam sambutannya, Dr. Jamhari memohon doa restu kepada seluruh masyarakat terutama para mitra yang bekerjasama dengan Faperta UGM dibawah kepemimpinan Jaka Widada, Ph.D. Beliau berharap tercapai kesejahteraan pangan di Indonesia. Selain itu, alumni Faperta UGM banyak tersebar sebagai wirausahawan, birokrat, dan pekerjaan lainnya di bidang pertanian secara luas. Acara puncak yang akan dilaksanakan pada 27 September 2021.
Jumenengan Parikesit bercerita tentang Raden Parikesit, putera dari Raden Angkawijaya dengan Dewi Utari. Parikesit dilahirkan sesudah perang Baratayudha. Dia Benar-benar sangat disayangi oleh ke lima Pandawa. Pada saat ia bayi selalu di cari oleh Aswatama, untuk dibunuh lantaran Parikesitlah yang dimasa akan datang bakal menguasai negeri Hastinapura. Parikesit terhitung cerita terakhir dari wayang Purwa, dan cuma sedikit memainkannya. Parikesit memperoleh kehormatan berbentuk Kekuasaan serta “Power” tidaklah dia yang menginginkan apalagi berambisi untuk merebutnya. Sistem naik tahta Parikesit diawali jauh sebelum saat dia dilahirkan di muka bumi. Abimanyu gugur dalam perang Bharatayuda lantaran melindungi Puntadewa yang diserang oleh pasukan Kurawa,Puntadewa yang merasa bersalah, sedih luar biasa atas tewasnya Abimanyu. Dalam penyesalan yang amat dalam in, dia bersumpah di hadapan seluruh jagad raya bahwa kelak setelah perang ini selesai dan jika Pandawa berhasil keluar sebagai pemenang, tiada lain yang patut naik tahta kerajaan dengan keluhuran dan kejayaan selain keturunan Abimanyu. Sumpah ini didengar seluruh jagad dan direstui Gusti Yang Maha Menentukan. maka hak akan tahta berpindah ke tangan putera Abimanyu, yang kebetulan lahir bertepatan dengan usainya perang Bharatayuda. Sesaat tampuk pimpinan kerajaan Astina ada ditangan Puntadewa, lalu Prabu Baladewa atau Begawan Curiganata ditugaskan untuk mendidik serta membina Parikesit sebagai putra mahkota. Parikesit diangkat jadi Raja Astina lewat sistem pendadaran atau mungkin sistem kaderisasi serta pergantian yang disiapkan dengan cara masak. Suatu suksesi yang terpogram, damai, menawan serta tiada gejolak. Ajaran “Kautamaning Prabu” diberikan serta diwariskan oleh Pandawa pada Parikesit sampai sistem pergantian serta suksesi itu berjalan alami serta damai. Mir