
Tim pendampingan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan PT Indomarco Prismatama dan Petani Milenial Sleman melakukan kegiatan pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui kemitraan utnuk mewujudkan ketahanan pangan. Inisiatif ini berfokus pada pengembangan budidaya Pepaya Callina dengan penerapan teknik pertanian inovatif dan berkelanjutan dengan mendorong pemanfaatan lahan.
Dalam monitoring lahan, para peneliti Fakultas Pertanian UGM memberikan pendampingan intensif kepada para petani. Menurut Dr. Tri Harjaka, SP, MP salah satu anggota tim, budidaya Pepaya Callina dapat dioptimalkan melalui sistem tumpangsari. Teknik ini memungkinkan petani menanam komoditas lain di sela-sela pohon pepaya. Dengan demikian, lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan panen ganda, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Lebih lanjut, Tri mengatakan bahwa pohon pepaya yang terserang bakteri dapat diatasi dengan melakukan sterilisasi lahan dengan menutup lahan agar suhu tanah meningkat. Setelah suhu tanah turun, petani dapat mengaplikasikan Trichoderma untuk mencegah pertumbuhan jamur.

Selain itu, Ketua Tim Pendampingan, Dody Kastono, S.P., M.P., menekankan pentingnya pembuatan parit drainase yang memadai. Parit ini berfungsi untuk mencegah genangan air yang dapat merusak akar tanaman dan menyebabkan penyakit. Dody juga menyarankan untuk memperhatikan kebutuhan nutrisi tanaman agar pertumbuhan buah baik serta perlunya melebarkan jarak tanam agar pertumbuhan tanaman lebih optimal karena sirkulasi udara dan nutrisi menjadi lebih terjaga.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, seperti minimnya ketersediaan air dan tumbuhnya gulma di lahan, para petani dan tim UGM berupaya mencari solusi. Dalam hal ini, pengendalian gulma dan sanitasi lahan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut, tim UGM menyarankan pendekatan “less input” atau minim masukan. Strategi ini berfokus pada optimalisasi sumber daya yang ada dan mengurangi ketergantungan pada pupuk atau pestisida kimia. Untuk menambah pendapatan, di area pinggir kebun, petani disarankan menanam ketela pohon untuk diambil daunnya, yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau kompos.

Budidaya Pepaya Callina ini dapat menjadi wujud diversifikasi usaha yang mendatangkan sumber pendapatan baru bagi petani, dengan demikian dapat berkontribusi bagi ketahanan pangan petani Sleman, jelas anggota tim pendampingan, Dr. Dyah Woro Untari, S.P., M.P. Program ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Dengan pendampingan dari tim UGM, para petani tidak hanya belajar teknik budidaya yang lebih efisien, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang manajemen lahan yang berkelanjutan.
Pemberdayaan ekonomi Masyarakat melalui budidaya Pepaya Callina ini menjadi contoh nyata sinergi antara akademisi, bisnis dan masyarakat dalam menciptakan solusi inovatif untuk tantangan ekonomi di tingkat lokal. Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan pertanian menuju ketahanan pangan di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud nyata kontribusi Faperta UGM dalam mencapai SDGs, antara lain SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Tim Media Faperta
Editor: Desi Utami
Foto: Dyah Woro Untari