Istilah ekosistem digital mulai digaungkan ketika internet tidak hanya berpotensi sebagai media baru komunikasi penyampai ide, gagasan, dan informasi. Teknologi digital mampu membentuk suatu lingkungan yang mendukung terjalinya sebuah hubungan timbal balik antarpenggunanya. “Ekosistem Digital dalam Pembangunan Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0.” menjadi tema besar Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian VIII Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial Ekonomi Pertanian dengan Magister Management Agribusiness (MMA), Fakultas Pertanian UGM pada tanggal 24 Agustus 2019 di Auditorium Hardjono Danoesastro. Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian VIII Tahun 2019 menghadirkan keynote speaker dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (Keminfo) Republik Indonesia yaitu Drs. Gun Gun Siswadi M.Si (Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa), serta tiga narasumber utama yaitu Ir. Abdullah Firman Wibowo, M.M. (Direktur Utama BNI Syariah), Drh. Welly Soegiono (Direktur PT. Great Giant Pineapple), dan Dr. Agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih (Dosen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada). Latar belakang pemilihan tema adalah perkembangan teknologi digital yang begitu cepat dan saat ini telah mampu mempengaruhi perkembangan sektor-sektor vital dalam masyarakat, termasuk sektor pertanian. Kemajuan teknologi digital di Era Revolusi Industri 4.0. berpotensi mendukung pembangunan sektor pertanian melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani. Akan tetapi, digitalisasi juga mampu menurunkan jumlah tenaga kerja bidang pertanian.
Dalam pidatonya sebagai keynote speaker pada Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian VIII Tahun 2019, Drs. Gun Gun Siswandi, M.Si, Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, menyampaikan bahwa seluruh aspek kehidupan saat ini tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK). Kondisi ini menyebabkan terjadinya transformasi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat pada berbagai aspek pendidikan, budaya, dan sosial. Kemajuan teknologi sepenuhnya didukung oleh pemerintah melalui pembangunan infrastruktur. Salah satunya melalui program Palapa Ring yang memudahkan komunikasi dan informasi 400 kabupaten di Indonesia. Dampak dari aktivitas ini terlihat dimana pengguna internet di Indonesia tahun 2018 mencapai 64,8% (171,17 juta jiwa) dari total penduduk Indonesia atau meningkat 28 juta jiwa dibandingkan tahun 2017. Bagi sektor pertanian, kemajuan teknologi dapat menjadi potensi untuk mengatasi beberapa isu penting, seperti keterbatasan akses informasi budidaya, keterbatasan akses modal petani, subsidi salah sasaran, kurangnya akses informasi petani mengenai harga dan market place, serta beberapa isu lainnya. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo) me-release Program Petani dan Nelayan Go Online sebagai solusi permasalahan di bidang pertanian. Program ini memberikan fasilitas edukasi dan pembelajaran petani dengan memanfaatkan teknologi berbasis digital sehingga petani dapat memasarkan produk pada market place dan memperoleh penyuluhan secara digital serta penyediaan informasi stok produk secara online. Aktivitas nyata dari konsep tersebut adalah melalui inisiasi digital untuk pertanian presisi, teknologi digital, keuangan mikro pertanian, dan lelang pertanian digital. Konsep pemasaran dan penyuluhan secara online di sektor pertanian diharapkan mampu memberikan banyak manfaat bagi sektor pertanian, diantaranya petani dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani serta memperoleh harga yang layak. Selain itu, digitalisasi pertanian dapat memotong rantai pasok pertanian, meningkatkan akses permodalan, dan mengurangi ongkos logistik pertanian.
Di satu sisi, kemajuan teknologi digital di pertanian perlu didukung oleh stakeholders lainnya, baik penyedia jaringan, penyedia sarana produksi, penyedia modal, mitra pemasaran dan lainnya. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh BNI Syariah untuk mendorong kemajuan digital pada sektor pertanian melalui penyediaan modal. Dalam pemaparannya sebagai salah satu narasumber utama Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian VIII Tahun 2019, Ir. Abdullah Firman Wijaya, MM selaku Direktur Utama BNI Syariah menyatakan bahwa peluang pembiayaan pertanian masihlah sangat besar. Saat ini, pembiayaan pertanian tumbuh sangat cepat karena peningkatan konsumsi masyarakat tergolong tinggi. Dalam kondisi ini, lembaga perbankan syariah dapat berperan memberikan pendanaan pada usaha-usaha di sektor pertanian untuk mencapai pembangunan yang selaras dengan Sustainable Development Goals namun tetap memperhatikan nilai-nilai agama.
Contoh keberhasilan penggunaan teknologi pertanian adalah pengembangan PT Great Giant Pineapples (PT GGP). Menurut Drh. Welly Soegiono, Government Relations and External Affairs Director PT GGP, perusahaan mampu mengekspor nanas kurang lebih 20.000 kontainer pada tahun 2019. Konsep digitalisasi PT GGP diwujudkan dalam pertanian presisi, seperti penggunaan sensor untuk irigasi, ramalah cuaca, pemupukan dan lain sebagainya. Selain itu, dalam aspek manajemen, PT GGP menggunakan employee management system, finance & accounting system, dan network & infrastructure. PT GGP juga menerapkan artificial intelligence dalam rangka pengelolaan rantai pasok komoditas yang berkelanjutan sehingga perusahaan mampu responsif terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan pertanian digital juga dihadapkan dengan banyak tantangan. Menurut Dr. agr. Ir. Sri Peni Wastuningsih, Dosen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM, Indonesia harus memiliki pola sendiri dalam pengembangan pertanian digital dan tidak hanya menjadi peniru negara lain. Indonesia harus mampu menghadapi tantangan untuk mengembangkan literasi data, teknologi, dan manusia. Penekanan utamanya adalah literasi manusia melalui pengembangan sumber daya yang memahami, menguasai dan menciptakan perubahan teknologi.
Gambar 1. Drs. Gun Gun Siswadi M.Si (Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa) saat menyampaikan pidato sebagai keynote speaker
Gambar 2. Suasana diskusi dengan narasumber utama
Gambar 3. Audiens sedang menyimak pemaparan dari narasumber utama