
Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kembali melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menyelenggarakan pelatihan pencatatan digital bagi perempuan pembudidaya ikan di Kabupaten Kulon Progo. Pelatihan yang berlangsung pada Jumat, 28 November 2025 di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo ini menghadirkan 25 perwakilan kelompok wanita pembudidaya ikan (Pokdakan Wanita) serta 9 penyuluh perikanan sebagai peserta.
Kegiatan dibuka oleh Endah Prihatiningtyastuti, S.P., M.Si., M.Phil., Ph.D., dosen Departemen Perikanan UGM, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran aktif perempuan dalam sektor perikanan budidaya. Ia menjelaskan bahwa pencatatan yang baik merupakan komponen fundamental untuk memastikan kegiatan budidaya berjalan terukur, efisien, serta mampu mendukung keberlanjutan produksi.

Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari anggota Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA), yaitu Seruni Salsabila Putri Basoeki, S.Pi., M.Sc., Afifah Imawati Putri, S.Pi., serta mahasiswa program fast track Departemen Perikanan UGM, Zuhdi Ardi. Keterlibatan mereka memperkuat sinergi antara akademisi, alumni, dan generasi muda dalam mengembangkan praktik budidaya ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Materi utama pelatihan disampaikan oleh Azellia Alma Shafira, S.E., M.Sc., dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM sekaligus co-founder Banoo. Dalam sesi pemaparan, Azellia memperkenalkan dua fitur penting aplikasi Banoo, yakni pencatatan keuangan digital dan kalkulator budidaya. Kedua fitur ini membantu pembudidaya mencatat arus keuangan, menghitung biaya operasional, serta memperkirakan hasil panen secara lebih akurat. Tim Banoo, yaitu Fakhrudin Hary Santoso (Direktur Banoo) dan Erlangga Pradipta (Chief Marketing Officer), turut mendampingi peserta pada sesi praktik langsung agar mereka dapat memahami aplikasi secara komprehensif.

Penerapan pencatatan digital dinilai sebagai langkah strategis untuk memperbaiki tata kelola usaha, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan meningkatkan kemampuan pembudidaya dalam mengambil keputusan berbasis data. Upaya ini sekaligus memperkuat stabilitas produksi ikan yang menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan daerah. Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Sularsih, salah satu peserta, menyampaikan manfaat langsung yang ia rasakan. “Setiap transaksi bisa langsung dicatat. Lebih mudah dan cepat. Yang awalnya manual, sekarang langsung terbaca, termasuk perhitungan laba rugi budidaya,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini, UGM menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas perempuan pembudidaya ikan agar mampu mengelola usaha secara modern, efisien, dan berkelanjutan. Dengan meningkatnya kemampuan pencatatan digital dan manajemen usaha, perempuan pembudidaya di Kulon Progo diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam menjaga ketersediaan pangan bergizi sekaligus memperkuat ekonomi keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Seruni Salsabila Putri Basoeki
Editor: Desi Utami, Ghorizatu Shofra