
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kembali menorehkan pengalaman internasional berharga melalui program pertukaran mahasiswa AIMS. Salah satunya adalah Keigo, mahasiswa dari Program Studi Mikrobiologi Pertanian, yang berhasil mewujudkan mimpinya menimba ilmu dan pengalaman budaya di Jepang setelah terlebih dahulu mengikuti AIMS secara daring di masa pandemi, kemudian melanjutkannya secara langsung (offline) di Jepang.

Program AIMS (ASEAN International Mobility for Students) merupakan inisiatif pertukaran pelajar yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan akademik sekaligus budaya. Keigo memulai perjalanannya dengan mengikuti AIMS online pada semester tiga, yang kemudian memotivasinya untuk benar-benar berangkat ke Jepang dengan universitas tuan rumah yaitu Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) selama satu semester dimulai dari 12 September – 18 Desember 2024.

Selama di Jepang, Keigo mengambil 14 mata kuliah yang berfokus pada mikrobiologi sesuai bidang studinya, disertai beberapa mata kuliah wajib terkait lingkungan dan pertanian seperti Forest Resource and Management, Water and Soil, serta Water Resource Management. Kegiatan belajar juga diperkuat dengan kunjungan lapangan ke situs bersejarah, lembaga pemerintahan, hingga keterlibatan dalam penelitian bersama dosen pembimbing. Tidak hanya itu, ia juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti basket dan baseball, yang memperkaya pengalaman lintas budaya.

Bagi Keigo, program ini bukan hanya sekadar belajar, tetapi juga proses memahami budaya, cara kerja, hingga disiplin masyarakat Jepang. Meski tantangan terbesar datang dari perbedaan musim dan keterbatasan bahasa, pengalaman ini membentuk cara pandangnya tentang pentingnya budaya kerja keras dan semangat belajar sepanjang waktu. “Kita tidak boleh cepat puas dengan pencapaian yang ada, selalu ada ruang untuk berkembang,” ujarnya.
Pelaksanaan program AIMS ini berlangsung berkat dukungan penuh dari Fakultas Pertanian UGM. Keigo berharap semakin banyak mahasiswa yang memanfaatkan peluang ini, dengan memperkuat komunikasi, jejaring, serta kesiapan menghadapi tantangan akademik maupun budaya di luar negeri. Lebih jauh, program ini juga sejalan dengan upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan akses pembelajaran global, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim lewat pemahaman lingkungan dalam studi, serta SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi internasional antaruniversitas.
Penulis: Hanif Falah Nasrulloh