• Tentang UGM
  • Informasi Publik
  • IT Center
  • Perpustakaan UGM
  • Webmail UGM
  • Pertanian Digital
    • Desa Apps
    • Lentera DESA
  • English Version
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Sarjana
      • Leaflet dan Video Promosi Program Studi
      • SOP Perkuliahan Sarjana
      • Panduan Akademik
      • Bahan Kuliah dan Praktikum
      • Jadwal Kuliah & Praktikum
      • PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
      • Program Fastrack Faperta
      • Insentif Prestasi Mahasiswa
      • Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)
      • Virtual Office Academic FAPERTA UGM
      • Info Beasiswa
      • International Undergraduate Class (IUC)
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
    • Pascasarjana
      • INFORMASI PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • SOP PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • Uang Kuliah Tunggal (UKT) Program Profesi dan Pascasarjana
      • Aturan Akademik Pascasarjana
      • Kurikulum Pascasarjana
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
      • Daftar Pembimbing S2 Pascasarjana
      • Daftar Promotor S3 Pascasarjana
    • Kemahasiswaan
    • Alumni
      • Lowongan Kerja
    • Fasilitas Pendukung
      • AGROTROPICA LEARNING CENTER UGM
      • Perpustakaan
      • UGM Library Video Profile
      • Agriculture Ebooks
      • HPU
    • AIMS
    • Jaminan Mutu
      • EDOM Sarjana
      • EDOM Pascasarjana
      • Standard Operating Procedure – EDOM
      • Rencana Tindak Lanjut EDOM
      • Laporan RTM
    • Profil Dosen
  • PMB
  • Departemen
    • Budidaya Pertanian
    • Hama dan Penyakit Tumbuhan
    • Mikrobiologi Pertanian
    • Perikanan
      • Departemen Perikanan
      • Program Studi Akuakultur
      • Program Studi Manajemen Sumber Daya Akuatik
      • Program Studi Teknologi hasil Perikanan
    • Sosial Ekonomi Pertanian
      • Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
      • Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
    • Tanah
  • Penelitian & Publikasi
    • PENELITIAN
    • PENGABDIAN MASYARAKAT
    • PUBLIKASI
      • Buku
    • KERJASAMA
    • Buku Karya Dosen
  • Download
    • Download panduan kuliah online
    • Jadwal Kuliah & Praktikum
    • Bahan Kuliah dan Praktikum
    • Formulir
    • Agriculture Ebooks
    • PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) KEGIATAN FAKULTAS
    • Petunjuk Penulisan Laporan Akhir PKM 2020
    • Panduan Pelayanan Akademik Faperta UGM
    • E-Booklet PPKS UGM
    • Laporan Tahunan Dekan
    • Buku Kenangan Wisuda
  • Beranda
  • SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
  • SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
  • page. 2
Arsip:

SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim

Faperta UGM Berdayakan Petani Sumba Barat Daya dalam Antisipasi Ledakan Hama Belalang Kembara

berita Friday, 3 January 2025

Tim Fakultas Pertanian UGM melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pemberdayaan Petani Sumba Barat Daya dalam Antisipasi Ledakan Hama Belalang Kembara Melalui Pemanfaatan Belalang.” Program ini merupakan respons terhadap insiden ledakan hama belalang kembara (Locusta migratoria manilensis) yang melanda wilayah Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2023. PKM ini bertujuan memberikan solusi berbasis penyuluhan kepada para petani untuk mengantisipasi dan menangani hama belalang kembara.

Kegiatan yang berlangsung selama 10 bulan ini dimulai pada 29 Februari 2024 hingga 9 Desember 2024. Program ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Fransiscus Xaverius Wagiman, S.U. dari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, dengan anggota tim Dr. Dyah Woro Untari, S.P., M.P. dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, serta Ines Citra Risqika, mahasiswa Prodi PKP. Penyuluhan dilaksanakan pada Juli 2024 di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya dan dihadiri oleh perwakilan Kelompok Tani, Tokoh Petani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).

Dalam penyuluhan, peserta mendapatkan pengetahuan mengenai strategi penanganan hama belalang kembara, termasuk teknik penangkapan dan pemanfaatan belalang sebagai alternatif sumber daya. Meski pada saat itu ledakan belalang kembara telah reda, penyuluhan ini menjadi bekal bagi petani untuk menghadapi potensi serangan di masa depan.

Program ini didukung penuh oleh Fakultas Pertanian UGM melalui hibah PkM dan kerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya. Dengan dukungan pendanaan dan fasilitas tempat penyuluhan, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan antusias dari para peserta. Diharapkan, penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi petani dalam mengantisipasi serta mengelola serangan hama belalang secara berkelanjutan. Hal ini sekaligus menunjukan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai SDGs diantaranya, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

 

Penulis: Agrit Kirana Bunda

Editor: Desi Utami

Upaya Tim Faperta UGM Meningkatkan Ketahanan Tanaman Padi Melalui Aplikasi Bacillus velecenzis dan Trap Barrier System (TBS)  

berita Tuesday, 31 December 2024

Pertumbuhan tanaman padi di Kelurahan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY, seringkali terganggu oleh serangan hama tikus yang menyebabkan hasil pertanian menjadi kurang optimal. Mengatasi hal tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UGM berupaya untuk meningkatkan ketahanan tanaman padi dari serangan penyakit dan hama tikus pada Mitra Petani di Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.

Hal ini dilakukan dengan mengaplikasikan isolat Bacillus velecenzis dan Trap Barrier System (TBS) pada sawah. Isolat tersebut berperan sebagai Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Di sisi lain, aplikasi TBS dapat menekan populasi hama tikus secara efektif.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung sejak Juli hingga Oktober 2024 ini diketuai oleh Dr. Adyatma Irawan Santosa, S.P., M.Sc., dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini melibatkan sejumlah dosen lintas departemen, seperti Prof. Dr. Ir. FX. Wagiman, S.U., Prof. Dr. Ir. Triwidodo Arwiyanto, M.Sc., Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc., Ph.D., Dr. Ir. Sedyo Hartono, M.P., Dr. Ir. Arman Wijonarko, M.Sc., Dr. Najmu Tsaqib Akhda, S.P., M.A., dan Susanti Mugi Lestari, S.P., M.Si., Ph.D.

Selain dosen, kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan di Fakultas Pertanian UGM, yaitu Siska Nur Siti Yuliandin (S1 Proteksi Tanaman), Dyana Rahma Ningrum (S1 Proteksi Tanaman), Diarsi Atiki (S2 Fitopatologi), Antama Surwadinata (S2 Fitopatologi), Mars Buwn Fraset Manao Nubatonis (S2 Fitopatologi), serta Rachmad Saputra (S3 Ilmu Pertanian). Kolaborasi lintas jenjang ini bertujuan untuk memberikan solusi inovatif dan aplikatif dalam meningkatkan ketahanan tanaman padi di Kelurahan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.

“Upaya ini dilakukan untuk menangani permasalahan produktivitas tanaman padi yang kurang optimal akibat serangan penyakit serta gangguan hama tikus. Hal ini bertujuan agar petani mitra dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk buatan, sekaligus meningkatkan keterampilan dalam mengelola hama tikus sawah,” Terang Adyatma.

Menurutnya, mitra petani merasakan dampak positif dari teknologi yang diterapkan. Mereka merasakan peningkatan hasil panen padi dengan mengaplikasikan B. velencenzis. Melalui kegiatan ini, Fakultas Pertanian UGM menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan pertanian yang ramah lingkungan sekaligus mencapai tujuan SDGs diantaranya, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

 

Penulis: Agrit Kirana Bunda

Editor: Desi Utami

Efisiensi Biaya Pengairan untuk Petani Bawang Merah di Gunungkidul: Inovasi Teknologi dan Strategi Alokasi Sumber Daya

berita Tuesday, 31 December 2024

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UGM melaksanakan program bertajuk “Efisiensi Alokasi Biaya Pengairan pada Usaha Tani Bawang Merah di Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul”. Kegiatan ini berfokus pada edukasi dan pelatihan teknologi pengairan, pembiayaan perangkat irigasi, dan wawasan realokasi sumber daya.

Program ini dipimpin oleh Anung Pranyoto, S.P., M.P., dengan anggota Dr. Najmu Tsakib A., S.P., M.Sc., dan Muh Amat Nasir, S.P., M.Sc. Tim ini juga melibatkan lima mahasiswa dari Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (EPA), yaitu Nurholong Limbong, Fu’ad Nurrahman, Muhammad Mahdi, Rachelliona Dwinandani, dan Windi Asti Putranti.

Kegiatan dimulai dengan pra-survei di lokasi, diikuti oleh kolaborasi dengan kelompok tani dan pengenalan perangkat pengairan yang telah berhasil diterapkan di daerah lain, seperti Tempel, Kabupaten Sleman. Teknologi ini kemudian disosialisasikan kepada petani bawang merah di Wonosari sebagai solusi pengairan saat musim kering.

Melalui pendampingan intensif, tim pengabdian berharap petani di Kapanewon Wonosari dapat menerapkan teknologi pengairan yang efisien dan memanfaatkan strategi alokasi sumber daya untuk meningkatkan keuntungan usaha tani mereka. Dengan potensi sumber daya yang ada, kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan model pertanian berkelanjutan yang dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

“Dengan pengenalan teknologi irigasi terkini dan strategi alokasi sumber daya yang tepat, kami berharap petani dapat meningkatkan efisiensi, mendukung keberlanjutan usaha tani, dan menciptakan peluang yang lebih baik bagi kesejahteraan mereka,” terang Anung, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UGM.

Program ini mencerminkan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung kesejahteraan petani melalui inovasi teknologi dan pendekatan berbasis kebutuhan masyarakat. Hal ini sekaligus untuk mendukung tercapainya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda

Editor: Desi Utami

 

 

Peduli Gizi Masyarakat, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UGM Adakan Pelatihan Budidaya Terpadu Lele dan Melon

berita Friday, 27 December 2024

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat melalui program pengabdian masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah pelatihan bertema “Budidaya Terpadu Lele dan Melon di Pesantren Pelajar-Mahasiswa AQWAMU QILA untuk Peningkatan Gizi Masyarakat” yang berlangsung di Pondok Pesantren AQWAMU QILA, Jl. Pulang Geni No. 9 Grojogan RT 01, Tamanan, Banguntapan, Bantul

Tim ini diketuai oleh Indah Istiqomah, S.Pi., M.Si., Ph.D, selaku Dosen Departemen Perikanan. Adapun anggota tim tersebut terdiri dari dosen Departemen Perikanan, yaitu Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Dr. Nurfitri Ekantari, dan Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. Selain itu, ada juga dosen dari Departemen Budidaya Pertanian, Dr. Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc., serta dosen dari Departemen Gizi Kesehatan, FKKMK UGM, Dr. Toto Sudargo, M.Kes..

Tim ini juga melibatkan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM, di antaranya Faiz Mahasin, S.Pi., Fikri Nashrullah, S.Pi., Evan Paundra Danetza, Qodam Nur Zamzam, Amalia Yunita Ismail, Daffa Afifah Sandiko, dan Muhammad Abrianto Alfaruq.

Program ini memadukan teknologi budidaya ikan nila merah (Oreochromis sp.) dengan budidaya melon di pekarangan pesantren. Sebelumnya, Pondok Pesantren AQWAMU QILA telah memiliki keterampilan budidaya ikan yang merupakan hasil pengembangan pengabdian masyarakat.

“Inovasi baru yang kami perkenalkan adalah teknologi budidaya melon menggunakan screen house, yang memungkinkan tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit. Melalui kegiatan ini, kami berhasil melakukan panen melon hibrida dengan hasil yang memuaskan, yaitu total 100 kg pada tahap pertama, dan ikan nila pada siklus pertama mencapai 30 kg,” jelas Indah.
Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada pelatihan, tetapi juga mencakup pendampingan melalui workshop budidaya melon. Antusiasme pihak pesantren terlihat dari harapan agar program serupa dapat dilanjutkan di masa mendatang. Kegiatan ini menjadi langkah nyata Fakultas Pertanian dalam memberdayakan masyarakat, meningkatkan perekonomian, dan mendukung kesehatan pangan. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen Fakultas Pertanian UGM untuk terus berkontribusi pada tujuan SDGs diantaranya, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami

Puncak Lustrum X, Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah UGM Gelar Talkshow: Indonesia dan Lumbung Pangan Dunia 2045

berita Thursday, 21 November 2024

Dalam rangka acara puncak Lustrum X, Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada menggelar talkshow bertemakan “Indonesia dan Lumbung Pangan Dunia 2045” di Gedung DPD RI Yogyakarta. Talkshow ini membahas terkait peran penting Indonesia dalam menjaga keamanan pangan global dengan menghadirkan Arini Wahyu Utami, M.Sc., Ph.D. (dosen Program Studi Ekonomi dan Pertanian Agribisnis Faperta UGM) dan Elki Setiyo Hadi (Walhi Yogyakarta) sebagai narasumber.

Talkshow dimoderatori oleh Nur Ainun Harlin Jennie Pulungan, S.Si., M.Sc., Ph.D., salah seorang dosen Program Studi Ilmu Tanah Faperta UGM. Dengan peserta sejumlah 100 orang yang terdiri atas berbagai latar belakang program studi, fakultas, maupun universitas, kegiatan ini terbukti menarik minat mahasiswa atas tema yang relevan dengan isu-isu yang tengah hangat di masyarakat.

Dalam sesi pemaparan materi oleh Arini Wahyu Utami, S.P., M.Sc., Ph.D. atau yang akrab disapa Arini, ia menyampaikan bahwa terdapat beberapa tantangan dan peluang yang perlu diperhatikan untuk dapat mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045.

“Ada beberapa tantangan dan peluang yang perlu diperhatikan lebih dalam lagi agar dapat merealisasikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, yakni perubahan iklim yang semakin tidak menentu, teknologi pertanian, serta akses terhadap pasar,” jelas Arini.

Tidak hanya itu, dalam sesi pemaparan materi dengan narasumber Elki Setiyo Hadi, ia menambahkan beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045.

“Penting bagi kita untuk dapat menerapkan strategi seperti pengembangan teknologi pertanian, peningkatan infrastruktur, dan akses terhadap pasar. Perlu diketahui juga bahwa kita membutuhkan peran pemerintah dan swasta dalam pengembangan sektor pangan di Indonesia, seperti kebijakan, investasi, dan program-program pengembangan,” tuturnya.

Kedua narasumber berhasil mengupas tuntas tantangan, strategi, dan peran seluruh stakeholders untuk mencapai target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Dalam hal ini, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha menjadi sangat krusial untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan sektor pertanian. Selain itu, edukasi kepada petani mengenai praktik pertanian berkelanjutan juga perlu diperkuat agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dan memaksimalkan hasil pertanian mereka. Upaya ini tidak hanya akan mendukung pencapaian target lumbung pangan 2045, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat petani secara keseluruhan.

Kegiatan talkshow ini merupakan bentuk komitmen mahasiswa Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung keberhasilan Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Karina Nisa Intan Kusuma
Editor: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi KMIT UGM

Guru Besar Bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan Soroti Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyakit Karat Daun Kopi pada Konferensi Internasional

berita Tuesday, 19 November 2024


Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc., Ph.D. atau yang dikenal dengan Prof. Ipik, seorang Guru Besar di Bidang Hama dan Penyakit Tumbuhan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, serta Sekretaris Jenderal Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, berkontribusi penting pada The 10th International Conference on Climate Change (ICCC 2024). Beliau menyoroti dampak perubahan iklim terhadap penyakit karat daun kopi pada presentasinya yang berjudul “Interference of Climate Change on Plant-Pathogen Interaction: A Case Study on Coffee Leaf Rust Disease.”

ICCC 2024, yang diselenggarakan pada 6-7 November, mengangkat tema “Climate Change, Health, and Plant,” dan diadakan oleh Universitas Sebelas Maret bekerja sama dengan United Graduate School of Agricultural Science, Gifu University. Konferensi hybrid ini dihadiri lebih dari 150 peserta, baik secara langsung maupun daring, dan menjadi platform utama bagi peneliti, ilmuwan, dan akademisi global untuk membahas tantangan besar yang dihadirkan oleh perubahan iklim.
Prof. Ipik membahas dampak perubahan iklim terhadap interaksi tanaman kopi dan patogen, dengan fokus pada Penyakit Karat Daun Kopi (Coffee Leaf Rust Disease). Beliau menyoroti peran vital kopi di Indonesia, yang menjadi salah satu komoditas unggulan sekaligus mendapatkan peringkat ke-5 penghasil kopi terbesar di dunia. Dengan lebih dari 10.000 kedai kopi di seluruh Indonesia, kopi telah menjadi bagian penting dari kehidupan banyak petani dan masyarakat. Selain itu, tanaman ini berperan dalam menyediakan oksigen dan mencegah erosi tanah, yang menjadikannya komoditas yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga ekologis.
Meskipun begitu, komoditas ini sedang menghadapi ancaman serius dari Penyakit Karat Daun Kopi, yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix. Penyakit ini dapat menyebabkan defoliasi parah, mengganggu proses fotosintesis, dan menurunkan hasil panen kopi. Ditemukan pertama kali di Afrika Tengah, penyakit ini mulai menyebar ke Indonesia pada tahun 1876. Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap penyebaran penyakit ini faktor cuaca dan lingkungan menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan patogen.

“Terdapat beberapa tahapan siklus hidup Penyakit Karat Daun Kopi mulai dari kolonisasi daun, penetrasi daun, perkecambahan spora, penempelan spora, penyebaran spora, hingga perkembangan spora baru. Tahapan-tahapan ini umumnya dipengaruhi oleh faktor cuaca dan lingkungan seperti angin, hujan, temperatur, cahaya, kelembaban tanah, serta radiasi dan kelembaban daun,” terang Prof. Ipik

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Ipik di beberapa wilayah penghasil kopi menunjukkan bahwa patogen Hemileia vastatrix tumbuh optimal pada suhu sekitar 25°C, dibandingkan dengan suhu lainnya seperti 10°C atau 35°C. Perubahan iklim dapat memengaruhi siklus hidup patogen dan kondisi tanaman kopi, yang pada akhirnya berdampak pada tingkat keparahan penyakit di berbagai daerah.
“Dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim mempengaruhi tanaman kopi, patogen jamur Hemileia vastatrix, dan interaksi antara keduanya. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk mengetahui pertumbuhan mikoparasit dan interaksi mereka dengan Hemileia vastatrix yang disebabkan oleh perubahan iklim di lapangan,” simpul Prof. Ipik dalam presentasinya.

Kontribusi Prof. Ipik dalam konferensi internasional sejalan dengan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai SDGs, diantaranya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Youtube Comitee ICCC

Untuk Artikel:

Keluarga Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Gelar Aksi “Sapu Lantai” dalam Rangka Dies Natalis Ke-39

beritaPrestasi Wednesday, 13 November 2024

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-39 Keluarga Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (KMSEP) Fakultas Pertanian UGM dengan tema “Harmonia Serenada Kilau Asa”, KMSEP menyelenggarakan kegiatan sosial berupa membersihkan pantai bersama bertajuk “Sapu Lantai”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 29 September 2024 dan berlokasi di Pantai Depok.

“Sapu Lantai merupakan akronim dari aksi peduli lahan pantai. “Sapu” sendiri melambangkan diri kita sebagai seorang yang mampu menjaga lingkungan dan “lantai” melambangkan bumi sebagai tempat dimana kita berpijak dan harus kita jaga kelestariannya,” ujar Fashi Rahmania Ousia (Prodi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022) selaku ketua penyelenggara Dies Natalis ke-39 KMSEP.

Selain itu, Fashi mengungkapkan bahwa acara bersih-bersih pantai diadakan bukan hanya sebagai bentuk perayaan, tetapi sebagai wujud refleksi sebagai mahasiswa pertanian akan keadaan lingkungan sekitar. Kegiatan ini mendapat antusias yang cukup banyak, di mana kegiatan diikuti oleh mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, khususnya panitia dies natalis dengan total 40 orang.

Kegiatan Sapu Lantai ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk menunjukkan peran aktifnya sebagai generasi muda yang sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Lebih lanjut, Fashi juga berharap agar apa yang dilakukan oleh KMSEP UGM bisa menginspirasi generasi muda lainnya dan juga masyarakat lainnya.

“Semoga dengan adanya kegiatan Sapu Lantai ini dapat menambah awareness kita sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, maupun masyarakat luas, akan pentingnya menjaga lingkungan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bukan hanya sekedar membersihkan sampah, melainkan juga memberikan contoh kepada masyarakat sekitar dan mengingatkan mereka tentang perubahan besar dimulai dari tindakan kecil sehingga keberlanjutan lingkungan dapat terjaga. Poin keberlanjutan itulah yang kita harapkan untuk KMSEP ke depannya,” tutur Fashi.

Kegiatan Sapu Lantai merupakan bentuk komitmen mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Khairani Nabilah
Editor: Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi KMSEP UGM

Rayakan Usia Emas, Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah UGM Lakukan Pengabdian Masyarakat dengan Pelepasan Ecoenzyme di Kali Code

Prestasi Friday, 8 November 2024

Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada merayakan hari jadi ke-50 tahun atau Lustrum X. Sebagai salah satu rangkaian perayaannya, KMIT UGM melakukan pengabdian masyarakat dengan kegiatan bersih sungai dan pelepasan ecoenzyme di Kali Code. Pemilihan bentuk kegiatan pengabdian ini didasari dengan keresahan mahasiswa terhadap pencemaran sungai yang masih kerap terjadi. Selain itu, pelepasan ecoenzyme menjadi bentuk upaya dari para mahasiswa untuk memberikan solusi pembersihan sungai dari polusi organik yang ramah lingkungan.

Ketua Panitia Lustrum X KMIT UGM, Muh. Rizky (Ilmu Tanah 2022), menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2024 tersebut tidak hanya menunjukkan upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam. Ia menggarisbawahi peran aktif KMIT UGM kali ini ialah memperkenalkan teknologi ramah lingkungan berupa ecoenzyme kepada masyarakat.

“Melalui kegiatan pengabdian ini, Program Studi Ilmu Tanah UGM melalui KMIT berperan aktif dalam memperkenalkan ecoenzyme kepada masyarakat agar masyarakat lebih memahami dampak positifnya terhadap lingkungan hidup. Di samping itu, partisipasi aktif mahasiswa kali ini juga membantu menciptakan citra yang baik bagi Program Studi Ilmu Tanah UGM sebagai institusi yang peduli terhadap lingkungan,” tutur Rizky.

Kegiatan pengabdian masyarakat sebagai rangkaian Lustrum X yang menjadi tanggung jawab Bidang Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) ini memerlukan persiapan selama tiga bulan. Rizky menjelaskan, panitia melakukan persiapan berupa persiapan alat untuk bersih sungai dan juga pembuatan ecoenzyme. Dalam proses pembuatan ecoenzyme, panitia menggunakan galon bekas dan sampah organik yang kemudian diberikan EM 4. Ecoenzyme yang telah jadi pun dilepas di Kali Code dengan penuangan sesuai dosis yang telah ditentukan sebelumnya.

Ketua Umum KMIT UGM tahun 2024, Alvian Tegar Wiranda (Ilmu Tanah 2021), mengungkapkan respon positif dari masyarakat setempat di sekitar Kali Code terhadap kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh himpunannya. Dengan total peserta sebanyak 150 mahasiswa dari Program Studi S1 dan S2 Ilmu Tanah, masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan bersih sungai dan pemberian ecoenzyme yang bermanfaat ke depannya.

Kegiatan pengabdian masyarakat oleh KMIT UGM menjadi wujud nyata kesadaran mahasiswa Fakultas Pertanian UGM untuk mendorong tercapainya tujuan SDGs, seperti SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Hanita Athasari Zain
Editor: Desi Utami
Foto: Dokumentasi KMIT UGM

Guru Besar Fakultas Pertanian UGM Bahas Kunci Pertanian Berkelanjutan Lewat Low Emission Development

berita Thursday, 7 November 2024

Di era global saat ini, pertanian menghadapi tantangan besar akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca yang dapat merusak sumber daya air, kualitas tanah, dan lingkungan tumbuh tanaman. Untuk itu, penerapan low emission development (LED) dalam pertanian menjadi kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, memastikan sistem pertanian yang sehat, serta mendorong peningkatan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam produksi tanaman dan ternak, sekaligus berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.

Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc., Guru Besar Ekonomi Pertanian UGM, menyampaikan topik tentang Low Emission Development (LED) for Sustainable Agriculture dalam the 2nd International Conference on Sustainable Agricultural Socioeconomics, Agribusiness, and Rural Development (ICSASARD) 2024. Acara yang diadakan pada 17 Oktober 2024 di Hotel Alana Yogyakarta ini membahas pertanian berkelanjutan, sistem pangan resilient, dan pembangunan pedesaan inklusif.

Beliau menyampaikan bahwa produksi pertanian dan sistem pangan merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sektor pertanian secara langsung bertanggung jawab atas 8,5 persen dari total emisi gas rumah kaca, sementara 14,5 persen lainnya berasal dari perubahan penggunaan lahan, produksi pangan, dan metana yang dihasilkan oleh ternak.

“Pertanian menyumbang emisi karbon melalui berbagai cara, seperti pembakaran lahan, pengeringan lahan basah, penggunaan bahan kimia, serta penggembalaan ternak yang menghasilkan metana. Penggunaan energi fosil dalam proses produksi juga berkontribusi. Selain itu, deforestasi, perubahan penggunaan lahan, produksi ternak, pemupukan, dan pengelolaan limbah turut menambah beban emisi tersebut.” jelas Prof. Irham

Dengan semakin meningkatnya isu emisi gas rumah kaca, pertanian jejak karbon rendah (Low Carbon Footprint Agriculture) muncul sebagai pendekatan berkelanjutan untuk produksi pangan yang bertujuan meminimalkan dampak lingkungan dari aktivitas pertanian. Pendekatan ini meliputi berbagai praktik, seperti penerapan sistem pertanian organik, manajemen hama terpadu, serta aquaponik dan hidroponik.

Selain itu, praktik pertanian konservasi, mempromosikan varietas tanaman yang tahan iklim, dan pemilihan pakan yang tepat untuk ternak dan unggas turut menjadi bagian dari strategi untuk mengurangi jejak karbon. Tak kalah penting, transformasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam sektor pertanian juga memainkan peran besar dalam mewujudkan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

“Berinvestasi dalam praktik pertanian berkelanjutan sangat penting, tidak hanya untuk mengembangkan bisnis, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat. Salah satu kunci agar pertanian tetap berkembang dan berkelanjutan adalah dengan memastikan regenerasi petani keluarga. Oleh karena itu, kita perlu melakukan langkah nyata untuk mendukung keterlibatan generasi muda dalam dunia pertanian dan mendorong mereka untuk berkontribusi secara aktif dalam pembangunan pedesaan.” terang Prof. Irham.

Penerapan LED dalam pertanian tidak hanya berperan dalam ketahanan pangan dan pengurangan kemiskinan, tetapi juga mendukung pelestarian ekosistem. Dengan mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan, LED berkontribusi pada pengelolaan air yang lebih baik dan mendorong kebijakan berkelanjutan yang mendukung tujuan pembangunan global, seperti yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) antara lain SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Ekosistem Daratan.

Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Foto: Dokumentasi Panitia

Pendampingan Petani Milenial Sleman oleh Fakultas Pertanian UGM untuk Produksi Semangka yang Optimal

berita Monday, 21 October 2024

Tim pengabdian Fakultas Pertanian UGM yang diketuai oleh Dody Kastono, S.P., M.P., melakukan pendampingan terhadap Petani Milenial Sleman pada Rabu, 16 Oktober 2024 di Purwomartani, Kalasan, Sleman. Kegiatan pendampingan meliputi pelatihan budidaya semangka, penanganan hama dan penyakit, pembuatan Bacillus, serta perbaikan struktur tanah yang dapat memberikan dampak pada peningkatan produksi. Kegiatan pendampingan dikemas dalam bentuk pelatihan dan diikuti oleh 44 orang yang terdiri atas pengurus dan anggota Petani Milenial Sleman.

Dosen Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM tersebut juga memaparkan bahwa demplot semangka Fakultas Pertanian UGM telah menunjukkan produktivitas sebesar 30 ton/ha, sedangkan produktivitas semangka oleh petani masih berkisar 11-13 ton/ha. Terkait hal tersebut, Dody menegaskan, petani perlu meningkatkan kedisiplinan untuk mengikuti SOP budidaya dan menerapkan teknologi tepat guna agar mencapai hasil yang optimal.

“Kami berharap agar para petani bisa disiplin untuk mengikuti SOP budidaya semangka agar produksi semangka bisa lebih optimal,” tutur Dody.

Salah seorang anggota tim pengabdian, Prof. Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.P, M.Sc. yang merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM, turut memberikan pelatihan biochar atau bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau dalam kondisi oksigen terbatas (pirolisis). Prof. Nuryani menyampaikan, biochar bukanlah suatu pupuk, melainkan berperan sebagai pembenah tanah, sehingga pemupukan tanah masih tetap diperlukan.

“Pengaplikasian biochar ini nantinya mampu meningkatkan hasil tanaman, tidak hanya semangka, tetapi juga untuk tanaman sawi, jagung manis, kentang, kobis, edamame, dan bawang merah. Tak hanya itu, biochar juga bisa mempengaruhi peningkatan kemanisan edamame dan kandungan quarsetin tanaman sambung nyawa,” jelas Prof. Nuryani.

Kegiatan pengabdian Fakultas Pertanian UGM yang berfokus pada budidaya semangka menjadi salah satu bagian dari kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh PT Indomarco. Manager Microeconomis Region 2 Indomaret, Wibi Budi Laksono, menyampaikan harapannya agar petani terus semangat dalam melakukan budidaya semangka dan terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan PT Indomarco. Wibi menambahkan bahwa kegiatan ini pun telah menjadi percontohan di tingkat nasional perusahaan.

Sebagai sasaran pengabdian Fakultas Pertanian UGM, Taufik Mawaddani selaku Ketua Petani Milenial Sleman, menyatakan bahwa lahan pertanian yang semakin sempit perlu diiringi dengan produktivitas yang harus ditingkatkan. Untuk itu, hasil kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat oleh Fakultas Pertanian UGM diharapkan mampu memberikan kesadaran pada petani untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk semangka.

Peran aktif tim pengabdian Fakultas Pertanian UGM menjadi wujud nyata komitmen untuk mencapai tujuan SDGs, utamanya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

 

Penulis: Hanita Athasari Zain
Editor: Desi Utami

12345

BERITA FAKULTAS

  • Kuliah Tamu Faperta UGM Bahas Inovasi Pemanfaatan Duckweed dari Limbah hingga Pangan Masa Depan
    09/07/2025
  • Penutupan PORTANI 2025 Hadirkan Beragam Pertunjukan Seni  dan Apresiasi Mahasiswa Fakultas Pertanian
    09/07/2025
  • Jogjajanan Hadir Kembali, Tampilkan Konser Meriah Hingga Festival Makanan Daerah
    09/07/2025
  • Lebih dari Sekadar Festival, Jogjajanan 2025 Hadirkan Lomba Inovatif Bertema Gagasan Pemuda dalam Pertanian
    09/07/2025
  • Jogjajanan Peduli Lingkungan dengan Sadar Sampah bersama Lokalogi
    09/07/2025
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jl. Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281
faperta@ugm.ac.id
Telp./Fax.: +62 (274) 563062

TENTANG FAKULTAS

Visi & Misi

Sasaran & Tujuan

Struktur Organisasi

 

INFORMASI PUBLIK

Permohonan Informasi Publik

Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala

JURNAL ONLINE

Jurnal Ilmu Pertanian

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Jurnal Ilmu Perikanan

Vegetalika

Jurnal Agro Ekonomi

PENELITIAN & PUBLIKASI

Penelitian

Publikasi

Buku Karya Dosen


FASILITAS PENDUKUNG

Perpustakaan Fakultas

Laboratorium

Ebooks

KERJASAMA

Kerjasama Fakultas

Kunjungan Sekolah

 

PENDAFTARAN

Sarjana

Pascasarjana

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY