Pelatihan Budidaya Akuaponik
Pelatihan Budidaya Maggot
Dalam rangka kegiatan pemberdayaan masyarakat, sejumlah mahasiswa UGM mengenalkan Integrated Farming System atau IFS kepada kader ibu-ibu PKK di Dusun Bedoyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D. I. Yogyakarta. Program tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti-Kemendikbud) yaitu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM). Strategi IFS ini diperkenalkan sebagai solusi dari permasalahan pengolahan limbah organik rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga.
Dusun Bedoyo memiliki beberapa potensi fisik yang cukup besar untuk dikembangkan seperti kandang maggot dan kolam ikan. Akan tetapi, potensi tersebut tidak dikelola dengan maksimal. Permasalahan lainnya yaitu, tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Dusun Bedoyo menjadi permasalahan yang cukup serius bagi masyarakat karena dapat menimbulkan bau busuk yang menyengat. Rata-rata masyarakat menghasilkan limbah sebesar 0,3-0,4 kg/hari dan tidak ada pengolahan lebih lanjut. Sebagian besar masyarakat Dusun Bedoyo berprofesi sebagai petani, dengan penghasilan rata-rata sebesar Rp700.000/bulan. Minimnya pendapatan serta kurangnya pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan keluarga, mengakibatkan penurunan kualitas gizi pada anak sebesar 3,2% di Kecamatan Cangkringan.
Berangkat dari masalah tersebut, diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dalam bentuk ketersediaan gizi seimbang dan pengelolaan limbah organik rumah tangga di Dusun Bedoyo. Untuk itu, tim dari UGM yang beranggotakan Rikhul Jannah, Dara Latifa, Ainun Takhsin Afidati, Salma Romantika Fatihahwati, Muhammad Faris Ar Rif’at, dan dosen pembimbing Diah Fitria Widhiningsih, S.P., M.Sc., menciptakan program Smart Family yang mengusung konsep Integrated Farming System yaitu menggabungkan tiga bidang yakni pertanian, perikanan, dan peternakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi dan mengelola limbah organik rumah tangga. Program ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2022.
Implementasi pengembangan program Smart Family dilakukan melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan ibu-ibu PKK dalam mengelola potensi yang ada, dengan pengaplikasian konsep IFS yaitu kombinasi antara pelatihan akuaponik rumah tangga serta budidaya dan pengolahan maggot. Dengan demikian, melalui program ini diharapkan dapat membantu ibu-ibu PKK dalam meningkatkan kebutuhan pangan, peningkatan mutu gizi seimbang, dan perwujudan pengelolaan limbah organik rumah tangga yang optimal.
Rikhul Jannah menjelaskan bahwa program Smart Family ini menjadi solusi yang dapat menjawab penyelesaian masalah yang ada di Dusun Bedoyo.
“Budidaya maggot itu tidak hanya menguraikan limbah organik rumah tangga saja, akan tetapi juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan, sedangkan akuaponik yang terintegrasi akan menghasilkan produk untuk keberlanjutan program nantinya”, ucap Rikhul Jannah di Dusun Bedoyo (31/8)
Produk Olahan Pasca Panen Program
Produk yang dihasilkan selama pengabdian dilakukan berupa peningkatan keterampilan ibu-ibu PKK dalam mengembangkan maggot menjadi maggot kering dan pupuk organik bekas maggot atau kasgot. Sedangkan produk olahan pada ikan yang dapat diolah berupa ikan lele bumbu frozen dan sayuran dari akuaponik akan dikemas menjadi sayur organik segar.
Salah satu mitra atas nama Bu Harti mengatakan bahwa kegiatan ini dapat mengisi waktu luang mereka, selain itu ibu-ibu juga mendapatkan keterampilan sehingga bisa menghasilkan pendapatan sampingan.
“Program ini bagus sekali untuk mengisi waktu luang kami sebagai ibu rumah tangga mbak, selain itu nggak terlalu repot juga ngurusin maggot sama ikannya, apalagi bisa nambah penghasilan kami”, ucap Bu Harti di Dusun Bedoyo (31/8)
Untuk menjaga keberlanjutan program, maka tim mahasiswa UGM ini memberikan edukasi dan bimbingan kepada masyarakat mengenai pemasaran produk dan menjalin kerjasama dengan peternak dan toko pertanian. Selain itu, juga dilakukan Training Of Trainer kegiatan ini dilakukan untuk melatih ibu-ibu PKK yang telah mengikuti seluruh proses pelatihan di program Smart Family agar dapat menularkan dan mengajarkan kepada masyarakat lain sehingga perluasan ilmu yang diterima ibu-ibu PKK dapat tersalurkan ke masyarakat Dusun Bedoyo.
“Melalui program ini, kedepannya kelompok PKK diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan perekonomian anggotanya tetapi juga dapat bekerja sama dengan kelompok lainnya. Tentu saja untuk dapat mengembangkan produk inovatif lainnya diperlukan teamwork yang kuat baik internal maupun eksternal kelompok”, tambah Diah Fitria Widhiningsih, S.P., M.Sc (31/8).
Permasalahan akses pendidikan yang layak di perguruan tinggi khususnya di lingkungan Fakultas Pertanian UGM menjadi perhatian serius para alumni. Para mahasiswa berasal dari beragam latar belakang ekonomi dan sebagian merupakan keluarga yang tidak mampu sehingga mengalami kesulitan dalam membiayai aktivitas pendidikannya. Merespon hal tersebut, alumni Fakultas Pertanian UGM Angkatan 1981 melakukan sarasehan di Auditorium Fakultas Pertanian UGM pada hari Sabtu 20 Agustus 2022 dan sekaligus menggalang dana beasiswa sebesar 81 juta rupiah yang akan diperuntukkan untuk mendukung para mahasiswa yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Ir. Hery Saksono, MA Ketua Alumni Angkatan 1981 menyampaikan bertepatan dengan rangkaian peringatan Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM tahun 2022, para alumni angatan 1981 menginisiasi pengumpulan dana sukarela yang selanjutnya akan disumbangkan pada Fakultas Pertanian UGM melalui yayasan dana beasiawa untuk membantu mahasiswa yang mengalami permasalahan ekonomi. Dalam keterangannya, Hery Saksono optimis jika para mahasiswa yang memiliki keterbatasan ekonomi didukung akan sangat membantu utuk lebih fokus mengembangkan kapasitas akademik dan kreativitasnya sehingga menjadi SDM yang potensial sebagai aktor pembangunan pertanian masa mendatang.
Kecukupan asupan gizi yang memadai dan kecukupan perlengkapan belajar menjadi prasyarat penting bagi kelancaran studi bagi para mahasiswa sehingga dukungan untuk pemenuhan tersebut yang akan menjadi fokus bantuan dari dana beasiswa yang digalang para alumni seperti dinyatakan Hery Saksono dalam keterangannya.
Program beasiswa untuk mahasiswa dari kalangan keluarga kurang mampu juga akan diintergrasikan dengan inisiasi pendirian Yayasan Dana Beasiswa Harjono Daonoesatro yang dimotori oleh KAGAMA Pertanian dan Fakultas Pertanian UGM. Seperti disampaikan Ketua Umum KAGAMA Pertanian Ir. Y. Hari Hardono, beberapa waktu terkahir KAGAMA Pertanian telah menghimpun dana sekitar 400 juta rupiah yang akan dimanfaatkan untuk beberapa tujuan antara lain mendukung mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi, mendukung kegiatan kreativitas mahasiswa serta membantu mahasiswa yang memiliki prestasi dan perlu didukung misalnya dalam exchange student ke luar negeri, kompetisi internasional, lomba-lomba karya ilmiah nasional, lomba seni dan kreativitas dan lain sebagainya.
Inisiasi pendirian Yayasan Dana Beasiswa Harjono Danoesatro untuk mengenang jasa Prof. Hajono Daoesastro sebagai salah satu pionir pendirian Fakultas Pertanian UGM yang sangat peduli pada akses pendidikan tinggi pertanian dari kalangan yang kurang mampu dari pelosok Indonesia seperti diutarakan oleh Hari Hardono.
Dekan Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada, PhD menyambut baik dan sangat mengapreasiasi inisiatif para alumni angkatan 1981 dan KAGAMA Pertanian yang memiliki pedulian tinggi untuk membantu para mahasiswa yang memiliki permasalahan ekonomi. Penggalangan dan dukungan dana dari alumni sangat strategis sebagai komplemen dari program-program yang telah dikembangkan oleh Fakultas Pertanian UGM maupun UGM terang Jaka Widada.
Jaka Widada meyakini jika para mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi mendapat dukungan beasiswa dan dapat berprestasi serta berhasil dalam studinya maka suatu saat kelak setelah berhasil dan berkarya dalam masyarakat akan memiliki kepedualian yang sama sehingga juga akan berinvestasi untuk memajukan pendidikan dan kepedulian pada pengembagan SDM. Pada masa mendatang, para alumni tersebut secara berkesinambungan juga akan peduli pada adik-adik kelasnya sehingga juga akan menggalang dana sejenis untuk membantu para mahasiswa yang mengalamai keterbatasan ekonomi, terang Jaka Widada.
Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Klinik Agromina Bahari (KAB), Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, merupakan serangkaian proses pembinaan ormawa dalam mengimplementasikan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan peresmian program tersebut dilakukan bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 yaitu tanggal 17 Agustus 2022. Tim PPK KAB melangsungkan sosialisasi program kampung iklim yang dilaksanakan di Dusun Bedoyo, Kelurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dihadiri oleh perwakilan kelurahan, kepala dusun, ketua RT, PKK, karang taruna, dan perwakilan masyarakat.
Dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, tim PPK KAB Fakultas Pertanian UGM yang terdiri dari Muhammad Faris Ar Rif’at, Ainun Takhsin Afidati, Aqilla Fadhila Haya, Fanny Tyastuti, Naufal Radhyanto, Rikhul Jannah, Tri Budi Winarto, ‘Athif Yumna Hanifah, Della Febriana, Hisyam Sya’bani, Kingkin Nawang Sari, Sania Sita Devi, Yulia Nurwita Ningrum, Alifia Zahra Khoirunnisa, dan Alvaida Ekawati didampingi oleh dosen pembimbing Diah Fitria Widhiningsih, S.P., M.Sc. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada di Dusun Bedoyo, PPK KAB mengusung “Program Kampung Iklim (PROKLIM): Strategi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Berbasis Pengolahan Limbah dan Ketahanan Pangan di Desa Wukirsari, Cangkringan, Yogyakarta”.
(Tim PPK KAB UGM dan warga Dukuh Bedoyo)
Sosialisasi program PROKLIM berisi pengenalan program ketahanan pangan melalui kegiatan akuaponik, pengolahan limbah organik melalui kegiatan biopori dan pengelolaan limbah anorganik melalui pembuatan produk kerajinan, serta penghijauan produktif dengan kegiatan penanaman bibit pohon. Dalam sosialisasi ini turut dilakukan penyerahan secara simbolis tiga program utama tersebut kepada perwakilan warga Dusun Bedoyo kepada Perwakilan Kelurahan Wukirsari, Padukuhan Bedoyo, perwakilan ibu PKK, dan perwakilan karang taruna. Simbolisasi berupa bibit tanaman kepel sebagai tanaman buah dan tanaman gayam sebagai tanaman perindang, kit biopori, kit akuaponik, dan kerajinan botol bekas.
(Penyerahan secara simbolis program kampung iklim)
(Kegiatan pemaparan program kampung iklim)
Masyarakat Dusun Bedoyo sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi dan peresmian serta menyambut baik ketiga program tersebut. Jagabaya Kalurahan Wukirsari, Nana Widiatmanto mengharapkan keberlanjutan program ini dapat diterapkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan membangun kesadaran mengenai ketahanan pangan, pelestarian lingkungan, dan pengelolaan limbah di masyarakat. Program penghijauan produktif akan diwujudkan dalam bentuk penanaman pohon buah perindang yang bermanfaat untuk konservasi lingkungan dan air di sekitar Kali Kuning. Pengelolaan limbah dibagi menjadi dua sub program yaitu pengolahan limbah organik berupa instalasi biopori dan pengolahan limbah anorganik seperti botol bekas menjadi pot tanaman yang digunakan untuk sistem budidaya vertikultur. Kemudian, program aquaponik direncanakan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan serta kreativitas warga dalam pengolahan hasil panen baik ikan maupun tanaman pangan.
Di tahun 2022 ini, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, kembali mengadakan kegiatan seminar nasional yang bertemakan “Penguatan Sumber Daya Manusia dan Sosial Ekonomi Menuju Pertanian yang Efisien, Inklusif, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan”. Tema tersebut dipilih sejalan dengan kondisi dinamika perkembangan SDM sektor pertanian di Indonesia yang dari tahun ke tahun selalu mengalami problematika yang sama, dimana peran startegis sektor pertanian yang diharapkan berkontribusi besar terhadap peningkatan sasaran makro pembangunan ternyata tidak diimbangi dengan kapasitas SDM yang mumpuni.
Salah satu agenda penting dalam seminar nasional ini adalah Deklarasi Bulaksumur Penguatan Fungsi Strategis Penyuluhan yang merupakan sarana untuk menyuarakan dukungan dan dorongan terhadap percepatan implementasi Perpres No. 35 tahun 2022 tentang Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian agar agar efektif, tepat sasaran, dan berhasil meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani serta mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Seminar diselenggarakan pada Kamis, 11 Agustus 2022 secara hybrid dengan bertempat di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada bagi peserta luring serta melalui Zoom dan Youtube bagi peserta daring dari seluruh Indonesia. Acara seminar dimulai pada pukul 08.00 dan secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni Universitas Gadjah Mada, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. Cukup meriah, seminar dihadiri oleh lebih dari 100 peserta luring, lebih dari 300 peserta melalui Zoom dan disaksikan lebih dari 1800 viewers Youtube pada saluran Media Faperta UGM dan Agricia Channel.
Pemaparan materi dibuka oleh Keynote Speaker : Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. (Kepala Badan SDM Kementerian Pertanian) dengan tema Kebijakan Penyuluhan Pertanian sebagai Basis Penguatan SDM dan Sosial Ekonomi Pertanian Guna Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan agenda deklarasi serta pemaparan materi dan diskusi secara panel pada sesi pleno. Pembicara pertama pada sesi pleno, Dr. Idha Widi Arsanti, S.P., M.P. yang merupakan Kepala Pusat Pendidikan, Kementerian Pertanian menyampaikan materi terkait Kebijakan Penumbuhan Petani Milenial untuk Mendukung Ketersediaan Pangan Nasional. Paparan dilanjutkan oleh Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang membahas pembangunan pertanian inklusif melalui sudut pandang akademis. Sesi pleno ditutup dengan pembicara ketiga, Jatu Barmawati, S.P. yang merupakan Duta Petani Millenial Kementerian Pertanian dengan paparan bertema Peran Petani Milenial sebagai Penggerak Wirausaha Pertanian yang Berdaya Saing. Dari keseluruhan materi yang disampaikan oleh narasumber terlihat jelas bahwa kunci pembangunan sektor pertanian di Indonesia memang harus diawali dengan peningkatan kapasitas SDM pertanian itu sendiri. Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dapat dilakukan melalui adanya regenerasi dan didukung dengan proses pembinaan yang intensif dari lembaga – lembaga penyuluhan pertanian. Adanya Program Kostratani dan Duta Petani Milenial merupakan salah satu usaha strategis untuk mendorong pembangunan sektor pertanian di Indonesia secara lebih berkelanjutan. (RA)