Bertempat di Balairung UGM pada Kamis 11 Mei 2023 Tim UGM sebagai pelaksana Pilot Project Penanganan Stunting Melalui Pemberian Beras Fortifikasi di Provinsi Jawa Tengah telah memaparkan perkembangan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan sejak akhir Maret 2023.
Dalam kegiatan tersebut hadir Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH, MIP yang dalam sambutannya menekankan urgensi dan nilai strategis penanganan stunting karena keberhasilannya akan berimplikasi jangka panjang dalam menentukan kualitas SDM, daya saing nasional dan masa depan bangsa.
Ditambahkan Ganjar, Pemprov Jawa Tengah sangat serius dalam merespon dan menindaklanjuti problematika stunting. Penanggulangan stunting telah menjadi isu strategis nasional yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 dengan target penurunan angka stunting tahun 2024 menjadi 14%. Untuk pencapaian target tersebut, secara spesifik pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Dengan mempertimbangkan urgensi penanganan stunting di Jawa Tengah, maka Ganjar memandang kolaborasi sinergis antara Pemprov Jawa Tengah dengan Tim Terintegrasi UGM yang didukung oleh Bank Jawa Tengah dapat menjadi salah satu referensi model kolaborasi kelembagaan dalam penanganan stunting dan gizi buruk di daerah.
Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K)., Ph.D menyampaikan bahwa Pilot project penanganan stunting melalui pemberian beras fortifikasi di Provinsi Jawa Tengah merupakan kolaborasi sinergis berbasis ABCG karena melibatkan Academician [UGM], Business Community [Bank Jateng dan PT. TJN sebagai developer kernel premik dan beras fortifikasi], Community [Masyarakat Partisipan Program] dan Government [Pemerintah Provinsi Jateng dan Kabupaten serta Kecamatan lokasi pilot project].
Salah satu strategi yang prospektif dalan penanganan stunting yang dipandang efektif melalui konsumsi pangan fortifikasi khususnya beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat yang diberikan kepada ibu hamil, demikian dijelaskan Prof. Ova.
Pada pemaparan kemajuan kegiatan, Ketua Tim Pelaksana UGM Prof.Dr.Ir Irham, MSc melaporkan pilot project dilakukan di 5 kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi tahun 2022 yaitu : [1] Kabupaten Brebes (29,1%), [2] Kabupaten Temanggung (28,9%), [3] Kabupaten Magelang (28,2%), [4] Kabupaten Purbalingga (26,8%), dan [5] Kabupaten Blora (25,8%).
UGM telah membentuk Tim Pelaksanan Penanganan Stunting yang komprehensif yang terdiri expert lintas Fakultas yang terdiri dari Fakultas Pertanian, FKKMK, FIB dan FMIPA. Sedangkan teknis pelaksanaan penanganan stunting melalui pemberian fortifikasi dilakukan dengan mekanisme: [1] Menerjunkan mahasiswa KKN Tematik Penanganan Stunting, [2] Menerjunkan mahasiswa MBKM Penanganan Stunting, [3] Merekrut para alumni lintas fakultas sebagai PIC Wilayah.
Dosen yang terlibat dalam Tim Pelaksana sebanyak 20 orang, jumlah mahasiswa KKN Tematik 60 orang, jumlah mahasiswa MBKM 21 orang dan jumlah sarjana pendamping 19 orang. Sedangkan jumlah partisipan pilot project sebanyak 100 orang ibu hamil tri semester 3 dari setiap kabupaten sehingga total 500 orang menjadi partisipan, terang Irham.
Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada, PhD menambahkan bahwa pada akhir program yang bersifat action research ini akan dianalisis dan diberikan rekomendasi kebijakan tentang pengembangan kandungan beras fortifikasi, strategi intervensi dan pendampingan pada masyarakat taget dan stategi kolaborasi penanganan stunting yang lebih efektif.