Fakultas Pertanian UGM menggelar Seminar Nasional Hasil Pertanian XIII yang mengusung tema “Penguatan SDM Unggul dan Percepatan Implementasi Smart Eco-Bioproduction” pada Sabtu, 23 September 2023 di Auditorium Harjono Danoesastro, dengan dua narasumber yang diharapkan mampu menjadi inspirasi.
Narasumber pertama, yaitu Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana yang memiliki bidang keahlian teknologi sensor untuk implementasi Smart Eco-Bioproductiion. Beliau mengembangkan teknologi untuk bidang pertanian, seperti dalam hal keamanan pangan dan diagnosa penyakit tanaman.
“Ada beberapa produk yang siap dihilirkan, antara lain Electronic Tongue untuk mendeteksi produk pertanian atau makanan tertentu, Electronic Nose-G untuk deteksi Ganoderma sebagai jamur patogen kelapa sawit, serta Electronic Eye untuk memantau aktivitas bakteri,” jelas Prof Kuwat.
Goris Mustaqim selaku narasumber kedua memberikan materi tentang Semut Nusantara yang ia kembangkan sebagai Business Support Provider for Local Economic Development. Ia memaparkan Semut Nusantara berkolaborasi dengan universitas untuk mengembangkan potensi desa melalui penggerak lokal desa demi kesejahteraan masyarakat.
“Sebagai contoh yaitu Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran, Sukabumi adalah desa yang mengusung wisata edukasi pangan lokal pertama di Indonesia. Dengan prinsip Smart Eco-Bioproduction dari Hanjeli diolah menjadi berbagai pangan dan produk yang bernilai tambah. Selain itu, Desa Martim KBA Polewali Mandar memiliki potensi produk kelautan yang dikembangkan oleh komunitas pesisir dengan teknologi masih terbatas, mampu berkembang dengan baik melalui pemanfaatan Smart Eco-Bioproduction,” jelas Goris.
Goris menambahkan, Smart Eco-Bioproduction dapat terwujud karena adanya sumber daya manusia yang smart sehingga mendukung penggunaan technology, eco, bio, dan production.
Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., yang juga hadir dalam seminar tersebut menyampaikan bahwa kedua narasumber dapat menjadi inspirasi melalui kisah suksesnya dalam memanfaatkan teknologi sesuai bidangnya, tetapi juga dapat diterapkan pada bidang pertanian.
“Hari ini istimewa sebab kedua narasumber bukan orang pertanian. Seperti yang kita tahu, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana terkenal melalui karya genose di era pandemi dan Mas Goris Mustaqim banyak bergerak di bidang kewirausahaan sosial seperti Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta. Dengan demikian, seminar nasional ini diharapkan dapat menambah wawasan kita jika dilihat dari kacamata di luar pertanian,” ujar Dekan saat memberikan sambutan.
Penulis: Sanditha Setya W dan Nurul Aulia Dewi
Foto: Media Faperta