Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) memiliki komitmen yang kuat dalam upaya penyuluhan dan pengabdian kepada masyarakat di bidang agrokompleks. Kegiatan tersebut telah banyak diwujudkan ke berbagai daerah dan lapisan masyarakat. Salah satu bentuk penyuluhan yang dikemas oleh Faperta UGM adalah penyuluhan melalui media digital seperti yang dilaksanakan pada Bincang Desa#49 yang dilakukan melalui media Youtube Agricia Channel. Kegiatan Bincang Desa#49 kali ini mengusung topik kenaikan pangan yang selalu terjadi saat bulan Ramadhan.
Fenomena kenaikan harga pangan menjelang lebaran merupakan isu yang rutin terjadi setiap tahun di Indonesia. Menjelang bulan suci ini, permintaan terhadap bahan pangan pokok seperti beras, telur, daging ayam, dan cabai meningkat secara signifikan, yang menyebabkan lonjakan harga di pasar. Uniknya, fenomena ini telah dianggap wajar oleh masyarakat sekitar. Berkaitan dengan hal tersebut, pada Bincang Desa#49 menghadirkan Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P. selaku Guru Besar Bidang Ekonomi Pertanian dari Faperta UGM untuk membahas fenomena kenaikan harga pangan ini. Setelah diunggah melalui Youtube Agricia Channel pada 25 Maret 2024, terdapat 100 penonton yang berpartisipasi dalam video tersebut.
Diskusi fenomena kenaikan harga pangan saat bulan Ramadhan berlangsung sangat menarik mengingat Prof. Jamhari memberikan banyak insight dari sisi akademisi.
“Fenomena kenaikan harga pangan di bulan Ramadhan ini secara teoritis ada dua penyebab utamanya, yaitu cost push inflation dan demand pull inflation yang sangat berkaitan dengan kenaikan kebutuhan dan biaya produksi dari produk pertanian tersebut. Nah, fenomena di bulan Ramadhan ini seringkali karena adanya kenaikan demand sesaat atau temporer secara ekstrim,” jelas Prof. Jamhari.
Upaya penanganan juga telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui stakeholder yang terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, BAPPENAS, dan BULOG.
“Selain dari stakeholder terkait tersebut, pemerintah juga membentuk Tim Pengendali Inflasi yang sengaja ditugaskan secara nasional untuk mengendalikan kenaikan harga pangan seperti beras, cabai, bawang, dan bahan pangan lainnya,” jelas Prof. Jamhari lebih lengkap.
Akhir kesimpulan dari diskusi ini disampaikan oleh Prof. Jamhari bahwasannya pemerintah Indonesia dapat kembali melirik dan mempertimbangkan nilai dari bahan pangan lokal seperti singkong, sagu, dan pangan lokal lainnya untuk mendukung produksi pangan dan dapat menjadi alternatif pangan lain menghindari kenaikan harga bahan pangan pokok. Melalui diskusi Bincang Desa#49 ini, harapannya masyarakat juga dapat mulai kembali pada pangan lokal di setiap daerahnya untuk tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan produksi bahan pangan.
Melalui kegiatan ini Fakultas Pertanian UGM secara sadar dan penuh komitmen berkontribusi dalam mencapai tujuan global SDGS yaitu SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Penulis: Rani Nur Rochim
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Desa Apps UGM