Yogyakarta, Faperta UGM (12/8)- Ir. Triyono Untung Piryadi merupakan salah satu alumni Faperta UGM angkatan 1983. Beliau berasal dari Jember, Jawa Timur yang saat ini menggeluti bisnis jamur tiram khususnya jamur tiram putih. Sejak 35 tahun yang lalu beliau menekuni bidang budidaya jamur tiram.
Dalam presentasinya, Ir. Triyono Untung Piryadi menjelaskan secara detail mengenai jamur tiram putih. Beliau juga menjelaskan berbagai macam jamur tiram antara lain jamur tiram putih, merah, kuning, phoenix, coklat, abu, abalon, dan berumbi. Namun, bapak yang akrab disapa Pak Pir ini fokus mengembangkan jamur tiram putih. Setiap jenis jamur tiram memiliki tingkat kesulitannya masing-masing dengan pasar yang juga berbeda. Pasar jamur tiram putih lebih luas dan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya.
Kiat bisnis jamur tiram yang dipaparkan oleh CEO CV. Asa Agro Corporation ini, antara lain harus mengenal komoditasnya, keunggulan komparatif, peluang pasar, dan critical point di on farm dan off farm. Komoditas jamur tiram putih memiliki syarat tumbuh khususnya di daerah dataran tinggi, bahan baku yang mudah didapat, teknologi yang lebih mudah diterapkan untuk produksi dalam jumlah banyak, self life pendek, dan perishable. Apabila self life pendek, maka pasar akan selalu ada dan impor dapat ditekan. Selain itu, keunggulan komparatif jamur tiram putih dibandingkan dengan sayuran lain antara lain kandungan gizi lengkap dan tinggi, sebagai pangan fungsional, alternatif pengganti daging yang saat ini banyak digalakkan menjadi vegetarian, dapat dibuat berbagai olahan, tidak memerlukan tempat yang luas, dan panen bisa diatur. Peluang pasar untuk meningkatkan konsumsi per kapita yang rendah dan saat beliau memulai usaha jamur tiram putih, pelaku usaha dalam bidang tersebut belum banyak. CV. AAC juga menggandeng pemerintah serta universitas untuk menggalakkan konsumsi jamur sebagai salah satu pilihan konsumsi utama. Critical point on farm dimulai dengan pemilihan bibit hingga panen. Mir