Tim Fakultas Pertanian UGM melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pemberdayaan Petani Sumba Barat Daya dalam Antisipasi Ledakan Hama Belalang Kembara Melalui Pemanfaatan Belalang.” Program ini merupakan respons terhadap insiden ledakan hama belalang kembara (Locusta migratoria manilensis) yang melanda wilayah Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2023. PKM ini bertujuan memberikan solusi berbasis penyuluhan kepada para petani untuk mengantisipasi dan menangani hama belalang kembara.
Kegiatan yang berlangsung selama 10 bulan ini dimulai pada 29 Februari 2024 hingga 9 Desember 2024. Program ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Fransiscus Xaverius Wagiman, S.U. dari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, dengan anggota tim Dr. Dyah Woro Untari, S.P., M.P. dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, serta Ines Citra Risqika, mahasiswa Prodi PKP. Penyuluhan dilaksanakan pada Juli 2024 di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya dan dihadiri oleh perwakilan Kelompok Tani, Tokoh Petani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
Dalam penyuluhan, peserta mendapatkan pengetahuan mengenai strategi penanganan hama belalang kembara, termasuk teknik penangkapan dan pemanfaatan belalang sebagai alternatif sumber daya. Meski pada saat itu ledakan belalang kembara telah reda, penyuluhan ini menjadi bekal bagi petani untuk menghadapi potensi serangan di masa depan.
Program ini didukung penuh oleh Fakultas Pertanian UGM melalui hibah PkM dan kerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya. Dengan dukungan pendanaan dan fasilitas tempat penyuluhan, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan antusias dari para peserta. Diharapkan, penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi petani dalam mengantisipasi serta mengelola serangan hama belalang secara berkelanjutan. Hal ini sekaligus menunjukan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai SDGs diantaranya, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Fakultas Pertanian UGM Dorong Pemberdayaan Berbasis Agroekonomi Lokal di Paguyuban Luhur Jiwo Sleman
Paguyuban Luhur Jiwo di Kabupaten Sleman menjadi perhatian program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi berbasis agroekonomi lokal. Kegiatan ini digagas oleh tim dosen Fakultas Pertanian UGM, yakni Mesalia Kriska, S.P., M.Sc., Dyah Woro Untari, S.P., M.Sc., dan Rani Agustina Wulandari, S.P., M.P., Ph.D., bersama mahasiswa Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.
Kegiatan yang berlangsung selama sepuluh bulan, dari 29 Februari hingga 9 Desember 2024 ini berfokus pada pengolahan hasil pertanian lokal, seperti jahe dan tanaman obat, menjadi produk bernilai tambah.
“Kami melihat potensi besar dalam memanfaatkan tanaman jahe yang ditanam sendiri oleh masyarakat untuk diolah menjadi sirup atau ekstrak. Selain itu, tanaman obat juga bisa menjadi bahan baku produk kesehatan yang bernilai ekonomis,” ujar Mesalia Kriska, Ketua Tim PKM.
Mayoritas anggota Paguyuban Luhur Jiwo berasal dari keluarga prasejahtera, tetapi memiliki sumber daya alam berupa kebun tanaman obat dan lahan bengkok yang belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui program ini, para anggota dilatih untuk mengolah hasil kebun mereka, sekaligus meningkatkan kapasitas dalam pemasaran dan kewirausahaan. Pelaksanaan kegiatan melibatkan pelatihan pengolahan produk, diskusi kelompok, dan pendampingan intensif untuk memastikan keberlanjutan usaha.
“Kami berharap, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi juga membangun kemandirian ekonomi Paguyuban Luhur Jiwo dalam jangka panjang,” tambah Mesalia.
Melalui sinergi antara ilmu pengetahuan, keterampilan, dan potensi lokal, program ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan upaya Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai tujuan SDGs antara lain, SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dengan tema pendampingan dan pengendalian hama lalat buah di sentra salak Pondoh, Turi, Sleman. Program ini berlangsung selama sepuluh bulan, mulai dari 29 Februari hingga Desember 2024. Kegiatan ini melibatkan tim multidisiplin yang terdiri dari Dr. Suputa, S.P., M.P., Dr. Deni Pranowo, S.Si., M.Si., Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., serta mahasiswa dari program S1 Proteksi Tanaman dan S2 Ilmu Hama Tanaman.
Gambar 1. Praktik mencampur protein bait dengan insektisida oleh tim pengabdian Faperta UGM bersama petani.
Sasaran utama program ini adalah petani anggota Paguyuban Kelompok Tani Mitra Turindo, yang selama ini menghadapi permasalahan hama lalat buah (Bactrocera spp.). Hama ini menyebabkan kerusakan pada buah salak, menurunkan kualitas hasil panen, dan meningkatkan risiko penolakan oleh negara pengimpor. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim menerapkan inovasi berupa umpan pakan berbasis protein bait yang dicampur insektisida sebagai metode pengendalian ramah lingkungan.
Gambar 2: Diskusi antara petani dan tim pengabdian Faperta UGM terkait efektivitas metode protein bait.
Kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan pencampuran umpan pakan, aplikasi di lapangan, serta pemantauan hasil. “Penerapan metode protein bait ini berhasil menurunkan populasi lalat buah secara signifikan, sekaligus meningkatkan kualitas dan kuantitas buah salak yang layak ekspor,” jelas Dr. Suputa, ketua tim program.
Gambar 3: Proses penyemprotan protein bait pada permukaan bagian bawah daun tanaman salak di lahan oleh petani.
Selain mengatasi permasalahan hama, program ini juga memberikan dampak jangka panjang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengelolaan hama yang berkelanjutan. Tindak lanjut dari program ini adalah diseminasi hasil kepada komunitas petani lain untuk memperluas adopsi metode protein bait di wilayah sentra salak lainnya.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Pertanian UGM turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Masalah ketersediaan dan efisiensi pupuk terus menjadi tantangan utama bagi petani dalam meningkatkan hasil pertanian. Sebagai solusi inovatif, tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) melaksanakan pelatihan pembuatan dan aplikasi biochar bagi kelompok tani di Koripan, Matesih, Karanganyar, yang berlangsung dari Bulan April hingga November 2024.
Dipimpin oleh Susanti Mugi Lestari, S.P., M.Si., Ph.D., dosen Departemen Mikrobiologi Pertanian, tim ini berkolaborasi dengan sejumlah dosen lintas departemen, antara lain Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., Dr. Sulistiowati, S.Si., M.Si., Dr. Endah Prihatiningtyastuti, S.P., M.Si., Eko Hardianto, S.Pi., M.Si., M.Sc., Ph.D., Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Dr. Ega Adhi Wicaksono, S.Pi., dari Departemen Perikanan; Agung Dian Kharisma, Ph.D., dari Departemen Mikrobiologi Pertanian; serta Angga Prasetya, S.P., M.Sc., dari Departemen Ilmu Tanah. Selain itu, program ini juga melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi di Fakultas Pertanian UGM.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan tanah dengan menggunakan biochar, bahan amelioran tanah yang efektif dalam memperbaiki kualitas lahan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
“Kami ingin mendorong petani untuk menggunakan biochar sebagai alternatif inovatif dalam manajemen tanah, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga membantu mengoptimalkan hasil panen,” ujar Susanti.
Kegiatan ini melibatkan serangkaian aktivitas, mulai dari sosialisasi manfaat biochar, pelatihan teknis pembuatan biochar dari limbah organik, hingga pendampingan aplikasi biochar di lahan pertanian. Melalui pendekatan partisipatif, petani diajak aktif berkontribusi dalam setiap tahapan kegiatan.
Hasil pelatihan menunjukkan antusiasme tinggi dari kelompok tani, yang memahami potensi biochar dalam meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan lahan. Program ini sekaligus menegaskan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung SDGs diantaranya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Tim Pengabdian Masyarakat
Tim Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa “Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak Fermentasi” di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Kegiatan ini berlangsung sejak 17 April hingga 25 November 2024 dengan melibatkan dosen dari Departemen Mikrobiologi Pertanian dan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, serta mahasiswa S1 Program Studi Mikrobiologi Pertanian.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kemandirian peternak dalam memproduksi pakan ternak fermentasi secara mandiri, terutama dalam menyimpan rumput-rumputan sebagai stok pakan di musim kemarau. Selain itu, peternak juga didorong untuk mengembangkan produksi pakan ke skala ekonomi yang lebih besar. Sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok peternak lokal di Desa Umbulharjo, dengan dukungan dari Fakultas Pascasarjana UGM.
Rangkaian kegiatan meliputi identifikasi kebutuhan peternak, penyusunan rencana pelatihan, pengenalan teori pakan fermentasi, praktik pembuatan pakan, hingga konsolidasi produksi dan pengembangan kelompok tani percontohan. Dalam pelatihan, peserta diperkenalkan pada metode fermentasi, termasuk pembuatan silase, serta teknik-teknik pengelolaan bahan baku dan optimalisasi fermentasi.
“Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian para peternak dalam memproduksi pakan ternak secara mandiri, serta mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan pakan luar. Dengan demikian, pelatihan ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam pemberdayaan peternak dan peningkatan kesejahteraan peternakan secara keseluruhan,” ujar Ketua Tim, Agung Dian Kharisma, Agung Dian Kharisma, S.Pd.Si., M. Biotech., Ph.D.
Melalui pelatihan ini, Fakultas Pertanian UGM menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan peternak lokal dengan pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis komunitas. Dukungan berbagai pihak, termasuk Fakultas Pascasarjana dan Dinas Pertanian setempat, turut memastikan keberhasilan program ini dalam jangka panjang. Melalui kegiatan ini, Fakultas Pertanian UGM turut mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, dan SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Penulis; Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Tim Fakultas Pertanian UGM (Faperta UGM) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat kepada petani bawang merah di Samas, Kabupaten Bantul dengan menggunakan teknologi True Seed Shallot (TSS) atau benih dari biji. Kegiatan yang berlangsung selama sepuluh bulan (29 Februari-9 Desember 2024) ini bertujuan meningkatkan kualitas umbi bawang merah serta produktivitas pertanian bawang merah di wilayah tersebut.
Tim pengabdian ini dipimpin oleh Dr. Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc., bersama anggota dosen lainnya seperti Dr. Ir. Arif Wibowo, M.Agr.Sc., Valentina DS Handayani, S.P., M.Sc., Ph.D., Widhi D Sawitri, S.Si., M.Agr., Ph.D., serta mahasiswa dari jenjang S1 dan S2 Agronomi.
Pengabdian ini dilatar belakangi dengan potensi bawang merah sebagai komoditas hortikultura bernilai ekonomis tinggi yang sangat diminati di pasaran. Peluang ini masih kurang optimal dikarenakan masih banyaknya petani bawang merah yang memilih menggunakan metode konvensional. Oleh karena itu, tim Faperta UGM menggunakan metode TSS yang dapat menghasilkan umbi berkualitas sekaligus meningkatkan produksi bawang merah.
“Budidaya bawang merah menggunakan TSS terbukti meningkatkan produktivitas. Kultivar Tuk Tuk, misalnya, mampu menghasilkan 31,94 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar Lokananta yang menghasilkan 26,79 ton/ha,” ungkap Endang.
Melalui kegiatan ini, para petani tidak hanya mendapatkan pemahaman tentang teknologi TSS, tetapi juga dilibatkan langsung dalam proses budidaya, mulai dari pemilihan benih hingga pengelolaan pascapanen. Para petani yang tergabung dalam kelompok tani di Samas menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap inovasi ini.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lain dalam mengadopsi teknologi pertanian modern yang mendukung efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Selain itu, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 8: Pertumbuhan Ekonomi, SDG 15: Ekosistem Daratan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Tim Pengabdian Masyarakat
Pertumbuhan tanaman padi di Kelurahan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY, seringkali terganggu oleh serangan hama tikus yang menyebabkan hasil pertanian menjadi kurang optimal. Mengatasi hal tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UGM berupaya untuk meningkatkan ketahanan tanaman padi dari serangan penyakit dan hama tikus pada Mitra Petani di Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.
Hal ini dilakukan dengan mengaplikasikan isolat Bacillus velecenzis dan Trap Barrier System (TBS) pada sawah. Isolat tersebut berperan sebagai Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Di sisi lain, aplikasi TBS dapat menekan populasi hama tikus secara efektif.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung sejak Juli hingga Oktober 2024 ini diketuai oleh Dr. Adyatma Irawan Santosa, S.P., M.Sc., dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini melibatkan sejumlah dosen lintas departemen, seperti Prof. Dr. Ir. FX. Wagiman, S.U., Prof. Dr. Ir. Triwidodo Arwiyanto, M.Sc., Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc., Ph.D., Dr. Ir. Sedyo Hartono, M.P., Dr. Ir. Arman Wijonarko, M.Sc., Dr. Najmu Tsaqib Akhda, S.P., M.A., dan Susanti Mugi Lestari, S.P., M.Si., Ph.D.
Selain dosen, kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan di Fakultas Pertanian UGM, yaitu Siska Nur Siti Yuliandin (S1 Proteksi Tanaman), Dyana Rahma Ningrum (S1 Proteksi Tanaman), Diarsi Atiki (S2 Fitopatologi), Antama Surwadinata (S2 Fitopatologi), Mars Buwn Fraset Manao Nubatonis (S2 Fitopatologi), serta Rachmad Saputra (S3 Ilmu Pertanian). Kolaborasi lintas jenjang ini bertujuan untuk memberikan solusi inovatif dan aplikatif dalam meningkatkan ketahanan tanaman padi di Kelurahan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.
“Upaya ini dilakukan untuk menangani permasalahan produktivitas tanaman padi yang kurang optimal akibat serangan penyakit serta gangguan hama tikus. Hal ini bertujuan agar petani mitra dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk buatan, sekaligus meningkatkan keterampilan dalam mengelola hama tikus sawah,” Terang Adyatma.
Menurutnya, mitra petani merasakan dampak positif dari teknologi yang diterapkan. Mereka merasakan peningkatan hasil panen padi dengan mengaplikasikan B. velencenzis. Melalui kegiatan ini, Fakultas Pertanian UGM menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan pertanian yang ramah lingkungan sekaligus mencapai tujuan SDGs diantaranya, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Pemanfaatan limbah usaha tani dari kandang kolektif kelompok ternak di Dusun Sorogedug Lor kini tengah dioptimalkan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh tim dosen Fakultas Pertanian UGM (Faperta UGM), yaitu Muh Amat Nasir, S.P., M.Sc., dan Angga Prasetya, S.P., M.Sc. Program ini juga melibatkan mahasiswa Faperta UGM, di antaranya Ihsan Muhammad Purnomo, Eka Putra Warsita, Adzkia Tsabita Muhammad, Fauzi Akbar Dyanendra, Prasantya Syukranni, Endrima Yuliana Mawar, serta Safitri.
Kegiatan PKM ini berlangsung selama delapan bulan, mulai 17 April hingga 25 November 2024. Tujuan utamanya adalah meningkatkan ekonomi lokal melalui budidaya jamur tiram berbasis eco bio-production. Dengan pendekatan ini, limbah ternak diolah menjadi baglog atau media tumbuh jamur yang memiliki nilai tambah, sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
“Budidaya jamur memerlukan perlakuan khusus untuk mencapai produktivitas optimal. Dengan mengolah limbah ternak menjadi baglog atau media tumbuh jamur, kami ingin membantu masyarakat meningkatkan nilai tambah dari sumber daya yang tersedia,” ujar Muh Amat Nasir, S.P., M.Sc., selaku ketua tim PKM.
Kegiatan ini tidak hanya mencakup budidaya jamur, tetapi juga pelatihan pengolahan produk turunan dan pemasaran. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah penerapan smart farming, yang memungkinkan petani mengelola budidaya secara efisien dan berkelanjutan. PKM ini juga menekankan pentingnya memahami pakan ternak dan pH tanah, yang menjadi faktor pendukung utama dalam meningkatkan hasil pertanian dan peternakan.
“Kami percaya bahwa dengan pendekatan holistik, masyarakat bisa lebih mandiri dan inovatif dalam mengelola usaha tani mereka,” tambah Nasir.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui berbagai metode. Pada tahap awal tim pengabdian Faperta UGM melakukan survei lapangan untuk dapat mengidentifikasi potensi desa mitra. Setelah potensi tersebut terpetakan, tim kemudian mengadakan penyuluhan interaktif, focus group discussion (FGD), pelatihan partisipatif melalui demonstrasi cara, hingga melakukan evaluasi berkala untuk memastikan keberlanjutan program.
Hasilnya, masyarakat Dusun Sorogedug Lor mulai memahami pentingnya mengelola limbah ternak dan potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari produk jamur. Pelatihan ini juga diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Pertanian UGM (Faperta UGM), dipimpin oleh Dr. Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D., dan beranggotakan dosen lintas departemen seperti Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., Dr. Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D., Dody Kastono, S.P., M.P., Angga Prasetya, S.P., M.Sc., bersama mahasiswa S1, S2, dan S3 Fakultas Pertanian, mengembangkan pelatihan inovatif untuk mendukung pengelolaan kesuburan tanah. Program ini berlangsung selama Mei-November 2024 dengan memanfaatkan platform digital Lentera DESA.
Lentera DESA dihadirkan sebagai platform edukasi inovatif, menyediakan fitur pelatihan dan diskusi untuk mempermudah penyampaian informasi pertanian. Melalui metode blended learning, yang menggabungkan media daring dan pertemuan langsung, program ini bertujuan meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh dalam memahami manajemen kesuburan lahan.
“Edukasi dan pelatihan tentang manajemen kesuburan tanah kini dapat dilakukan secara daring maupun langsung di lapangan. Dengan perkembangan berbagai platform online, penyampaian informasi pertanian menjadi lebih mudah diakses,” ujar Dr. Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D., atau yang akrab disapa Raya.
Pelatihan ini mencakup penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) untuk menganalisis unsur hara tanah serta pembuatan pupuk organik mandiri. Sasaran program tersebut, meliputi Balai Pelatihan Pertanian (BAPELTAN) Jawa Tengah, kelompok tani, kelompok wanita tani (KWT), dan penyuluh. Tahapan kegiatan dimulai dari sosialisasi, Focus Group Discussion (FGD), literasi digital, pelatihan, hingga pendampingan langsung.
Hasilnya menunjukkan mayoritas peserta, termasuk petani tradisional, dapat beradaptasi dengan metode blended learning. Pendekatan ini membuka peluang kolaborasi antara teknologi digital dan praktik tradisional, menjadikan Lentera DESA sebagai solusi strategis untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen Fakultas Pertanian dalam mendukung SDGs diantaranya, SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Tim Pengabdian Masyarakat