Pada Rabu, 27 Maret 2024, Direktorat Perlindungan Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengunjungi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM dalam rangka melakukan uji host determination lalat buah pada buah manggis yang dilakukan di Greenhouse Departemen HPT dan diskusi di Laboratorium Entomologi Dasar Fakultas Pertanian UGM. Uji ini dimaksudkan untuk menjadi bukti ilmiah justifikasi bahwa lalat buah tidak menyerang buah manggis, sehingga nantinya akan bisa diekspor ke Taiwan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Suputa, S.P., M.P., selaku ahli lalat buah dalam kerja sama antara Departemen HPT, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), dan Direktorat Perlindungan Hortikultura Kementan, bahwa kerja sama ini dimaksudkan untuk menghasilkan aktivitas penelitian yang nantinya mampu digunakan untuk meyakinkan para negara mitra dagang, khususnya terkait komoditas buah manggis.
“Manggis itu sebenarnya sudah terkenal di berbagai negara. Selain karena kandungannya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, manggis juga terkenal karena kekhasannya memiliki mahkota. Saat ini, Taiwan menjadi salah satu negara tujuan ekspor manggis yang memberlakukan syarat terbebasnya manggis dari lalat buah. Maka dari itu, hasil penelitian ini nanti akan di-publish di jurnal internasional untuk meyakinkan negara mitra dagang bahwa manggis bukan merupakan inang lalat buah,” jelas Suputa.
Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Direktorat Perlindungan Hortikultura, Evy Octavia, S.P., M.P., menambahkan bahwa kajian atau penelitian ini memilih Departemen HPT UGM sebagai mitra karena dipandang kompeten dalam bidang hama dan penyakit tumbuhan, terutama Dr. Suputa yang merupakan ahli lalat buah. Dalam penelitian ini, lalat buah yang digunakan merupakan lalat buah hasil pengembangbiakan oleh BBPOPT, sejak tahun 2010.
Hal tersebut disampaikan oleh Willing Bagariang, S.P., M.Si., selaku salah satu POPT dari BBPOPT.
“Sementara ini, kita menggunakan 2 spesies lalat buah yang selama tahun 2010 sudah kami perbanyak, setelah adanya kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam ekspor mangga,” ujar Willing.
Kerja sama dalam bentuk penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu wujud nyata dukungan Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai tujuan SDGs, yaitu SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM