• Tentang UGM
  • Informasi Publik
  • IT Center
  • Perpustakaan UGM
  • Webmail UGM
  • Pertanian Digital
    • Desa Apps
    • Lentera DESA
  • English Version
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Tentang Fakultas
      • Visi & Misi
      • Sasaran & Tujuan
      • Struktur Organisasi
    • Program Studi
    • Sarjana
      • Leaflet dan Video Promosi Program Studi
      • SOP Perkuliahan Sarjana
      • Panduan Akademik
      • Bahan Kuliah dan Praktikum
      • Jadwal Kuliah & Praktikum
      • PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
      • Program Fastrack Faperta
      • Insentif Prestasi Mahasiswa
      • Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)
      • Virtual Office Academic FAPERTA UGM
      • Info Beasiswa
      • International Undergraduate Class (IUC)
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
    • Pascasarjana
      • INFORMASI PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • SOP PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • Uang Kuliah Tunggal (UKT) Program Profesi dan Pascasarjana
      • Aturan Akademik Pascasarjana
      • Kurikulum Pascasarjana
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
      • Daftar Pembimbing S2 Pascasarjana
      • Daftar Promotor S3 Pascasarjana
      • Dokumen Seminar dan Ujian S3 Pascasarjana
    • Kemahasiswaan
    • Alumni
      • TRACER STUDY
      • Lowongan Kerja
    • Fasilitas Pendukung
      • AGROTROPICA LEARNING CENTER UGM
      • Perpustakaan
      • UGM Library Video Profile
      • Agriculture Ebooks
      • HPU
    • AIMS
    • Jaminan Mutu
      • EDOM Sarjana
      • EDOM Pascasarjana
      • Standard Operating Procedure – EDOM
      • Rencana Tindak Lanjut EDOM
      • Laporan RTM
    • Profil Dosen
  • PMB
  • Departemen
    • Budidaya Pertanian
    • Hama dan Penyakit Tumbuhan
    • Mikrobiologi Pertanian
    • Perikanan
      • Departemen Perikanan
      • Program Studi Akuakultur
      • Program Studi Manajemen Sumber Daya Akuatik
      • Program Studi Teknologi hasil Perikanan
    • Sosial Ekonomi Pertanian
      • Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
      • Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
    • Tanah
  • Penelitian & Publikasi
    • PENELITIAN
    • PENGABDIAN MASYARAKAT
    • PUBLIKASI
      • Buku
    • KERJASAMA
    • Buku Karya Dosen
  • Download
    • Peraturan
    • Download panduan kuliah online
    • Jadwal Kuliah & Praktikum
    • Bahan Kuliah dan Praktikum
    • Formulir
    • Agriculture Ebooks
    • PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) KEGIATAN FAKULTAS
    • Petunjuk Penulisan Laporan Akhir PKM 2020
    • Panduan Pelayanan Akademik Faperta UGM
    • E-Booklet PPKS UGM
    • Laporan Tahunan
    • Buku Kenangan Wisuda
  • Beranda
  • berita
  • page. 13
Arsip:

berita

Aksi Cek pH Tanah: KKN-PPM Tilik Tulakan Jadi Langkah Awal Menuju Pertanian Sehat dan Berkelanjutan

berita Tuesday, 12 August 2025

Tim Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tilik Tulakan periode II tahun 2025 berhasil menyelesaikan program pengabdian masyarakat di Desa Tulakan dan Desa Bungur, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Tim yang beranggotakan 29 mahasiswa ini dibimbing secara langsung oleh Gilang Wirakusuma, S.P., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kecamatan Tulakan dipilih karena dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong penguatan sektor pertanian sebagai sektor unggulan daerah. Program yang berlangsung dari tanggal 29 Juni hingga 2 Juli 2025 tersebut berfokus pada respons terhadap keluhan warga mengenai menurunnya hasil pertanian akibat kondisi tanah yang kurang subur.

Menjawab permasalahan tersebut Almayra Khanza Fahrani (Mikrobiologi Pertanian 2022) bersama mahasiswa kluster agro lainnya melaksanakan kegiatan pengukuran pH tanah di sawah milik warga Dusun Gesingan, Kecamatan Tulakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman tanah yang selama ini diduga menjadi penyebab menurunnya produktivitas padi. Pengukuran dilakukan menggunakan pH meter digital dan indikator manual secara langsung di sawah petani.

“Melihat langsung kondisi sawah di Dusun Gesingan membuat kami lebih memahami tantangan yang dihadapi petani, terutama terkait keasaman tanah yang berdampak pada hasil panen” ungkap Almayra, mahasiswa Fakultas Pertanian UGM.

Warga yang hadir turut mengikuti sesi diskusi hasil pengukuran dan mendapat edukasi mengenai pentingnya menjaga keseimbangan pH tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Setelah tim menganalisis di sawah dan mengecek pH tanah di beberapa titik, keadaan tanah di sawah dusun gesingan rata-rata memiliki ph 4-5 yang artinya asam. Tim juga memberikan solusi praktis, seperti pemberian kapur dolomit pada tanah yang bersifat asam, serta penambahan bahan organik untuk memperbaiki kualitas tanah.

Salah satu petani, Pak Turikin mengungkapkan keluhannya, “Tanah disini sering menyebabkan padi gagal panen, padi mengalami kopong, dan tidak panen sempurna. Sepertinya karena tidak ada perlakuan khusus yang memperhatikan kesehatan tanah.”

Tim membawa alat pH meter untuk mengecek keadaan di lapangan. Tim juga menghibahkan alat cek pH meter ke petani Dusun Gesingan. Melalui kegiatan ini, diharapkan petani dapat lebih memahami kondisi lahannya dan mulai menerapkan langkah-langkah perbaikan demi pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Di sisi lain, anggota tim KKN Tilik Tulakan terjun langsung untuk membangun inisiasi berkelanjutan di sektor pertanian seperti pengetahuan mengenai biopestisida, pembuatan kompos, silase, serta pengenalan alat dan mesin canggih untuk petani. Dengan adanya program tersebut, Almayra dan rekan-rekannya berharap bisa memberikan manfaat dan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Program KKN-PPM “Tilik Tulakan” menjadi bukti nyata dari komitmen untuk memenuhi target pencapaian 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDG), khususnya pada tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 15: Ekosistem Daratan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim , serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

 

Penulis: Almayra Khanza Fahrani

Editor: Agrit Kirana Bunda

 

 

 

Mahasiswa Faperta UGM Kenalkan Tempe Jagung untuk Pemberdayaan Ekonomi Warga Desa Gedong Jetis

berita Tuesday, 12 August 2025

Yomita Misya, mahasiswa Program Studi Mikrobiologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), memperkenalkan “tempe jagung” sebagai inovasi pengembangan pangan lokal di Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM Tim “Tulang Tulung” yang berfokus pada penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut.

Koordinator subunit Gedong Jetis, Aldara Fatiyah (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2022), menjelaskan bahwa jagung merupakan komoditas utama pertanian di desa ini.

“Di Desa Gedong Jetis sangat banyak kebun jagung, dan petaninya pun melimpah. Namun, selama ini hasil panen hanya dijual sebagai pakan ternak tanpa ada pengolahan lebih lanjut,” ujarnya.

Berangkat dari kondisi tersebut, Yomita menggagas program pelatihan pembuatan tempe jagung. Menurutnya, prosesnya tidak jauh berbeda dengan tempe kedelai yang menggunakan ragi Rhizopus sp. Perbedaan utama terletak pada tahapan perebusan dan perendaman biji jagung.

Pelatihan menyasar ibu-ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan tujuan menumbuhkan keterampilan baru yang dapat menjadi peluang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kepala Desa Gedong Jetis, Deddy Tuhono, menyambut baik inisiatif ini.
“Semoga edukasi ini bisa mendorong ibu-ibu untuk lebih kreatif, dimulai dari membuka usaha kecil-kecilan,” ungkapnya.

Antusiasme peserta pun tinggi. Salah satu warga bahkan meminta tempe jagung yang telah dibuat untuk dibawa pulang dan dicicipi di rumah.

Di bawah bimbingan Nurul Alvia Istiqomah, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) program ini mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Yomita Misya
Editor: Desi Utami
Foto: Tim KKN-PPM UGM 2024 “Tulang Tulung”

Workshop “Irama Hijau di Birunya Melodi” Ajak Amarta Muda Kenali Simfoni Pertanian dan Perikanan Lewat Akuaponik Sederhana

berita Tuesday, 12 August 2025

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pionir Organik 2025, Amarta Muda Fakultas Pertanian UGM mengikuti workshop bertajuk “Irama Hijau di Birunya Melodi: Simfoni Pertanian dan Perikanan dalam Wujud Akuaponik” pada Kamis, 7 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pionir Organik dan Klinik Agromina Bahari (KAB) Fakultas Pertanian UGM.

Dalam workshop ini, mahasiswa baru diajak untuk mengenal lebih dekat dunia pertanian dan perikanan melalui praktik pembuatan akuaponik sederhana. Terdapat 10 pos kegiatan yang tersebar di berbagai titik di lingkungan Fakultas Pertanian UGM, sebagai ruang eksplorasi sekaligus praktik langsung.

“Kami ingin mengenalkan dunia pertanian dan perikanan secara menyenangkan kepada Amarta Muda. Ini juga menjadi bagian dari outcome kegiatan Pionir agar mereka tidak hanya mengenal sisi akademik, tetapi juga inovasi yang berbasis lingkungan,” ungkap Rokhmiy Naafila, Staf Materi dan Penalaran (Matpen) Pionir Organik.

Dhea Natalia dan Kartika Kirana, Staf KAB Faperta UGM, menyampaikan bahwa kolaborasi seperti ini telah menjadi agenda tahunan yang selalu dinanti. “Lewat praktik pembuatan akuaponik mini, kami berharap Amarta Muda tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengenal secara langsung bagaimana integrasi pertanian dan perikanan bisa berjalan berdampingan dalam satu sistem,” ujar Dhea.

Pembuatan akuaponik sederhana dilakukan dengan memanfaatkan toples bening yang diisi air hingga ¾ bagian, kemudian ditambahkan batu hias di dasar toples. Bagian atas toples ditutup menggunakan penutup berlubang di tengah sebagai tempat meletakkan netpot. Netpot yang telah berisi media tanam seperti sekam padi atau rockwool serta dilapisi kain flanel terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air, lalu diletakkan pada lubang penutup. Bibit sukulen ditanam di dalam media tanam tersebut. Sebagai bentuk integrasi pertanian dan perikanan, ikan kecil seperti guppy atau cupang turut dimasukkan ke dalam air, memperlihatkan fungsi ganda sistem akuaponik secara estetis dan fungsional.

“Ini pengalaman baru dan menyenangkan. Saya jadi lebih tahu bagaimana pertanian dan perikanan bisa digabungkan dalam satu sistem yang efisien,” ungkap Farel Tharona, mahasiswa baru Program Studi Akuakultur 2025.

Selain melatih kreativitas dan keterampilan teknis, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan minat dan bakat Amarta Muda dalam bidang pertanian dan perikanan. Menurut Kartika, sistem akuaponik merupakan contoh konkret sinergi dua sektor vital bangsa. “Kami ingin adik-adik Gamada menyadari bahwa mereka akan menjadi bagian penting dalam transformasi pertanian dan perikanan Indonesia ke depan,” ujar Kartika.

Seluruh rangkaian workshop ini berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), seperti SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim.

Penulis: Ghorizatu Shofra

Editor: Desi Utami

 

Saga Mandar: Mahasiswa KKN UGM Dorong Produktivitas Padi dan Pemanfaatan Limbah Serabut Kelapa di Desa Katumbangan Lemo, Sulawesi Barat

berita Monday, 11 August 2025

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) yang tergabung dalam Tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN -PPM) Periode II Tahun 2025 Saga Mandar  dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Arom Figyantika, S.Hut., M.Sc., Ph.D. berhasil melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Si Padi & Si Kelapa: Optimalisasi Produktivitas Pertanian Padi dengan Pembuatan Pupuk Silika dan Pemanfaatan Serabut Kelapa Menjadi Spons Cuci Piring” di Desa Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Program yang berlangsung pada, 31 Juli- 2 Agustus 2025 ini dilaksanakan di sekretariat P4S Sipatuo Dusun Sengkae dengan bekerja sama erat bersama P4S dan didukung oleh PPL Katumbangan Lemo serta masyarakat sekitar, khususnya anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dan kelompok tani setempat.

Khairani Nabilah, mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP Faperta UGM) sekaligus penggagas program, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas padi melalui pemanfaatan pupuk silika berbahan dasar semen yang difermentasi. Pupuk silika dikembangkan sebagai solusi murah dan efektif untuk memperkuat tanaman padi, mengurangi kerusakan akibat hama serta cuaca ekstrem, sehingga hasil panen dapat meningkat secara berkelanjutan. Selain itu, program juga mengangkat potensi limbah serabut kelapa yang melimpah di wilayah ini agar dapat diolah menjadi spons cuci piring ramah lingkungan serta bernilai ekonomis.

Pelaksanaan program dimulai dengan sosialisasi yang menyasar para petani dari desa tersebut. Desa Katumbangan Lemo sendiri dikenal memiliki hamparan lahan sawah yang luas, sehingga ketika terjadi serangan hama atau perubahan cuaca, dampaknya bisa meluas dan merugikan banyak petani. Untuk itu, kolaborasi dengan P4S Sipatuo yang memiliki fasilitas pelatihan dan kelompok tani aktif menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Dalam sesi sosialisasi, Khairani Nabilah memandu demonstrasi pembuatan pupuk silika sederhana hanya dengan bahan semen tipe 1 dan air yang kemudian difermentasi selama dua hari. Diskusi interaktif turut mengupas kegunaan pupuk ini serta kandungan nutrisi yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan padi.

Tidak berhenti di situ, secara paralel diadakan workshop pembuatan spons cuci piring yang dipandu oleh Josephine Carla dari Program Studi Agronomi. Dengan banyaknya serabut kelapa yang selama ini kurang dimanfaatkan, workshop ini menggali potensi agro-industri lokal sebagai upaya diversifikasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Kolaborasi lintas sektor agro ini kami beri tajuk ‘Eksplorasi Potensi Lokal untuk Pertanian dan Wirausaha Berkelanjutan’, yang diharapkan dapat mewujudkan sinergi antara peningkatan produktivitas pertanian dan peluang usaha baru berbasis sumber daya lingkungan yang tersedia,” ujar Khairani.

Dari kegiatan yang berlangsung, antusiasme masyarakat begitu terasa. Mereka mulai memahami pentingnya inovasi dalam pertanian dan memanfaatkan potensi lokal secara optimal. “Kami berharap program ini memberikan manfaat nyata, khususnya bagi petani dalam meningkatkan hasil produksi serta memperkuat pengetahuan lokal. Semoga pupuk silika dan produk limbah serabut kelapa ini dapat terus dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat desa,” kata Khairani.

Pengalaman KKN ini juga menjadi pembelajaran berharga bagi tim mahasiswa. Tak hanya mentransfer ilmu, mereka menerima pelajaran tentang kearifan lokal, solidaritas masyarakat, dan tantangan riil yang dihadapi petani sehari-hari. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Saga Mandar optimis bahwa pertanian dan wirausaha di wilayah ini dapat tumbuh berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Dari kegiatan KKN-PPM UGM Saga Mandar ini mendukung tercapainya beberapa SDGs, seperti SDGS 12 : Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab dan SDG 13: Tindakan terhadap Perubahan Iklim.

 

Penulis: Khairani Nabilah

Editor: Desi Utami

Dokumentasi : Tim KKN-PPM UGM Saga Mandar

 

Kontribusi KKN Citta Bulukumba dalam Pengolahan Limbah Kelapa: Inovasi untuk Ekonomi Sirkular di Desa

berita Monday, 11 August 2025

Antonius Bagas Westranto, mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian angkatan 2022 Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), bersama tim KKN-PPM “Citta Bulukumba” melaksanakan pelatihan pengolahan limbah kelapa menjadi produk turunan bernilai ekonomis berupa cocopeat dan cocofibre. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 12 Juli 2025 di Dusun Balang Pangi 1, Desa Pantama, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

Program pelatihan ini merupakan salah satu upaya tim KKN dalam menjawab tantangan lokal terkait melimpahnya limbah kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sabut kelapa, yang kerap kali dianggap sebagai limbah sisa panen dan dibakar begitu saja, ternyata menyimpan potensi ekonomi yang tinggi. Dengan pengolahan sederhana, sabut kelapa dapat diubah menjadi cocopeat yang berguna sebagai media tanam ramah lingkungan, serta cocofibre yang dapat dijadikan bahan dasar produk rumah tangga seperti keset dan sapu. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 25 warga setempat, didominasi oleh ibu rumah tangga dan pemuda lokal. Mereka tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga terlibat aktif dalam praktik pengolahan.

Program dibuka dengan paparan edukatif mengenai pentingnya pengelolaan limbah organik dan dampaknya terhadap lingkungan, diikuti dengan sesi praktik langsung mulai dari pemisahan serat kelapa, pencacahan manual, pengayakan, hingga proses pengeringan. Tantangan utama yang dihadapi selama kegiatan adalah cuaca mendung yang memperlambat proses penjemuran cocopeat, namun hal ini dapat diatasi dengan memindahkan proses ke area teduh yang disediakan oleh pemerintah desa.

“Melalui pelatihan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa limbah bisa menjadi sumber penghasilan tambahan apabila dikelola dengan tepat. Harapannya, ke depan warga dapat mengembangkan produk turunan secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Antonius Bagas Westranto, penanggung jawab kegiatan.

Partisipasi warga pun menunjukkan antusiasme tinggi. Beberapa warga bahkan membawa sabut kelapa dari rumah untuk langsung diolah di lokasi pelatihan. Pemerintah desa memberikan dukungan penuh berupa penyediaan tempat, peralatan, serta bantuan logistik lainnya yang menunjang kelancaran kegiatan.

“Kegiatan seperti ini sangat membantu kami. Selama ini kami hanya membuang atau membakar sabut kelapa. Sekarang kami tahu cara mengolahnya, bahkan bisa dijual,” ungkap Pak Sam, Kepala Dusun Balang Pangi 1.

Melalui pendekatan partisipatif dan demonstratif, pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi masyarakat dalam membangun unit usaha mandiri berbasis limbah kelapa. Tim KKN juga membuka peluang tindak lanjut berupa pendampingan teknis dan pengembangan usaha kecil berbasis rumah tangga. Sebagai penutup, kegiatan ini membuktikan bahwa edukasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam menggerakkan potensi lokal. Tim KKN “Citta Bulukumba” berharap program ini tidak hanya menjadi kegiatan satu kali, tetapi dapat berkembang menjadi gerakan kolektif yang berkelanjutan demi lingkungan yang lebih bersih dan ekonomi masyarakat yang lebih mandiri.

Program ini tidak hanya fokus pada aspek edukatif dan teknis, tetapi juga mendukung agenda pembangunan berkelanjutan. Kegiatan pelatihan ini berkaitan erat dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain: SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan menciptakan peluang usaha berbasis sumber daya lokal. SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat. SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dengan mengurangi pembakaran limbah yang dapat menghasilkan emisi karbon.

 

Penulis: Antonius Bagas Westranto

Editor: Desi Utami

Foto:

 

 

 

 

Mahasiswa KKN UGM Merayu Kelapa Hadirkan Program Pelestarian Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

berita Monday, 11 August 2025

Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada tahun 2025 mengambil peran penting dalam mendukung pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal di Kepulauan Seribu. Salah satu yang menjadi bagian dari gerakan ini adalah Rahmawati Azizah, atau akrab disapa Rahma, mahasiswi Teknologi Hasil Perikanan UGM (2022) yang tergabung dalam klaster agro program KKN bertajuk Merayu Kelapa yang dibimbing oleh Rr. Tur Nastiti, M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Tim yang beranggotakan 29 mahasiswa tersebut melalui berbagai tahapan dalam pelaksanaan program seperti identifikasi masalah dan potensi desa, diskusi serta koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat, studi literatur, pelaksanaan program kegiatan hingga evaluasi kegiatan. Ilham Pramana Putra, ketua TIM KKN Merayu Kelapa, menjelaskan bahwa alasan dipilihnya Kepulauan Seribu adalah karena wilayah ini menyimpan potensi besar dalam sektor ekowisata berbasis kelautan dan lingkungan.

“Alasan kami memilih Kepulauan Seribu bukan hanya karena keindahannya, tapi juga karena tantangan nyata yang dihadapi masyarakat pesisir, terutama dalam hal keberlanjutan lingkungan dan potensi usaha lokal yang belum tergarap optimal,” ujar Ilham.

Program yang berlangsung dari 20 Juli hingga 8 Agustus 2025 ini menitikberatkan pada pelestarian ekowisata dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Salah satu kegiatan utama yang berkesan bagi Rahma adalah aksi penanaman mangrove bersama Gubernur DKI Jakarta Dr. Ir. Pramono Anung pada 4 Juli.

“Penanaman mangrove ini bukan sekadar simbolis. Kami ingin menyampaikan pesan bahwa menjaga lingkungan adalah tugas bersama. Saya merasa bangga bisa ikut menanam langsung bersama tokoh-tokoh penting yang juga peduli pada masa depan wilayah ini,” kata Rahma.

Selain itu, klaster agro juga terlibat dalam kegiatan transplantasi terumbu karang yang dilaksanakan bersama Komunitas Budaya dan Konservasi (Komparasi) Terumbu Karang Kepulauan Seribu. Rahma dan timnya melakukan aksi menanam bibit terumbu karang dengan menyelam pada kedalaman tertentu.

“Kegiatan ini membuka mata saya betapa rapuh namun berharganya kehidupan di dasar laut. Kami berharap dengan langkah kecil ini, wisata bawah laut di Kepulauan Seribu bisa terus hidup dan menjadi daya tarik berkelanjutan,” tambahnya.

Tak hanya berfokus pada ekologi, tim KKN Merayu Kelapa juga menjalankan program sosialisasi pengolahan hasil perikanan, salah satunya dengan memperkenalkan pembuatan abon ikan kepada pelaku UMKM lokal. Dalam sesi tersebut, tim KKN tak hanya memberikan resep, tetapi juga berbagi informasi tentang optimalisasi penyimpanan abon ikan agar tahan lama dan layak dipasarkan secara lebih luas.

“Kami ingin UMKM di sini tidak hanya bertahan, tapi berkembang. Dengan pengolahan yang baik dan penyimpanan yang tepat, produk seperti abon ikan bisa punya nilai jual tinggi dan memperluas pasar,” jelas Rahma.

Program KKN Merayu Kelapa, terutama di klaster agro, berhasil menyatukan kegiatan pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pendekatan ini tidak hanya menyentuh aspek konservasi, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Melalui keterlibatan aktif mahasiswa seperti Rahma, KKN-PPM UGM membuktikan bahwa generasi muda mampu menjadi agen perubahan yang membawa harapan bagi masa depan wilayah pesisir Indonesia.

Program KKN-PPM “Merayu Kelapa” menjadi bukti nyata dari komitmen untuk memenuhi target pencapaian 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDG), khususnya pada tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 13: Aksi Iklim, SDG 14: Kehidupan Bawah Air, serta SDG 15: Pemulihan Ekosistem Darat.

 

Penulis: KKN Merayu Kelapa

Editor: Agrit Kirana Bunda

Foto: Tim KKN UGM Merayu Kelapa

 

 

 

Sosialisasi Tanaman TOGA Sukses Dilaksanakan: Mahasiswa Interdisipliner Berkolaborasi Edukasi Budidaya TOGA dan Pemanfaatannya di KKN Bromo

berita Monday, 11 August 2025

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN -PPM) Bromo Bestari 2025 Periode II yang dilaksanakan di Kecamatan Wringinanom pada tanggal 20 Juni hingga 8 Agustus 2025 telah sukses terlaksana dengan baik dan lancar. Pada periode tersebut, Tim KKN PPM Bromo Bestari mengusung beberapa proker besar yang mampu menarik antusias warga dan memberikan pandangan baru bagi audiens. Salah satu proker besar yang dilaksanakan berupa sosialisasi terkait tanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dengan judul Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatan TOGA. Program kerja tersebut diusung oleh dua mahasiswa Fakultas Pertanian, yaitu Otniel Thery (Agronomi 2022) dan Nidaul Hasanah (Agronomi 2022) yang berkolaborasi dengan mahasiswa dari Fakultas Farmasi, Fakultas Hukum, dan Sekolah Vokasi Teknik Mesin.

Program kerja tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengenalkan komoditas TOGA memiliki potensial. Melalui pelaksanaan program kerja tersebut mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Wringinanom sekaligus memberikan solusi terkait kendala umum dalam kegiatan budidaya.Pemilihan program kerja ditentukan melalui pengamatan dan diskusi bersama ketua kelompok tani Dusun Besuki dan Dusun Kunci, Desa Wringinanom, Ibu-ibu PKK, dan beberapa pelaku budidaya baik dalam skala pekarangan maupun lahan. Melalui hasil tersebut, Otniel dan Nidaul mengusulkan program kerja berupa introduksi komoditas TOGA yang berpotensi untuk dibudidayakan di Kecamatan Wringinanom, berupa Temulawak dan Daun Mint yang sekaligus mengenalkan beberapa kendala yang umum ditemui seperti pengairan dan hama penyakit. Penjelasan lebih lanjut terkait Temulawak dan Daun Mint dibahas oleh mahasiswa Fakultas Farmasi (Marfa 2022) terkait pengolahan Temulawak dan Daun Mint menjadi produk Gummy Candy, mahasiswa Fakultas Hukum (Fiqa 2022) terkait pemasarannya pada media online shop, dan mahasiswa Sekolah Vokasi (Danindra 2022) terkait instalasi irigasi drip system dalam mengatasi kekeringan.

Program kerja yang dilaksanakan dalam bentuk sosilasi dan praktik langsung berhasil menarik antusiasme audiens. Hal tersebut mampu terlihat melalui interaksi warga selama sesi diskusi dan keterikatan langsung selama pelaksanaan praktik budidaya tanaman TOGA temulawak dan daun mint. “Selama ini kami belum pernah membudidayakan daun mint, sehingga senang dapat mengenal tanaman baru sekaligus mempelajari cara perbanyakannya menggunakan root-up dan teknik budidayanya,” kata Ibu Ismawati selaku petani tanaman TOGA.

Selanjutnya diharapkan melalui program kerja yang diusung dalam pengabdian ini menunjukkan ralisasi pengabdian mahasiswa dan upaya untuk mewujudkan tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, serta SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim.

 

Penulis: Otniel Thery

Editor: Desi Utami

 

 

Cerita dari Citta Bulukumba: Penyuluhan, Cinta, dan Harapan dari Tanah Jaya

berita Monday, 11 August 2025

Dani Abyan Adam, mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), menjalani Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) sebagai aksi nyata dari keterlibatan aktif dengan masyarakat. Ketertarikannya pada edukasi dan pemberdayaan menjadi titik temu yang kuat dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Pada periode KKN ini, Adam tergabung dalam tim Citta Bulukumba, sebuah tim yang terintegrasi dari berbagai klaster ilmu dan disiplin, dengan semangat kolaboratif untuk menjawab persoalan lokal melalui pendekatan lintas sektor di bawah bimbingan Dr. Dwi Ertiningsih, S. Si., M. Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Nama “Citta Bulukumba” bukan sekadar identitas kelompok, namun membawa makna mendalam: cerita dan cinta di Bulukumba. “Citta” diambil dari bahasa lokal masyarakat bulukumba yang berarti cerita dan cinta. Nama ini mewakili semangat tim untuk menuliskan cerita kebaikan dan cinta melalui interaksi, kontribusi, dan program-program berkelanjutan di bumi panrita lopi, tanah Bulukumba. Lokasi KKN Adam difokuskan di Kelurahan Tanah Jaya, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba yang terbagi dalam 5 lingkungan. Kawasan ini merupakan sebuah wilayah yang menyimpan potensi besar dari sektor agro-maritim. Keberadaan pesisir, lahan pertanian, serta tradisi lokal yang kuat menjadikan wilayah ini sebagai kawasan strategis untuk penerapan program pemberdayaan berbasis potensi lokal.

Secara khusus, sektor perikanan serta pertanian kakao dan padi menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat. Namun demikian, di balik potensi itu terdapat tantangan lain, terutama dalam hal pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga, serta pemanfaatan ruang pekarangan yang masih belum maksimal. Tantangan inilah yang menjadi dasar utama bagi tim Citta Bulukumba dalam menyusun program-program kerja yang berbasis solusi dan partisipasi. Selama kurang lebih dua bulan pelaksanaan, program kerja tim difokuskan pada tiga lini utama Penguatan Ketahanan Pangan, Pengembangan Pariwisata, dan Penerapan Ekonomi Sirkular.

Dari ketiga lini tersebut, Adam yang berasal dari prodi penyuluhan dan komunikasi pertanian merealisasikan lima program utama yang dijalankan secara partisipatif melalui proses penyuluhan, demonstrasi, dan edukasi dasar. Edukasi Pemanfaatan Limbah Serabut Kelapa untuk Kokedama mendorong masyarakat melalui keterlibatan aktif pemuda, penerapannya berupa edukasi kepada siswa siswi MTS. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk edukasi dasar dan praktik untuk mengolah limbah kelapa menjadi kerajinan kokedama yang berpotensi menjadi cinderamata pariwisata lokal.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan pengolahan sampah rumah tangga melalui ember tumpuk. Merespon kebutuhan pengelolaan limbah organik, program ini bergerak dalam program kerja interdisipliner BERSERI yang mengkolaborasikan penanganan sampah dalam berbagai klaster yang ada. Melalui klaster agro adam memperkenalkan sistem komposter sederhana yang dapat menghasilkan pupuk cair dan kompos, sekaligus memperkuat praktik ekonomi sirkular di tingkat rumah tangga. Kegiatan yang lain yaitu penyuluhan budidaya Bayam Brazil di pekarangan rumah. Penguatan pangan lokal dalam upaya pencegahan stunting merupakan latar belakang dari program kerja ini. Berangkat dalam program interdisipliner SEHATI direalisasikan melalui sosialisasi pencegahan stunting oleh klaster medika serta implementasi langsung klaster agro dalam diversifikasi pangan lokal melalui penyuluhan budidaya bayam brazil. Komoditas bayam brazil dipilih karena kaya gizi dan mudah dibudidayakan di pekarangan rumah.

Tak hanya dalam kegiatan program utama, Adam juga terlibat aktif dalam persiapan dan pelaksanaan Festival Raya Kajang, sebuah kegiatan kolaboratif yang menjadi momentum kampanye ketahanan pangan bertajuk “Gelora Pangan Kajang”. Melalui festival ini, berbagai produk lokal, hasil program KKN, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga jalan sehat disatukan dalam satu semangat besar: memperkuat sinergi masyarakat untuk membangun kemandirian pangan. Kegiatan KKN ini bukan hanya tentang transfer ilmu dari mahasiswa kepada masyarakat, melainkan juga tentang proses pembelajaran dua arah. Antusiasme warga Tanah Jaya dalam menyambut, mempelajari, dan mengadopsi teknologi maupun praktik baru memberikan energi positif bagi seluruh tim. Kehangatan, semangat gotong royong, dan keterbukaan masyarakat menjadi kunci keberhasilan implementasi program-program KKN Citta Bulukumba. Penerapan program KKN yang Adam lakukan sejalan untuk mencapai tujuan SDG 1: No Poverty, SDG 2: Zero Hunger, SDG 3: Good Health and Well-Being, dan SDG 8: Decent Work and Economic Growth, SDG 12 – Responsible Consumption and Production.

Di akhir kisah, Adam mencatat bahwa KKN bukan sekadar program akademik, melainkan momen transformasi, bagaimana ilmu menyatu dengan nilai kemanusiaan, dan bagaimana cinta terhadap daerah bisa tumbuh dari interaksi, pengabdian, dan cerita bersama masyarakat. Citta Bulukumba bukan hanya nama tim, melainkan memori akan cinta dan cerita yang mengakar di tanah Bulukumba.

 

Penulis            : Dani Abyan Adam

Editor               : Desi Utami

Foto                 : Tim KKN-PPM UGM Citta Bulukumba 2025

Menggali Kearifan Lokal dan Inovasi Pertanian Berkelanjutan: Refleksi Akhir Summer Course SC-STA 2025 UGM

berita Monday, 11 August 2025

Rangkaian kegiatan Summer Course SC-STA 2025 yang digelar Fakultas Pertanian UGM (Faperta UGM) diakhiri dengan presentasi Tfinal pada hari Jumat, 8 Agustus 2025. Gedung AGLC Fakultas Pertanian UGM menjadi saksi kemeriahan presentasi final rangkaian acara Summer Course SC-STA 2025. Acara ini menandai puncak pembelajaran dan kolaborasi peserta dari berbagai latar belakang yang telah mengikuti serangkaian kegiatan intensif selama program berlangsung. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian UGM, yang memberikan sambutan hangat dan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta dan panitia penyelenggara.

“Kami Fakultas Pertanian UGM sangat membuka pintu apabila ada kesempatan untuk berkolaborasi kembali dilain kesempatan,” tambah Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pertanian UGM.

Selanjutnya, acara berjalan dengan sesi presentasi yang dibawakan oleh delapan grup peserta. Masing-masing grup berbagi hasil kajian mereka selama mengikuti summer course, sekaligus menjawab berbagai pertanyaan dalam sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif dan mendalam dari juri dan peserta. Presentasi ini mencerminkan berbagai perspektif dan solusi kreatif yang berkembang dari pembelajaran selama kegiatan summer course berlangsung.

Sebagai penutup, acara penghargaan (awarding) diberikan kepada peserta dan grup yang menampilkan performa terbaik selama program berlangsung, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kerja keras mereka. Terdapat tiga kategori penghargaan yaitu video favorit, grup terbaik, serta poster terbaik. Penutupan acara berlangsung hangat dengan harapan agar pengalaman dan ilmu yang diperoleh dapat terus diaplikasikan dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di masa depan.

Summer Course UGM (SC-STA 2025) bukan hanya menjadi wadah pembelajaran, tapi juga ruang bagi para peserta untuk memperluas jaringan, berbagi inspirasi, dan memperkuat komitmen bersama menuju pertanian tropis yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Melalui kegiatan ini juga menunjukkan kontribusi nyata Fakultas Pertanian UGM dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), meliputi SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Kuat, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

 

Penulis: Rani Nur Rochim

Editor: Desi Utami

Foto: Media Faperta

 

 

Lentera DESA UGM Warnai Jogja Benih Expo 2025 Bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI

berita Friday, 8 August 2025

Lentera DESA UGM turut meramaikan Jogja Benih Expo 2025 dengan membuka booth yang bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia. Acara yang berlangsung selama dua hari, yaitu pada 6 dan 7 Agustus 2025, bertempat di Unit Produksi Gading BP3MBTP Yogyakarta dan sukses menarik perhatian berbagai kalangan, dari petani hingga pemerhati pangan.

Expo ini dihadiri oleh tokoh penting seperti Titiek Soeharto selaku Ketua Komisi IV DPR RI dan KGPAA Paku Alam X selaku Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang turut memberikan semangat dan motivasi bagi para peserta dan pengunjung. Dalam sambutannya, Titiek Soeharto menegaskan pentingnya kualitas benih sebagai kunci utama untuk mencapai swasembada pangan nasional.

“Swasembada pangan tidak akan tercapai tanpa adanya benih yang berkualitas,” ujarnya, menekankan peran kritis benih dalam ketahanan pangan.

Pengunjung tidak hanya mendapatkan informasi tentang program dan inovasi Lentera DESA, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam kelas pelatihan yang diselenggarakan langsung oleh tim Lentera DESA. Antusiasme tinggi terlihat dari banyaknya pengunjung yang mengikuti pelatihan dan ikut serta dalam berbagai kegiatan seru seperti games interaktif, doorprize, dan hadiah menarik yang disiapkan khusus untuk para pengunjung.

Acara Jogja Benih Expo 2025 menjadi momentum penting bagi berbagai pihak untuk bersinergi dan terus mendorong kemajuan pertanian di Indonesia, serta memastikan ketersediaan benih berkualitas sebagai fondasi utama ketahanan pangan bangsa.

Keikutsertaan Lentera DESA UGM dalam Jogja Benih Expo 2025 merupakan bukti nyata kontribusi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kepada masyarakat secara langsung, khususnya dalam mendukung pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional. Melalui kegiatan ini, Lentera DESA berupaya memperkuat jaringan dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya benih unggul serta inovasi dalam sektor pertanian.

Melalui kegiatan ini juga menunjukkan kontribusi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), meliputi SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

 

Penulis: Rani Nur Rochim

Editor: Desi Utami

Foto: Lentera DESA

 

1…1112131415…98

BERITA FAKULTAS

  • Kolaborasi Akademik-Industri: Faperta UGM dan CV Sentral Yanmar Prambanan Percepat Adopsi Teknologi Mekanis melalui Pelatihan Online Lentera DESA
    23/12/2025
  • Kontribusi Faperta UGM melalui Lentera DESA: Mendorong Mekanisasi dan Digitalisasi Komoditas Tembakau
    23/12/2025
  • Dua Tim Patriot Fakultas Pertanian UGM Raih Juara Video Pendek Terbaik di Penutupan Ekspedisi Patriot 2025
    23/12/2025
  • Fakultas Pertanian UGM dan Woogene B&G Korea Jalin Kolaborasi Riset Vaksin Ikan
    23/12/2025
  • Natal Bersama Fakultas Pertanian UGM 2025: Merayakan Kasih, Kebersamaan, dan Sukacita
    23/12/2025
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jl. Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281
faperta@ugm.ac.id
Telp./Fax.: +62 (274) 563062

TENTANG FAKULTAS

Visi & Misi

Sasaran & Tujuan

Struktur Organisasi

 

INFORMASI PUBLIK

Permohonan Informasi Publik

Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala

JURNAL ONLINE

Jurnal Ilmu Pertanian

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Jurnal Ilmu Perikanan

Vegetalika

Jurnal Agro Ekonomi

PENELITIAN & PUBLIKASI

Penelitian

Publikasi

Buku Karya Dosen

 

FASILITAS PENDUKUNG

Perpustakaan Fakultas

Laboratorium

Ebooks

Health Promoting Unit (HPU) Faperta

KERJASAMA

Kerjasama Fakultas

Kunjungan Sekolah

 

PENDAFTARAN

Sarjana

Pascasarjana

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju