
Tim iGEM Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional melalui proyek inovatif bertajuk “SALTY (Salt-Activated with TYDV)”, sebuah riset pengembangan vaksin dengue berbasis teknologi Plant Molecular Farming. Proyek ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas fakultas dan semangat mahasiswa dalam menjawab tantangan kesehatan global melalui pendekatan bioteknologi.
SALTY merupakan proyek unggulan tim iGEM UGM tahun ini yang memanfaatkan tanaman tembakau sebagai medium produksi protein vaksin dengue. Teknologi Plant Molecular Farming memungkinkan produksi biofarmasi secara efisien dan berbiaya rendah melalui tanaman berdaun lebar, seperti Nicotiana tabacum. “Kami menggunakan bagian replikasi dari virus, bukan keseluruhan virus, sehingga tetap aman dan telah dipikirkan mitigasi risikonya,” jelas Farel, salah satu anggota tim.
Penelitian dilakukan secara intensif di laboratorium dan greenhouse, serta dilengkapi dengan kegiatan edukasi dan diseminasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, termasuk BPOM, BRIN, BPJPH, KKHPRG, dll. Tim juga aktif menjalin kolaborasi dengan tim iGEM dari Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan berbagai negara lainnya.
Tim iGEM UGM terdiri dari mahasiswa dan dosen dari enam fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan (FKKMK), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Biologi, serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta melibatkan dosen dari luar UGM. “Kami tidak hanya riset di lab, tapi juga mengkomunikasikan sains ke masyarakat agar tidak berhenti pada publikasi proyek,” ujar Assyfa Atha, mahasiswa Profesi Apoteker sekaligus Student Team Leader (STL).

Tim iGEM UGM 2025 terdiri dari beberapa mahasiswa lintas fakultas yang berkolaborasi dalam proyek SALTY. Dipimpin oleh Assyfa Atha sebagai Student Team Leader (Profesi Apoteker), tim ini juga mencakup Farrel Alfaza Marsetyo dan Fauzil Azhiim (Kedokteran Reguler) dan Muhammad Ridwan Adyatama (Kedokteran Hewan), Ruth Grace Sophie (Perikanan), Tsaqifa Zuhayra Emery Bagus, Nauval Rajwaa Raysendria, Anandita Amalia, Geraldine Yara Amritarashmi, Tan Rendy, Salma Rohmaniah, Erwinda Dwi Chofifah, Shainna Nur Sharfina, dan Pamastadewi Pryankha Hijrianto (Biologi), Naufal Ahmad Fauzy dan Fahmi Ihsanuddin Jauhari (Profesi Apoteker), Iffah Zakiya Yasmin (Farmasi), serta Farrel Amroe Azhar, Venus Angela Kurniawani, dan Kadek Ninda Nandita Putri (Ilmu Komputer).
Meski masih berstatus sarjana, para anggota tim menghadapi tantangan besar dalam membagi waktu antara kuliah dan proyek. Perbedaan latar belakang disiplin ilmu dan semester menjadi tantangan tersendiri dalam menyamakan persepsi dan membagi beban kerja secara proporsional.
Co-Principal Investigation (Co-PI) 1, Muhammad Saifur Rohman, S.P., M.Si., M. Eng., Ph.D., menyampaikan pentingnya dukungan fasilitas riset. “Kami memfasilitasi kegiatan eksperimental di Agro Tropical Learning Center (AGLC), yang menjadi faktor penting dalam kelancaran riset tim,” ujarnya.
Sementara itu, Widhi Dyah Sawitri, S.Si., M.Agr., Ph.D. selaku Co-PI 2 menekankan potensi Plant Molecular Farming untuk mendukung kemandirian biofarmasi nasional. “Harapannya Indonesia bisa memproduksi vaksin dan diagnostik dengan harga lebih terjangkau melalui tanaman, serta mencapai swasembada produk biofarmasi,” tuturnya.
Tim iGEM UGM berharap proyek ini dapat berkembang dari skala laboratorium menuju tahap komersialisasi, termasuk uji klinik dan kerja sama dengan sektor swasta maupun pemerintah untuk pendanaan dan distribusi.
Prestasi Tim iGEM UGM 2025 berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Proyek SALTY menjadi contoh nyata bagaimana riset mahasiswa dapat mendukung pembangunan berkelanjutan secara multidimensi.
Penulis: Beny Nabila Happy Fauziah
Editor: Desi Utami