Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (Himasita) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia (JPTI) 2017 pada 9-12 November 2017 di Bogor. Kegiatan JPTI merupakan agenda tahunan yang pada tahun ini mengambil tema : “Pertanian Berwawasan Lingkungan”. Rangkaian acara JPTI 2017 ini diikuti oleh para mahasiswa dari sembilan universitas yakni Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanudin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Jambi, Universitas Sriwijaya, Universitas Jember, Universitas Singaperbangsa Karawang serta tuan rumah Institut Pertanian Bogor. Perwakilan mahasiswa yang hadir di dalam rangkaian acara tersebut berjumlah 58 orang. Rangkaian acara JPTI 2017 ini terdiri dari City Tour yang bertempat di Kebun Raya Bogor; Welcome Dinner; Kompetisi yang meliputi lomba debat, presentasi skripsi, lomba cepat tepat, serta fotografi; seminar; expo; Bedah kasus dan diskusi dengan para petani; Solidarity night serta Musyawarah Nasional HMPTI. Untuk tim delegasi HPT Faperta UGM berhasil meraih Juara 1 pada kompetisi Lomba Cepat Tepat dengan tim yang terdiri dari Sheila Ava (HPT 2014), Nadiyah Hidayati (HPT 2014) dan Iqbal Hidayat (HPT 2015) serta meraih Juara 1, 2 dan 3 pada Lomba Fotografi yang diraih oleh Muhammad Rifqi Yulianto (HPT 2016), Ahmad Roshwan Fikri (HPT 2016) dan Agustin Riski Perdana (HPT 2015).
berita
Ani Widiastuti, Ratih Ineke Wati, Fatkhiyah Rohmah, Desi Utami
Sebagai negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, sekaligus terbesar di Asia, Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan di bidang budidaya, pemeliharaan dan produksi kakao. Permasalahan tersebut terutama dihadapi oleh petani kecil yang merupakan penghasil kakao terbesar di Indonesia. Menurut data BPS 2016, sebanyak 82% produksi kakao di Indonesia dihasilkan oleh perkebunan dari petani kecil. Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kec. Girimulyo, Kulon Progo salah satu daerah yang memiliki potensi produksi kakao melalui kelompok tani yang ada, namun belum optimal dalam pengelolaan dikarenakan permasalah di bidang budidaya dan pengelolaan. Permasalahan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta belum adanya Unit Pengolahan Hasil (UPH) kakao menyebabkan petani lebih banyak menjual hasil panen berupa biji segar ke pasar. Untuk membantu meningkatkan kualitas kebun kakao melalui penguatan kelembagaan dan pengembangan akses pemasaran biji kakao, tim pengabdian Fakultas Pertanian UGM bekerjasama dengan PT Pagilaran melaksanakan kegiatan pengabdian dan pembinaan desa melalui kelompok tani Ngudi Makmur.
Kegiatan pendampingan yang dimulai dari Bulan Mei hingga November 2017 ini dilakukan melaui pendampingan pengelolaan kebun anggotanya dengan memberikan pendampingan pemangkasan, sarungisasi, pembuatan rorak dan penyambungan tanaman untuk tujuan rehabilitasi kebun dan bantuan peralatan alat pengelolaan kebun. Selain itu, dilakukan pula pendampingan pembentukan kelompok wanita tani (KWT) yang sudah sampai pada tahap sosialisasi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pengesahan logo dan nama kelompok yaitu Kartini. Pembangunan UPH dilakukan secara gotong royong antar anggota kelompok tani yang diperkirakan akan selesai akhir tahun 2017.
Tantangan utama dalam kegiatan ini adalah membangun motivasi untuk bisa maju bersama karena masih banyaknya anggota kelompok tani yang belum secara intensif terlibat. Sehingga Tim Pengabdian berusaha untuk terus melakukan koordinasi dengan Kepala Dusun dan Desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Selain itu pendampingan KWT untuk proses fermentasi biji hasil panen perlu dilanjutkan karena banyak anggota KWT yang belum terbiasa dengan proses fermentasi. Dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Desa Binaan yang diselenggarakan oleh LPPM UGM ini, anggota kelompok tani Ngudi Makmur mengaku mendapat ilmu yang dapat diterapkan langsung di kebun masing-masing anggota, sehingga harapannya juga akan meningkatkan hasil produksi kakao yang ada.
Gambar 1. Penyerahan bantuan alat bantuan peralatan alat pengelolaan kebun.
Gambar 2. Pembinaan proses pemangkasan dan sarungisasi buah kakao
Gambar 3. Pembinaan Kelompok Wanita Tani oleh Tim Pengabdian Fakultas Pertanian UGM
Gambar 4. UPH yang dibangun oleh warga melalui program gotong royong
Kagama Pertanian Wilayah Jawa Timur mengadakan halal bi halal pada 13 Agustus 2017 bertempat di BPTP Jawa Timur, Karangploso, Malang. Ir. Djumaeri selaku Ketua Kagama Pertanian Wilayah Jawa Timur dalam sambutannya mengharapkan bentuk nyata peran para alumni dalam pembangunan pertanian. Pengurus Kagama Pertanian Pusat yang diwakili oleh Ir. Hari Hardono memberikan apresiasi kepada pengurus Kagama Pertanian Wilayah Jawa Timur yang sudah berhasil mengumpulkan para alumni senior dan yunior pada acara halal bi halal dan merupakan pertemuan yang paling sukses selalma ini karena jumlah pesertanya paling banyak yakni sekitar 80 alumni. Alumni tertua yang hadir berasal dari angkatan 1963, sedang alumni yang paling muda dari angkatan 2011. Dr. Ir. Chendy Tafakresnanto, M.P selaku Ketua Panitia menyambut baik acara halal bi halal sekaligus temu alumni ini dan sangat mengharapkan dukungan para alumni dalam bidang pembangunan pertanian. (foto: Bambang Pamudji & narasi: Apik)
Tiga belas mahasiswa asing dari Jepang dan Malaysia mengikuti Asean International Mobilty Students (AIMS) Program selama satu semester di Fakultas Pertanian UGM sampai dengan bulan Februari 2018. Mereka berasal dari berbagai universitas yakni tiga mahasiswa dari Ibaraki University Jepang, empat mahasiswa dari Tokyo University of Agriculture and Technology Jepang, tiga mahasiswa dari Universiti Malaysia Terengganu Malaysia, dan tiga mahasiswa dari Universiti Putra Malaysia. Sebaliknya sebanyak 6 orang mahasiswa Fakultas Pertanian UGM juga mengikuti AIMS Program ini di berbagai Universitas baik di Jepang maupun di Malaysia. Selama di Fakultas Pertanian UGM para mahasiswa AIMS Program mengikuti beberapa kuliah yang dapat ditransfer kreditnya nanti. Dr. Ani Widiastuti selaku Koordinator AIMS Program Fakultas Pertanian UGM berpesan kepada para mahasiswa peserta AIMS Program selain menimba ilmu juga diharapkan dapat mempelajari adat istiadat dan kebiasaan setempat agar dapat memperluas cakrawala pengetahuan dan pengalaman. (foto: Aims buddy & narasi: Apik)
Representative International Affairs Yamagata University Japan, Prof. Yasushi Sugawara berkunjung ke Fakultas Pertanian UGM pada 31 Juli sampai dengan 3 Agustus 2017. Kunjungan yang pertama kali ini dimaksudkan untuk memperkenalkan diri bahwa sejak April 2018 nanti Prof. Yasushi Sugawara akan menggantikan Prof. Naota Ohsaki yang pada Maret 2018 nanti akan pensiun sebagai Head of International Affairs Yamagata University Japan. Dalam pertemuan dengan Dr. Jamhari, S.P., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Yasushi Sugawara sangat mengapresisasi program-program yang telah dilaksanakan selama kerjasama yang dimulai sejak tahun 2014 dan berharap agar ke depan jalinan kerjasama lebih diperluas. Dekan Fakultas Pertanian UGM menyambut baik ajakan pihak Yamagata University dan akan menyiapkan rancangan program yang dapat dikembangkan oleh kedua belah pihak. Pada kesempatan itu Dekan Fakultas Pertanian didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Kerjasama dan Alumni, Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.Sc., M.P dan Prof. Dr. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc selaku Ketua Unit Internasional, Kerjasama, dan Alumni fakultas Pertanian UGM. (foto& narasi: Apik)
Dalam kesempatan berkunjung ke UGM, Prof. Yasushi Sugawara selaku Representative International Affairs Yamagata University bersama-sama dengan Prof. Naota Ohsaki dan Mikiko Ohsaki mengadakan acara temu alumni Yamagata University. Temu alumni dihadiri oleh para dosen di lingkungan UGM yang menyelesaikan program pasca sarjana di Yamagata University dan para alumni serta mahasiswa UGM yang telah mengunjungi Yamagata University melalui berbagai program kerjasama yang ada. Dr. Ir. Benito Heru Purwanto, M.P selaku koordinator alumni Yamagata University di UGM menyambut baik acara temu alumni ini yang dapat dipakai sebagai sarana untuk lebih mempererat jalinan kerjasama dan mengkinikan perkembangan yang terjadi baik di UGM maupun di Yamagata University. (foto& narasi: Apik)