Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan, Tim KKN-PPM UGM Sembalun Beralun menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya praktik pertanian organik (organic farming) kepada masyarakat tani di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir Juli 2025, sebagai bagian dari program KKN yang berlangsung sejak 20 Juni hingga 8 Agustus 2025. Sasaran kegiatan ini adalah petani dan kelompok tani dari empat dusun: Lendang Luar, Lendang Luar Barat, Mentagi, dan Dasan Tengah Barat.
Di bawah naungan Ir. Hendy Setiawan, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Tim KKN-PPM UGM Sembalun Beralun telah sukses melaksanakan kegiatan penyuluhan bertajuk “Pentingnya Praktik Organic Farming bagi Keberlanjutan Pertanian di Sembalun” di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 11 Juli 2025, sebagai bagian dari program KKN yang berlangsung sejak 20 Juni hingga 8 Agustus 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari petani, perwakilan kelompok tani, dan pemuda tani dari empat dusun di Desa Sembalun, yakni Dusun Lendang Luar, Dusun Lendang Luar Barat, Dusun Mentagi, dan Dusun Dasan Tengah Barat.
Kegiatan ini dipelopori oleh Tsani Akhmad Syarif, mahasiswa S1 Agronomi, Fakultas Pertanian UGM, Angkatan 2022, bersama anggota Tim KKN-PPM UGM Sembalun Beralun. Penyuluhan ini menjadi bagian dari rangkaian program berkesinambungan yang juga mencakup inovasi pembuatan pupuk organik cair berbasis limbah rumah tangga dan pertanian, serta pembuatan bio-pestisida dari limbah kulit bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) dan bawang putih (Allium sativum L.) hasil pertanian Sembalun.
Latar belakang pelaksanaan kegiatan ini berangkat dari kondisi pertanian di Sembalun yang sebagian besar masih mengandalkan pupuk kimia dan pestisida sintetis. Praktik tersebut berpotensi menurunkan kualitas tanah dan mengancam keberlanjutan produksi. Selain itu, fluktuasi harga sayuran saat panen raya dan tingginya harga pupuk turut menjadi tantangan bagi petani. Melalui penyuluhan ini, tim KKN berupaya mengajak petani beralih menuju pertanian organik yang ramah lingkungan, bernilai ekonomi lebih tinggi, serta memiliki daya saing di pasar.
Penyuluhan dilaksanakan melalui pemaparan materi dan diskusi interaktif yang mengulas manfaat pertanian organik terhadap lingkungan, peningkatan kualitas hasil panen, serta peluang pemasaran produk organik. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan diskusi yang berlangsung dinamis. Tim KKN-PPM UGM Sembalun Beralun berharap inisiatif ini dapat menjadi titik awal perubahan pertanian di Sembalun menuju pertanian yang lebih cerdas, mandiri, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Sembalun sebagai desa agrowisata unggulan di Nusa Tenggara Barat.
“Kegiatan semacam ini sangat penting dan bermanfaat sekali bagi keberlanjutan pertanian di Sembalun. Dengan adanya penyuluhan ini, kesadaran masyarakat semakin meningkat, dan kami berharap akan lebih banyak sosialisasi seperti ini kedepannya,” ujar Tika, Ketua Kelompok Tani Pelangi dari Dusun Lendang Luar.
Melalui kegiatan ini, diharapkan petani di Sembalun mampu mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis, menjaga kesuburan tanah, meningkatkan nilai jual hasil panen, dan memperluas peluang pasar. Program ini sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya: SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Ekosistem Daratan, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Tsani Akhmad Syarif
Editor: Agrit Kirana Bunda
Foto: KKN Sembalun Beralun
Cadangan Dokumentasi: