Yogyakarta, Faperta UGM(2/12)- Dr. Riza Arief Putranto, DEA yang saat ini menjabat sebagai Kepala Riset Perkebunan Nusantara. Kuliah tamu yang diikuti oleh mahasiswa S1-S3 Faperta UGM yang diselengarakan secara daring. Dr. Riza menjelaskan dasar CRISPR/Cas. CRISPR DNA yang telah dikenalkan pada awal infeksi sebagai template ketika infeksi selanjutnya. CRISPR merupakan teknologi yang mudah untuk mengedit genom, hal ini mengubah cara pandang pengeditan genom yang mudah untuk dilakukan. Terdapat beberapa permasalahan CRISPR yaitu off target impact, knock-outs, efek dari GxE interactions, dan sulit untuk transfect cell types, whole organ, dan organisme.
Jamur Ganoderma boninense merupakan patogen yang menginfeksi tanaman sawit yaitu Basal stem root (BSR). Berbagai tindakan pengendalian yang dilakukan hanya akan mempertahankan kehidupan sawit sebelum perkebunan sawit terinfeksi BSR secara menyeluruh. Beberapa gen sebagai respon pertama saat tanaman sawit terinfeksi BSR. Deep cas9 dimanfaatkan untuk desain sgRNA yang disesuaikan dengan kebutuhan gen yang akan diedit pada tanaman kelapa sawit yang diteliti oleh tim Riset Perkebunan Nusantara.
Perkembangan CRISPR pada beberapa tanaman sejak tahun 2012 hingga saat ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan konsumen pada hasil pertanian dengan adanya pengeditan gen semakin meningkat seiring dengan hasil pertanian yang berkualitas. Pada tanaman saat ini, delivery matters dapat dilakukan dengan injeksi dan akan terlihat hasil pengeditannya. Contohnya pada tembakau yang diedit pada gen pengkode buka-tutup stomata. Meskipun CRISPR/Cas9 memiliki potensi dampak negatifnya, namun hingga saat ini pemanfaatkan kelebihan CRISPR lebih diutamakan. Hal ini juga diterapkan dalam perkembangan pengeditan gen di kelapa sawit. Mir