Fakultas Pertanian UGM terlibat aktif sebagai penyelenggara pendukung kegiatan The 9th University Consortium Graduate Forum yang dilaksanakan pada 17-18 Juli 2024. Kegiatan yang merupakan bagian dari kegiatan The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) University Consortium dengan penyelenggara utama Fakultas Peternakan, dan penyelenggara pendukung yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Kehutanan, dan Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Keterlibatan Fakultas Pertanian UGM ini bertujuan untuk meningkatkan international exposure bagi para mahasiswa dan dosen yang ditunjukkan melalui partisipasi empat mahasiswa program pascasarjana sebagai speaker, 14 mahasiswa program pascasarjana sebagai listener, dan salah seorang dosen sebagai plenary speaker, yaitu Prof. Suadi, S.Pi., M.Agr.Sc., Ph.D.
Belinda Winona, mahasiswi Program Studi Magister Fitopatologi, menjadi salah satu mahasiswa yang berpartisipasi sebagai speaker. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi sarananya untuk meningkatkan kepercayaan diri, khususnya dalam hal mempresentasikan hasil penelitian di depan para peserta. Dengan adanya delegasi dari 12 kampus yang berbeda dari 6 negara, Belinda juga merasa kegiatan ini menjadi wadah terbukanya peluang untuk kolaborasi internasional kedepannya.
“Saya dan para mahasiswa lainnya didorong untuk berani menyajikan hasil penelitian kami di depan banyak orang, sehingga kepercayaan diri kami pun meningkat. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk bertemu dengan para peneliti lainnya dari berbagai negara yang saya rasa dapat membuka peluang lebih besar untuk kolaborasi internasional,” ujar Belinda.
Ia juga menambahkan, partisipasinya dalam kegiatan ini membantu dirinya tidak hanya untuk membangun relasi pertemanan, tetapi relasi yang profesional dalam tingkat global, yang sekaligus membuka ruang peluang karir di masa depan, seperti proyek kolaboratif, magang, hingga tawaran pekerjaan.
Di sisi lain, Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D., dosen Departemen Mikrobiologi Pertanian yang menjadi salah satu perwakilan committee Fakultas Pertanian, menyampaikan harapannya bagi para mahasiswa agar semakin banyak memiliki international exposure yang akan menambah wawasan dan pengalaman di kancah internasional. Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan dari kampus-kampus di Asia seperti University of the Philippines Los Banos, Central Luzon State University, Central Mindanao University, Visayas State University, Kasetsart University, Maejo University, National Taiwan University, Tokyo University of Agriculture, Universiti Putra Malaysia, UGM, IPB University, and Universitas Brawijaya ini merupakan bagian dari kegiatan The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) University Consortium.
“Harapannya, melalui kegiatan ini, akan ada lebih banyak international exposure bagi mahasiswa program pascasarjana Fakultas Pertanian UGM. Adanya pertemuan dengan delegasi dari 6 negara yang berbeda tentunya akan menambah wawasan dan pengalaman yang berkesan bagi para mahasiswa,” tutur Desi.
Dukungan Fakultas Pertanian UGM sebagai salah satu penyelenggara University Consortium Graduate Forum menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Editor: Desi Utami
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) “Harapan Dadi Wong” berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Tim yang diketuai oleh Alexandros Candra Febrian (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian 2022) dengan anggota Hosana Adel Ivory (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022), Nadya Mangesti Wibowo (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022) dan Iqbal Tafqy Aunika (Ilmu Sejarah 2022), mengusung penelitian yang berjudul “Harapan Dadi Wong dengan Regenerasi Petani Muda: Perbandingan Persepsi Petani terhadap Masa Depan Anaknya (Studi Kasus Keluarga Petani di Yogyakarta)”.
Xandros, sapaan akrab ketua tim, menyampaikan bahwa pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan April hingga Agustus 2024 mendatang yang diawali dengan kegiatan riset, mempersiapkan kuesioner, membuat panduan wawancara, survei lokasi, serta penulisan artikel jurnal. Berbagai kegiatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang profesi petani terhadap tokoh kunci, yakni petani yang berpengalaman serta strategi yang dapat dilakukan untuk mengupayakan regenerasi petani.
“Karena memiliki latar belakang dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, maka kami mengangkat topik yang berhubungan dengan jurusan kami. Kami merasa profesi petani masih dipandang sebelah mata. Padahal, sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan banyak sumbangsih terhadap Indonesia, baik dari segi pangan, lapangan pekerjaan hingga peningkatan perekonomian,” jelas Xandros.
Keresahan para mahasiswa terhadap persepsi profesi petani yang dianggap sebelah mata dan rendahnya regenerasi petani, membuat mereka mencetuskan ide “dadi wong” sebagai fokus utama penelitian.
“Menurut falsafah Jawa, “dadi wong” memiliki arti orang yang punya kekuasaan, ilmu, dan jabatan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana profesi petani bisa dipandang sebagai pekerjaan “dadi wong”,” tutur Xandros selaku ketua tim. Hal ini selaras dengan sejarah dan kebudayaan masyarakat Jawa.
Salah satu anggota tim yang berasal dari Program Studi Sejarah UGM, Iqbal, menambahkan bahwa ia memahami bagaimana pentingnya sektor pertanian di Indonesia. Hal tersebut berasal dari kenyataan di mana studi agraria menjadi topik yang sangat penting untuk dipelajari dalam ilmu sejarah.
“Salah satu materi yang dibahas di Program Studi Sejarah adalah tentang studi agraria. Mengingat agraria sudah mendarah daging menjadi topik yang sangat penting, sehingga salah satunya adalah mempelajari terkait petani itu sendiri,” ungkap Iqbal.
Penelitian “Harapan Dadi Wong” menggunakan riset berbasis fenomenologi untuk mengkaji pengalaman hidup seseorang yang dalam hal ini adalah petani. Padukuhan Nologaten (Kecamatan Depok), Padukuhan Krasaan (Kecamatan Berbah), dan Padukahan Ngepet (Kecamatan Sanden) menjadi lokasi berlangsungnya penelitian tersebut yang dipilih atas adanya perbedaan lahan pertanian di setiap daerah yang mempengaruhi budaya pertanian mereka. Selama menjalani rangkaian kegiatan penelitian, Xandros dan tim didampingi oleh seorang dosen dari Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, yaitu Dr. Najmu Tsaqib Akhda, S.P., M.A.
“Harapannya, dengan memahami persepsi keluarga petani mengenai “dadi wong”, kita bisa memperoleh informasi terkait faktor apa saja yang berperan dalam proses regenerasi petani,” tutur Najmu.
Kegiatan riset sosial humaniora yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian UGM ini menjadi bukti nyata dari komitmen untuk mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas.
Penulis : Wilhelmina Alexandra Valmay Putri Aberth
Editor : Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi TIM PKM-RSH
Departemen Mikrobiologi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM menyambangi Hanoi University of Science and Technology (HUST) dan Plant Medicinal Research Centre (PMRC) Vietnam dalam rangka studi banding untuk menambah wawasan pengembangan kurikulum di bidang mikrobiologi pertanian. Kegiatan studi banding yang dilaksanakan pada Senin-Selasa, 15-16 Juli 2024 diikuti oleh tenaga pendidik Departemen Mikrobiologi Pertanian dan dibersamai oleh Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., serta Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si.
Dekan Fakultas Pertanian UGM menyampaikan pandangannya terkait HUST yang memiliki konsep hulu kilir penelitian dan dapat dimanfaatkan dengan baik melalui kolaborasi bersama industri. Beliau meyakini bahwa UGM bisa menjalin kolaborasi dengan HUST.
“Saya pribadi tertarik dengan segala potensi kolaborasi dengan HUST. Saya rasa, UGM juga bisa melakukan lebih dari yang sudah dilakukan sampai saat ini, dimulai dari beberapa dosen yang penelitiannya dimanfaatkan industri dan juga keterlibatan menjadi konsultan,” ujar Dekan.
Assoc. Prof. Vu Thu Trang, selaku Deputy Head of Department of Food Engineering HUST menjelaskan HUST membuka peluang kerja sama dengan UGM, baik di bidang pendidikan maupun penelitian. Selain itu, Dr. Nguyen Van Khiem, Director of Medicinal Plant Research Center (MPRC) menunjukkan ketertarikannya atas peluang beasiswa pendidikan jenjang S3 di UGM yang ditujukan bagi staf peneliti PMRC.
Ketua Departemen Mikrobiologi Pertanian, Ir. Donny Widianto, Ph.D, menyampaikan bahwa kegiatan studi banding ini dimaksudkan untuk melakukan promosi mengenai program internasional yang bisa diikuti oleh mahasiswa HUST, seperti student exchange, summer course, dan joint-research. Selain itu, Departemen Mikrobiologi Pertanian UGM juga menawarkan kesempatan bagi dosen HUST menjadi dosen tamu di UGM, begitu pula sebaliknya.
Di samping itu, Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D. selaku Ketua Komite Kurikulum Departemen Mikrobiologi Pertanian, menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan studi banding ini, diharapkan akan lahir kerja sama antara Fakultas Pertanian UGM bersama HUST dan PMRC untuk meningkatkan peran dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan studi banding yang dilakukan menjadi bukti komitmen Fakultas Pertanian UGM untuk mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Editor: Desi Utami
Salah seorang dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D., menjadi dosen pendamping bagi mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara yang tergabung dalam Kelompok Abhinaya. Selama tiga kali telah menjadi dosen pendamping dalam kegiatan PMM Modul Nusantara, Prima memandang kegiatan PMM Modul Nusantara merupakan wadah bagi para mahasiswa untuk belajar nilai kebhinekaan.
“Kegiatan di dalam PMM Modul Nusantara meliputi pengajaran kebhinekaan. Dengan asal daerah yang berbeda-beda, para mahasiswa terlihat sangat antusias untuk saling berbaur dan dekat seperti saudara,” ujar Prima.
Sebagai pedamping, Prima turut serta membantu untuk menyatukan para mahasiswa melalui berbagai kegiatan, seperti permainan dan outbound. Tak hanya itu, ia juga mendampingi para mahasiswa saat menjelajahi berbagai tempat di Yogyakarta. Di sisi lain, Prima menyatakan bahwa ada kekhawatiran yang timbul selama ia mendampingi mahasiswa, yaitu menjaga keselamatan para mahasiswa selama berpergian.
Prima juga mengungkapkan harapannya agar para mahasiswa bisa mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari program ini. Ia juga berharap agar program PMM Modul Nusantara ini bisa berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Dengan respon positif dari dosen Fakultas Pertanian UGM yang terlibat langsung dalam program PMM Modul Nusantara, hal ini menjadi bukti kuatnya komitmen untuk mencapai tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Yomita Misya
Editor: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi Kelompok Abhinaya
Fakultas Pertanian UGM menjalin kolaborasi dengan dosen dari National Taiwan University, yaitu Assoc. Prof. Cheng-I Hsieh. Dalam pertemuan diskusi potensi kolaborasi akademik pada Selasa, 16 Juli 2024 yang dihadiri Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Pertanian UGM, Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., didampingi oleh Sekretaris Departemen Tanah Fakultas Pertanian UGM, Dr. Makruf Nurudin, S.P., M.P., beserta beberapa dosen Departemen Tanah, pembahasan kolaborasi akademik difokuskan pada peran Assoc. Prof. Cheng-I Hsieh sebagai dosen tamu di bidang kajian ilmu tanah.
Prof. Subejo menjelaskan bahwa peran Assoc. Prof. Cheng-I Hsieh menjadi dosen tamu akan berlangsung sejak 15 Juli 2024 sampai dengan 10 September 2024 mendatang. Selama periode tersebut, harapannya akan lahir berbagai kegiatan kolaboratif, seperti workshop, kuliah tamu, field visit, bahkan kolaborasi riset.
“Harapannya, dengan kehadiran Assoc. Prof. Cheng-I Hsieh di Fakultas Pertanian UGM, mampu mendorong lahirnya berbagai kegiatan kolaborasi akademik. Selain itu, kita juga telah mendiskusikan potensi adanya double degree bersama institusinya, yaitu National Taiwan University,” jelas Prof. Subejo.
Kolaborasi akademik ini menjadi salah satu upaya Fakultas Pertanian UGM untuk mencapai tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Dalam rangka mendalami pengelolaan penjaminan mutu, Tim Gugus Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana melakukan benchmarking ke Fakultas Pertanian UGM pada Kamis, 18 Juli 2024 di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Pertanian UGM. Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., secara langsung menerima kunjungan mereka dan memberikan sambutan untuk pertemuan tersebut.
Pertemuan benchmarking turut dihadiri pula oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si., Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Pertanian UGM, Dr. RA Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P., serta Kepala Kantor Administrasi Fakultas Pertanian UGM, Agus Sudarwinto, S.E., M.M. Adapun dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas ketersediaan kebijakan mutu, tugas Unit Jaminan Mutu, pembiayaan jurnal dan/atau penelitian dosen, evaluasi kurikulum, pelaksanaan audit mutu internal (AMI), survei kepuasaan mahasiswa melalui evaluasi dosen oleh mahasiswa (EDOM), dan wujud international exposure sebagai bagian dari student improvement.
Adanya kunjungan dari perguruan tinggi lain menjadi suatu semangat tersendiri bagi Fakultas Pertanian UGM. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Dr. Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pertanian UGM.
”Fakultas Pertanian UGM masih menjadi salah satu Fakultas Pertanian di Indonesia yang menjadi kiblat untuk perguruan tinggi lain. Hal ini karena kita memiliki delapan program studi yang sudah terakreditasi internasional oleh ASIIN dan saat ini dalam proses pengajuan empat program studi lainnya. Capaian ini menjadi penyemangat untuk senantiasa membangun diri menjadi lebih baik lagi,” ujar Weny.
Penerimaan kunjungan benchmarking ini menjadi bukti kuatnya komitmen Fakultas Pertanian UGM untuk mencapai tujuan SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Sha
Editor: Hanita Athasari Zain
Fakultas Pertanian UGM kembali menyambut mahasiswa peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara. Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Tahun ini, salah satu dosen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM, Valentina Dwi Suci Handayani, S.P., M.Sc., Ph.D., turut serta menjadi dosen pendamping bagi salah satu dari sepuluh kelompok yang ada, yaitu Kelompok Bamantara
Menurut dosen yang kerap disapa Uci, adanya program PMM Modul Nusantara ini menjadi wadah pembelajaran penting atas perbedaan dan keragaman budaya yang ada. Para mahasiswa pun juga diajak untuk mengenal budaya lokal nusantara, khususnya budaya yang ada di Yogyakarta, melalui kegiatan kunjungan ke tempat cagar budaya dan sentra batik.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah menanamkan kecintaan tanah air kepada generasi muda. Dengan adanya perbedaan budaya, diharapkan dapat menyatukan keberagaman dan meningkatkan toleransi. Belajar terkait budaya dan toleransi akan memberikan warna tersendiri yang bermanfaat bagi mahasiswa,” ungkap Uci.
Sebagai dosen pendamping, Uci juga mendampingi Kelompok Bamantara dalam mengeksplorasi dunia pertanian. Walaupun para mahasiswa berasal dari program studi yang berbeda-beda, hal tersebut tidak membatasi Uci untuk memperkenalkan sistem pertanian secara umum.
“Selama menjadi pendamping bagi para mahasiswa, saya tidak hanya mengenalkan budaya Yogyakarta, tetapi juga memperkenalkan sistem pertanian secara umum, seperti berkunjung ke desa wisata pertanian di Pulesari, serta memperkenalkan makanan tradisional yang dikembangkan di daerah tersebut,” ujar Uci.
Uci berharap agar kegiatan ini terus dilanjutkan karena mampu membuka peluang untuk memperbaiki pendidikan dan memberikan dampak positif bagi mahasiswa dalam mengenal budaya bangsa. Keterlibatannya menjadi dosen pendamping dalam kegiatan PMM ini pun menjadi bentuk kontribusi dalam mewujudkan SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Alkhansa Khairunnisa
Editor: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi Kelompok Bamantara
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) yang diketuai oleh Fransisco Yamonaha Harefa (Ilmu Tanah 2022) menginisiasi sebuah inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kelompok Wanita Tani (KWI) Sumber Rejeki, Kabupaten Kulon Progo. Fransisco bersama rekan timnya mengembangkan produk pupuk bernama EcoBlend yang diaplikasikan melalui sistem irigasi otomatis bertenaga surya.
Fransisco menjelaskan, inisiasi inovasi EcoBlend muncul dari keprihatinan terhadap berbagai masalah pertanian yang semakin kompleks. Oleh karena itu, ia bersama Lulu Nazhifa (Ilmu Tanah 2022), Meila Dwi Nurini (Statistika 2022), Nazzwa Aliefa Herdianti (Manajemen Sumberdaya Akuatik 2022), dan Imam Novariansyah Aziz (Ilmu Tanah 2023), serta Angga Prasetya, S.P., M.Sc., selaku dosen pembimbing dari Departemen Tanah Fakultas Pertanian UGM, menciptakan EcoBlend yang dapat mengintegrasikan pemupukan dan penggunaan Photosynthetic Bacteria (PSB) dalam satu sistem fertigasi sprinkler.
“Potensi pertanian di Kabupaten Kulon Progo ini sangat besar, tetapi perlu didukung oleh teknologi yang tepat agar bisa mengoptimalkan segala potensi tersebut. Salah satunya adalah pengembangan EcoBlend melalui metode fertigasi otomatis,” jelas Fransisco.
Sistem fertigasi otomatis yang memanfaatkan panel surya dinilai sangat membantu anggota KWT Sumber Rejeki. Hal tersebut disampaikan oleh Siti Aminah, Ketua KWT Sumber Rejeki, yang merasakan bahwa sistem yang menyiram lahan secara otomatis menjadi solusi untuk mengurangi beban kerja anggota KWT dan menjaga kualitas hasil tanaman hortikultura.
Kesepakatan kemitraan antara Tim PKM-PI Fakultas Pertanian UGM bersama KWT Sumber Rejeki telah berlangsung sejak Januari lalu saat penyusunan proposal program dan akan terus terjalin sampai Agustus 2024 mendatang. Dalam kurun waktu tersebut, Fransisco dan tim telah melaksanakan sosialisasi pada 1 Mei 2024 di Gedung PAUD Dwi Asih dalam rangka memberikan penjelasan lebih detail mengenai inovasi EcoBlend dan sistem fertigasi otomatis. Selain itu, pada bulan Juli hingga Agustus, mereka akan membagikan buku pedoman kepada anggota KWT Sumber Rejeki, serta diikuti dengan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Inovasi produk EcoBlend yang disertai teknologi sistem fertigasi otomatis menjadi bukti kesadaran mahasiswa Fakultas Pertanian UGM terhadap komitmen mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim.
Penulis: Lulu Nazhifa
Editor: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi tim PKM