• Tentang UGM
  • Informasi Publik
  • IT Center
  • Perpustakaan UGM
  • Webmail UGM
  • Pertanian Digital
    • Desa Apps
    • Lentera DESA
  • English Version
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
  • Home
  • Tentang Kami
    • Sarjana
      • Leaflet dan Video Promosi Program Studi
      • SOP Perkuliahan Sarjana
      • Panduan Akademik
      • Bahan Kuliah dan Praktikum
      • Jadwal Kuliah & Praktikum
      • PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
      • Program Fastrack Faperta
      • Insentif Prestasi Mahasiswa
      • Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)
      • Virtual Office Academic FAPERTA UGM
      • Info Beasiswa
      • International Undergraduate Class (IUC)
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
    • Pascasarjana
      • INFORMASI PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • SOP PERKULIAHAN PASCASARJANA
      • Aturan Akademik Pascasarjana
      • Kurikulum Pascasarjana
      • RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
      • Daftar Pembimbing S2 Pascasarjana
      • Daftar Promotor S3 Pascasarjana
    • Kemahasiswaan
    • Alumni
      • Lowongan Kerja
    • Fasilitas Pendukung
      • Perpustakaan
      • UGM Library Video Profile
      • Agriculture Ebooks
      • HPU
    • AIMS
    • Jaminan Mutu
      • EDOM Sarjana
      • EDOM Pascasarjana
      • Standard Operating Procedure – EDOM
      • Rencana Tindak Lanjut EDOM
      • Laporan RTM
  • PMB
  • Departemen
    • Budidaya Pertanian
    • Hama dan Penyakit Tumbuhan
    • Mikrobiologi Pertanian
    • Perikanan
      • Program Studi Akuakultur
      • Program Studi Manajemen Sumber Daya Akuatik
      • Program Studi Teknologi hasil Perikanan
    • Sosial Ekonomi Pertanian
      • Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
      • Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
    • Tanah
  • Penelitian & Publikasi
    • PENELITIAN
    • PENGABDIAN MASYARAKAT
    • PUBLIKASI
      • Buku
    • KERJASAMA
    • Buku Karya Dosen
  • Download
    • Download panduan kuliah online
    • Jadwal Kuliah & Praktikum
    • Bahan Kuliah dan Praktikum
    • Formulir
    • Agriculture Ebooks
    • PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) KEGIATAN FAKULTAS
    • Petunjuk Penulisan Laporan Akhir PKM 2020
    • Panduan Pelayanan Akademik Faperta UGM
    • E-Booklet PPKS UGM
    • Laporan Tahunan Dekan
    • Buku Kenangan Wisuda
  • Beranda
  • berita
  • page. 61
Arsip:

berita

FAPERTA UGM TERIMA BANTUAN MASKER DARI KAGAMA PERTANIAN

berita Tuesday, 29 September 2020

Faperta UGM (28/9)- Masa pandemi covid-19 yang hingga saat ini belum selesai, menyebabkan kebutuhan masker meningkat. Hal ini menjadi perhatian bagi Kagama Pertanian untuk mendukung kegiatan luring para dosen dan tenaga kependidikan dengan membagikan masker gratis bagi mereka.

Ir. Y. N. Hari Hardono menyampaikan bahwa dengan pemakaian masker 3 ply ini, seluruh staf pengajar diharapkan ikut mengedukasi seluruh civitas akademika bahwa pemakaian masker tidak boleh sembarangan. Dengan menggunakan surgical mask 3 ply ini dapat menyaring partikel hingga 99%. Penyerahan secara simbolis oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.P., M.Sc. kepada Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Jamhari, S.P. Mir

SEMNASKAN-UGM XVII DAN PERTEMUAN ILMIAH KE-12 HMPHPI 2020

berita Wednesday, 2 September 2020

Yogyakarta, Faperta UGM (1/9)- Seminar Nasional Tahunan Hasil Perikanan dan Kelautan Tahun 2020 dan Pertemuan Ilmiah ke-12 MPHPI 2020 bertujuan sebagai wadah peneliti, stake holder, maupun pemerintah dalam mengembangkan berbagai ilmu perikanan dan kelautan. Semnaskan-UGM yang telah terselenggaran selama 17 tahun berturut-turut ini juga bertepatan dengan hari lahir Departemen Perikanan, Faperta UGM yang telah menginjak usia 57 tahun. Sebanyak 288 peserta mengikuti Semnaskan-UGM tahun ini. Pada tahun ini juga bekerja sama dengan beberapa jurnal nasional agar tercipta sinergi yang baik. Dr. Jamhari, S.P., M.P., menyampaikan bahwa perguruan tinggi dan lembaga riset dapat mengembangkan berbagai teknologi sebagai salah satu cara mempredeksi ilmu pengetahuan dan teknologi kedepannya. Kegiatan ini juga memperkuat sinergi antar peserta dalam mengembangkan ilmu dan teknologi perikanan dan kelautan.

Keynote speaker pertama yaitu Prof. Ir. Sjarief WIdjaja, Ph.D., F.RINA (Kepala Bidang Riset dn Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan), menyampaikan bahwa dalam masa pandemi ini, sektor perikanan tetap bertahan meskipun mengalami sedikit penurunan. Beliau berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi ajang transfer riset antar peneliti. Berbagai kerjasama dengan perguruan tinggi untuk mempercepat transfer teknologi dengan nelayan. Salah satu produk dari alam yang menjadi produk budidaya yaitu tuna sirip kuning, pengembangan riset sejak tahun 2018 hingga saat ini dalam proses budidaya. Selain itu, ekstrak teripang yang dimanfaatkan sebagai suplemen dalam pengembangan produk inovasi unggulan. Beliau juga mengajak Faperta UGM untuk mengembangkan produk inovasi unggulan dan mengajak mahasiswa untuk menjadi wirausaha di bidang perikanan.

Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si. (Deputi III Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM), dukungan BPOM terhadap hasil riset olahan perikanan antara lain percepatan perizinan, dukungan untuk ekspor obat dan makanan sebagai program prioritas, selain itu pengawasan obat dan makanan dalam masa pandemi ini meningkat, dan dukungan pada inovasi produk suplemen kesehatan, obat tradisional, dan kosmetik. Bahan perikanan dan keluatan pada obat tradisional dan suplemen kesehatan antara lain ikan gabus, timun laut, dan spirulina. Kosmetika hasil produk perikanan banyak dimanfaatkan dan telah dikembangkan menjadi shower gel, sabun, dan masker. Dukungan inovasi hasil riset bahan alam termasuk sumber perikanan. Penyalahgunaan bahan berbahaya hingga saat ini disebabkan oleh terbatasnya bahan pengganti dan kurangnya riset bahan penggantinya. Dukungan hilirisasi hasil riset pangan olahan antara lain fasilitas kajian kemanan mutu dan produk, pemenuhan sertifikasi, peningkatan daya saing UMKM.

 

Dr. Amir Husni (Ketu Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Faperta UGM), berbagai hasil riset teknologi hasil perikanan di UGM telah mengalami perkembangan yang pesat, antara lain pengembangan alga Sargassum antidiabetes, antistres, memperbaiki kadar glukosa. Aplikasi polisakarida dari rumput laut pada bahan pangan dan pangan potensial. Dalam bentuk fucoidan dapat dimanfaatkan sebagai antivirus dan antiinflamasi. Aplikasi rumput laut sebagai antioksidan pada makanan. Penggunaan rumput laut cokelat telah banyak digunakan dalam roti, pasta, dan yogurt. Tantangan saat ini adalah metabolit seconder dari rumput laut cokelat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional, kandungan nutrisi dan metabolit sekunder tergantung pada spesies, umur, dan lingkungan, selain itu rendemen metabolit dari daerah tropis umumnya lebih rendah.

 

Ir. Ady Surya (Ketua Umum Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia), ekspor perikanan Indonesia pada semester I ini tetap mengalami peningkatan dan produksi tetap berjalan. Saat ini banyak lulusan S1 perikanan bekerja pada sektor non-perikanan, sedangkan industri pengolahan perikanan merupakan salah satu masa depan perikanan. Selain itu industri pengolahan perikanan dapat menjaga stabilitas pendapatan negara. Realita saat ini, masih dominan ilmiah teoritis namun belum memanfaatkan teknologi dan transfer hasil riset. Beliau berharap, adanya kordinasi dan sinergi bersama perguruan tinggi dan birokrat. Acara yang akan berlangsung selama empat hari ini dibagi menjadi beberapa kelas dengan tema yang berbeda. Mir

 

PROFESSIONAL GOES TO CAMPUS: IR. TRIYONO UNTUNG PIRYADI “KIAT SUKSES BISNIS JAMUR TIRAM PUTIH”

berita Wednesday, 19 August 2020

Yogyakarta, Faperta UGM (12/8)- Ir. Triyono Untung Piryadi merupakan salah satu alumni Faperta UGM angkatan 1983. Beliau berasal dari Jember, Jawa Timur yang saat ini menggeluti bisnis jamur tiram khususnya jamur tiram putih. Sejak 35 tahun yang lalu beliau menekuni bidang budidaya jamur tiram.

Dalam presentasinya, Ir. Triyono Untung Piryadi menjelaskan secara detail mengenai jamur tiram putih. Beliau juga menjelaskan berbagai macam jamur tiram antara lain jamur tiram putih, merah, kuning, phoenix, coklat, abu, abalon, dan berumbi. Namun, bapak yang akrab disapa Pak Pir ini fokus mengembangkan jamur tiram putih. Setiap jenis jamur tiram memiliki tingkat kesulitannya masing-masing dengan pasar yang juga berbeda. Pasar jamur tiram putih lebih luas dan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya.

Kiat bisnis jamur tiram yang dipaparkan oleh CEO CV. Asa Agro Corporation ini, antara lain harus mengenal komoditasnya, keunggulan komparatif, peluang pasar, dan critical point di on farm dan off farm. Komoditas jamur tiram putih memiliki syarat tumbuh khususnya di daerah dataran tinggi, bahan baku yang mudah didapat, teknologi yang lebih mudah diterapkan untuk produksi dalam jumlah banyak, self life pendek, dan perishable. Apabila self life pendek, maka pasar akan selalu ada dan impor dapat ditekan. Selain itu, keunggulan komparatif jamur tiram putih dibandingkan dengan sayuran lain antara lain kandungan gizi lengkap dan tinggi, sebagai pangan fungsional, alternatif pengganti daging yang saat ini banyak digalakkan menjadi vegetarian, dapat dibuat berbagai olahan, tidak memerlukan tempat yang luas, dan panen bisa diatur. Peluang pasar untuk meningkatkan konsumsi per kapita yang rendah dan saat beliau memulai usaha jamur tiram putih, pelaku usaha dalam bidang tersebut belum banyak. CV. AAC juga menggandeng pemerintah serta universitas untuk menggalakkan konsumsi jamur sebagai salah satu pilihan konsumsi utama. Critical point on farm dimulai dengan pemilihan bibit hingga panen. Mir

BNI SYARIAH BERIKAN BEASISWA PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA FAPERTA UGM YANG TERDAMPAK COVID-19

berita Wednesday, 19 August 2020

Yogyakarta, Faperta UGM (29/7)- BNI Syariah merupakan salah satu bank yang saat ini banyak menjalin kerjasama dengan bidang pendidikan khususnya universitas. Sebagai bentuk kepedulian terhadap mahasiswa Faperta UGM, BNI Syariah melalui perwakilannya memberikan bantuan sebesar RP. 102.000.000 kepada Faperta UGM yang akan diberikan bagi mahasiswanya yang terdampak covid-19

Kedatangan Edi Supriyatna dan kedua rekannya selain untuk menjalin silaturahmi juga secara simbolis memberikan beasiswa yang akan diberikan kepada 17 mahasiswa terdampak covid-19 yang dipilih oleh pihak fakultas. Beliau berharap, kerjasama akan terus terjalin antara Faperta UGM dan BNI Syariah. Mir

PELATIHAN PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN ALPUKAT DI DESA PONCOSARI, SRANDAKAN, BANTUL DALAM RANGKA DIES NATALIS FAKULTAS PERTANIAN KE-74

berita Saturday, 8 August 2020

Desa Poncosari telah menjadi salah satu Desa Binaan Tim Fakultas Pertanian UGM sejak Tahun 2019. Melalui pendampingan pemanfaatan aplikasi DesaApps dalam mengelola pekarangan produktif. Tahun 2020 ini, walaupun terjadi pandemic Covid-19, pendampingan tetap dilaksanakan dengan menerapkan protocol kesehatan dengan ketat. Mulai dengan pengukuran suhu badan, penggunaan masker dan tetap menjaga jarak antar peserta pelatihan.

Pelatihan diselenggarakan sekaligus dalam rangka memperingati Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM ke-74 agar Fakultas Pertanian UGM tetap mengabdi pada masyarakat dan negara ini. Tim pengabdian ini merupakan kerjasama antara Tim Pengabdian Fakultas Pertanian UGM yang diketuai oleh Bapak Dody Kastono, S.P., M.P. dan Tim Desa Binaan DPkM UGM yang diketuai oleh Ibu Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D. Hadir pula dalam pelatihan tersebut Ibu Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.Sc. selaku Wakil Dekan, Bapak Ir. Supriyanta, M.P. selaku Ketua Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM dan Sdr. Nurul Trya Wulandari, S.P. selaku Manajer DesaApps.

Dalam pelatihan perbanyakan vegetatif tanaman alpukat ini dilakukan secara sambung pucuk. Selain pelatihan sambung pucuk, juga diberikan bibit alpukat sebanyak 100 bibit kepada warga Dusun Bibis dan 41 bibit alpukat kepada KWT Multi Sari. Tentu saja, tim pengabdian Fakultas Pertanian UGM berharap bibit dapat diperbanyak secara mandiri oleh masyarakat dan masyarakat juga dapat menanam lebih banyak tanaman buah lainnya agar kemandirian buah di Indonesia dapat terwujud.

PENDAMPINGAN KWT MEKAR JAMBLANGAN, MARGOMULYO, SEYEGAN. SLEMAN OLEH PROGRAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN UGM

berita Saturday, 8 August 2020

Wanita merupakan salah satu motor perubahan di keluarga dan masyarakat. Agar wanita dapat terfasilitasi maka dibentuklah KWT Mekar. KWT Mekarj telah berdiri sejak Tahun 2016 namun kegiatan kelompok masih perlu ditingkatkan dan didampingi. Salah satu kegiatan yang telah mereka inisiasi adalah pemanfaatan pekarangan di kebun kelompok dan olahan pangan lokal. Namun, jenis tanamannya masih terbatas serta budidaya dan pengelolaan hama penyakit perlu ditingkatkan. Selain permasalahan budidaya, pengelolaan kelembagaan kelompok juga masih memerlukan pendampingan. Oleh karena itu, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian melakukan kegiatan pendampingan di KWT Mekar Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman.

Pendampingan yang dilakukan pada masa Pandemi Covid-19 ini dilakukan dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan yaitu cuci  tangan, pengukuran suhu badan, menjaga jarak antar peserta pendampingan. Pendampingan direncanakan pada beberapa topik antara lain: Pemanfaatan pekarangan, pengelolaan administrasi keuangan, analisis usaha, pengolahan hasil pekarangan dan berbagai lomba.

Pendampingan ini diselenggarakan dengan dua cara daring dan luring. Pelatihan daring diselenggarakan dengan membuat WA Group dengan KWT Mekar sehingga dapat mengirimkan video penyuluhan/pelatihan dan dapat dilakukan diskusi dalam WAG. Selain itu juga akan dilakukan pertemuan daring menggunakan aplikasi pertemuan daring. Kegiatan ini telah dilakukan sejak bulan Mei 2020 dan FGD dilakukan pada bulan Juni 2020. Pendampingan akan terus berjalan agar KWT Mekar semakin maju dan berdaya.

WEBINAR SERI #6 DIES NATALIS FAPERTA UGM DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN “BISNIS PADA PERLINDUNGAN TANAMAN”

berita Monday, 3 August 2020

Yogyakarta, Faperta UGM (3/8)- Webinar yang mengangkat tema “Bisnis pada Perlindungan Tanaman” diharapkan memberikan berbagai perspektif tentang bidang perlindungan tanaman yang tidak hanya tentang tanaman dan organisme pengganggu tanamannya, namun juga dari sisi bisnis yang saat ini terus berkembang. Dalam sambutannya, Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc. menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan para narasumber untuk berbagi cerita tentang perkembangan perlindungan tanaman baik dalam ilmu pengetahuan maupun implementasinya dalam bisnis.

Penyampaian materi oleh Prof. Ir. Andi Trisyono, M.Sc., Ph.D. menyampaikan “Konsep Perlindungan Tanaman”. Konsep perlindungan tanaman yang dipahami adalah PHT (Pengelolaan Hama Terpadu). Terdapat dua alasan mengapa konsep perlindungan tanaman adalah PHT antara lain secara ilmiah dapat dibuktikan dan didukung oleh peraturan yang berlaku saat ini. Terdapat berbagai macam penerapan PHT di dunia, khususnya di Indonesia yang dikembangkan sesuai dengan sosial ekonomi dan budaya. IPM I berfokus pada individu spesies hama yang dituju, IPM II mencakup populasi hama dan taktik yang digunakan, dan IPM III lebih luas pada suatu ekosistem. Pengembangan teknologi membutuhkan biaya yang lebih banyak dibandingkan menggunakan teknologi yang saat ini tersedia. Beliau menyampaikan bahwa penggunaan teknologi yang bijak dan tepat dapat digunakan untuk mengurangi biaya tersebut.

PHT di Indonesia dimulai pada tahun 1989 yang terdiri dari komponen dan prinsip PHT yang sudah dikenal hingga saat ini. Dalam penerapannya, PHT di Indonesia perlu diperbaiki antara lain pada petani gurem dengan kepemilikan yang beragam. Hal ini menyebabkan salah satu permasalah pada padi tidak dapat dikerjakan pada lahan per lahan. Mengendalikan hanya pada lahan sempit tidak akan memberikan manfaat yang maksimal. Perlu adanya gagasan baru yaitu elemen PHT lanskap, dalam satu unit manajemen multiekosistem. Selain tentang organisme pengganggu tumbuhan dan pengelolaannya, saat ini perlu adanya gagasan bagaimana nasib petani dalam hal ekonomi, kompetisi, dan sosial. Apakah petani dapat bertahan hidup dengan menerapkan PHT dan dapat berkompetisi dengan petani konvensional, serta dampak sosial yang harus mereka lakukan ketika salah satu dari petani tidak menerapkan PHT. Para praktisi perlindungan tanaman perlu melihat dalam hal ekonomi, kompetisi, dan sosial. Menurut beliau, terdapat berbagai macam PHT, yang dapat dilakukan saat ini adalah memilih pengelolaan yang tepat pada spesifik lokasi.

Ir. Suryo Banendro, M.P., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pertaniand an Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan materi tentang “Pengelolaan OPT di Tingkat Lapangan”. Hingga saat ini, produksi padi dan jagung di Jawa Tengah mengalami surplus. Tentunya berbagai persoalan diantaranya organisme pengganggu tanaman, sedangkan produksi kedelai yang saat ini mengalami kekurangan. Produksi bawang merah surplus dengan sentra bawang merah di Brebes, namun produksi bawang putih masih mengalami kekurangan. Sedangkan persoalan pada cabai adalah harga yang tidak stabil dan infeksi penyakit pada buah cabai akibat perubahan iklim.

Beliau menyampaikan bahwa strategi operasional penerapan PHT khususnya di Jawa Tengah tentunya melibatkan masyarakat dan pemerintah. Upaya pre-emptif yaitu dengan perencanaan agroekosistem dengan pengelolaan tanah, tanam serentak, pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan, dan eradikasi sumber serangan, serta pemanfaatan musuh alami dan penanaman refugia. Upaya responsif yang dapat dilakukan yaitu dengan pengelolaan ekosistem, apabila populasi OPT kurang dari ambang pengendalian, maka memanfaatkan agens hayati, namun jika populasi sudah melebihi ambang pengendalian maka perlu menggunakan pestisida dengan menerapkan 6 Tepat. Pelaksanaan PPHT di komoditas hortikultura antara lain survey dasar atau koordinasi dengan masing-masing kepala desa, pertemuan dengan petani selama 10 kali untuk dilakukan sharing, kemudian dilanjut dengan SL GAP dengan produk Prima 3.

Ir. Joko Suwondo selaku Ketua Umum Asosiasi CropCare menyampaikan materi tentang “Pasar Pestisida Indonesia Peluang dan Tantangan”. Pada tahun 2017 nilai penjualan pestisida 10T, yang terdiri dari kontribusi Asosiasi CropCare (60 perusahaan) dan Asosiasi CropLife (kelompok perusahaan pestisida multinasional). Hingga 2019, nilai penjualan menurun hingga 8T. Hal ini dipengaruhi oleh kemarau panjang, konsumsi herbisisda menurun, serangan hama meningkat dan penyakit menurun, adanya kenaikan harga beberapa bahan aktif sebagai akibat kekurangan suplai, over supply paraquat, mancozeb, dan lainnya, serta pasar diperkirakan menurun 5,2% pada tahun 2019. Peluang perusahaan pestisida khususnya pada fungisida, insektisida, dan herbisida selektif. Pestisida sampai saat ini tetap diperlukan untuk mempertahankan produksi pertanian, pestisida biologi belum mampu diproduksi dalam skala ekonomi, dan intensifikasi pertanian penting sebagai kompensasi berkurangnya lahan pertanian yang dialihkan untuk perumahan dan industri.

Tidak hanya pestisida, peran perusahaan benih dalam peningkatkan ketahanan tanaman. Market share and opportunity disampaikan oleh Fatkhu Rohman, S.P., M.Si. yang saat ini bekerja sebagai senior breeder di PT. East West Seed Indonesia. Berdasarkan data produksi dan luasan sayuran semusim tahun 2018, terdapat 1,2 juta Ha dan 12 juta ton produksi yang siap dikonsumsi dengan produksi terbesar yaitu bawang merah. Sedangkan data produksi dan luasan buah semusim pada tahun 2018, semangka menduduki produksi tertinggi di Indonesia. Seluas 42.200 Ha dan 641.086 ton produksi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan benih sangat diperlukan oleh petani Indonesia. Selain itu, konsumsi per kapita di Indonesia masih rendah dibandingkan standar WHO. Berdasarkan data ekspor, Indonesia mengekspor 13 ribu ton dan buah-buahan sekitar 185 ton.

Pengembangan varietas resisten dipengaruhi juga oleh perkembangan penyakit primer yang saat ini banyak menginfeksi tanaman pada beberapa lokasi. Penggunaan fungisida yang tinggi dan stres abiotik, serta pengaruh lingkungan lainnya mempengaruhi benih yang dikembangkan. Petani mengharapkan varietas yang ditanam memiliki kemampuan daya adaptasi yang bagus dan kualitas yang baik. Hal ini menjadi tantangan bagi Ewindo untuk memenuhi kebutuhan petani. Berdasarkan market info, pemulia tanaman akan mengembangkan ketahanan tanaman yang akan dilakukan, serta memutuskan akan memilih gen mana yang akan dipilih. Sumber plasma nutfah yang beragam diperlukan untuk perusahaan benih agar tercapainya benih tahan sesuai dengan kebutuhan petani. Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat oleh Ketua Departemen Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc. kepada para narasumber. Mir

WEBINAR SERI #5 DIES NATALIS FAPERTA UGM DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN NASIONAL DALAM TATA KEHIDUPAN NORMAL BARU

berita Wednesday, 15 July 2020

Yogyakarta, Faperta UGM (14/7)- Bersamaan dengan Hari Koperasi pada 12 Juli yang lalu, Departemen Sosial Ekonomi berkomitmen untuk terus mengembangkan kelembagaan koperaasi di era milenial. Terdapat tiga pelaku utama dalam perekonomian, antara lain BUMN, swasta, dan koperasi. Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec. Menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan dan pemerataan, self help dan resharing untuk pengembangan koperasi di Indonesia. Koperasi bukan untuk meraih keuntungan, tetapi membela kepentingan bersama. Acara yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Lestari Rahayu W., M.P.

Rulli Nuryanto, S.E., M.Si. selaku Deputi Bidang Kelembagaan, menyampaikan bahwa dampak Covid-19 mempengaruhi ekonomi di dunia. Berdasarkan data IMF, posisi Indonesia lebih baik dibandingkan negara ASEAN lainnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I hingga 2,97%. Disisi lain, ada optimisme berdasarkan data survey lembaga ekonomi, perekonomian Indonesi akan meningkat pada 2021. Sedangkan di dalam negeri, para pelaku koperasi dan UMKM memiliki kesempatn besar untuk memperbaiki perekonomian dalam negeri. The 4th Mega Shifts Consumer Behavior in Covid-19, antara lain stay at home lifestyle, pergeseran kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan maupun kebutuhan lainnya yang sebelumnya kebutuhan sekunder, go virtual seperti yang dilaksanakan webinar saat ini maupun kegiatan pertemuan lainnya, dan empathic society yaitu saling menolong dan saling mengingatkan. Pertumbuhan e-commerce tumbuh di tengah pandemi covid-19 dengan nilai total transaksi 20 triliun lebih.

Koperasi memiliki tiga peran yaitu lembaga ekonomi, lembaga sosial, dan lembaga pendidikan. Koperasi sebagai lembaga ekonomi, kegiatan usaha koperasi berkaitan dengan kepentingan anggota, dikelola secara profesional. Koperasi sebagai lembaga sosial bersifat terbuka, perlakuan yang adil terhadap seluruh anggota, dan keanggotaan bersifat sukarela. Koperasi sebagai lembaga pendidikan, sekaligus dapat belajar demokrasi, organisasi, dan usaha. Kontribusi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan (pangan) sebesar 13% dalam PDB Indonesia, selain itu 51,2% persentase jumlah UMKM dikuasi oleh sektor pangan. Koperasi dapat sebagai lembaga yang bisa mengkonsolidasi dari hulu hingga hilir pertanian. Sebanyak 13.821 koperasi di sektor pangan yang aktif saat ini. Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Riau memiliki aset terbanyak dengan anggota aktif yang banyak pula. Agenda perubahan yang diharapakan dapat melakukan modernisasi koperasi. Modernisasi koperasi mendorong anak-anak muda untuk melahirkan jiwa enterpreneur. Strategi pengembangan koperasi kedepannya, antara lain pengembangan kemitraan dan jaringan usaha koperasi, perluasa akses dan skema pembiayaan koperasi, pengembangan manajemen dan model bisnis koperasi, penyelenggaraan pengawasan dan akuntabilitas koperasi, serta pendampingan, pengawasan, penyuluhan, dan peningkatan SDM koperasi.

Dr. Jamhari, S.P., M.P., menyampaikan materi tentang Adaptasi Pengelolaan Koperasi di Era Tata Kehidupan Normal Baru. Koperasi merupakan keniscayaan karena dominasi populasi usaha mikro di Indonesia. Namun, produktivitas usaha mikro jauh lebih kecil dibandingkan usaha lainnya. Koperasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha mikro. Potret kelembagaan petani saat ini antara lain partisipasi anggota rendah, fragmentasi kelembagaan, downsizing kelembagaan petani/involusi kelembagaan, dan BUMDES sebagai bentuk baru dari BUUD sekitar tahun 1970. Berdasarkan sensus pertanian 2019, 30% petani mengatakan bahwa anggota aktif kelompok tani, sedangkan 70% petani tidak mengatakan bahwa anggota aktif. Hal ini menunjukkan partisipasi petani terhadap kelompok tani. Sebanyak 4% rumah tangga tani yang memanfaatkan koperasi sebagai salah satu modal usaha tani.

Menurut Dr. Jamhari, S.P., M.P., koperasi dapat menguatkan kelembagaan petani dan usaha mikro khususnya di bidang pertanian. Perlu konsolidasi kelembagaan tani karena kelompok tani dan gabungan kelompok tani, maupun koperasi belum tercapai satu tujuan yang sama. Dampak Covid-19 mendisrupsi sistem logistik, supply, dan demand produk. Zonasi produksi dan konsumsi yaitu orientasi pasar terdeket, dan memiliki winner comodity antara lain agriculture for health, bahan baku obat, functional food untuk imunitas.

Sutikno, S.P., selaku Ketua Koperasi Kybar Tani Mandiri memaparkan pengalamannya untuk mengeksekusi prinsip koperasi. Pada tahun 2009, beliau memulai koperasi syariah yang dilandasi dengan adanya bencana gempa bumi pada waktu itu. Menurut beliau, azas kebermanfaatan merupakan landasan dalam mengikuti kegiatan koperasi. Kondisi ideal sebuah koperasi yaitu solusi pemerataan kesejahteraan antara kelompok atas dan kelompok bawah, sebagai penggerak ekonomi anggota, usaha kolektif yang berdiri aas prakarsa masyarakat (self helping), selain itu lekat dengan kehidupan sosial ekonomi masyarakat bawah, menyeimbangkan paham individualisme dan kapitalisme, serta berani menjamin diri-sendiri (tidak ada LPS). Tantangan eksistensi koperasi salah satunya adalah disorientasi nilai dan tujuan serta partisipasi anggota akibat tidak ada literasi untuk para anggota.

Terdapat tujuh prinsip koperasi yang diterapkan oleh Koperasi Kybar Tani Mandiri. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, koperasi wajib memberikan pemahaman kepada calon anggota, simpanan pokok dan simpanan wajib yang murah, simpanan sukarela seadanya untuk melatih anggota mengelola pendapatannya, sekali keanggotaan untuk mendisiplinkan anggota, dan tidak diskriminatif kepada anggota yang potensial saja namun juga kepada petani dan pelaku usaha mikro. Prinsip selanjutnya adalah pengelolaan dilakukan secara demokratis antara lain bincang-bincang, silaturahmi juga dalam rangka pendampingan kepada anggota, komisi pembiayaan diputuskan secara tim, renstra, dan RAT sebagai tolok ukur pengelolaan koperasi kedepannya. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha. Selain itu, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Prinsip selanjutnya adalah kemandirian antara lain peran aktif pengurus komisi kebijakan, karyawan adalah anggota, keterlibatan dan kerjasama dengan anggota. Kerjasama antar koperasi dapat dilakukan ketika visi dan misi yang sama, tujuan saling mendukung, dan memiliki manfaat. Menurut Sutikno, S.P., eksekusi tujuh prinsip yang telah dijelaskan merupakan solusi pemerataan kesejahteraan dan peningkatan perkembangan koperasi. Tidak hanya menyasar pelaku usaha, namun webinar ini juga diikuti oleh mahasiswa dan dosen baik di Faperta UGM maupun di berbagai universitas di Indonesia. Mir

TEMU KANGEN VIRTUAL (TKV) KAGAMA PERTANIAN JAWA BAGIAN BARAT 2020

berita Tuesday, 7 July 2020

Jakarta (5/7)- Temu Kangen Virtual (TKV) yang diadakan oleh Kagama Pertanian Jawa Bagian Barat (KPJ) merupakan salah satu program kerja yang dapat mempererat silaturahmi antar alumni Faperta UGM, khususnya di Jawa Bagian Barat. Ketua Panitia TKV Kagama Pertanian Jawa Bagian Barat (KPJ)  Wahyu Binuko menyampaikan sambutan dan ucapan terima kasih untuk Kagama Pertanian yang telah meluangkan waktu untuk bergabung di acara TKV ini.

Selain temu kangen, dalam acara ini juga Pelepasan dan Pelantikan Pengurus Kagama Pertanian Jawa bagian Barat (KPJ) masa bakti 2020-2023. Ketua Umum KPJ terpilih Bimantoro Adisanyoto dan Budi Setyarso sebagai Wakil Ketua Umum/Ketua Harian, serta Muhammad Rifai sebagai Sekretaris Jendral. H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. selaku Ketua Kagama menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan Temu Kangen Virtual yang telah diadakan hari ini. Beliau berharap, selain silaturahmi yang terjalin akan menghasilkan ide-ide baru untuk pertanian kedepannya. Pertanian pada masa datang diprediksi akan menjadi salah satu pioner kehidupan, maka dari itu Kagama Pertanian memiliki peran penting untuk menentukan masa depan pertanian Indonesia.

Ir. Noegroho Hari Hardono, selaku Ketua Kagama Pertanian menyampaikan sambutannya kepada para alumni Faperta UGM yang ikut hadir dan meramaikan kegiatan Temu Kangen Virtual ini. Beliau juga memberikan selamat atas Pelantikan KPJ masa bakti 2020-2023. Harapannya, kegiatan Temu Kangen Virtual ini juga mempererat persaudaraan antar alumni.

Selain itu, terdapat talkshow interaktif yang diberikan oleh dr. Grace Hananta yang menyampaikan “Stay Safe, Keep Healthy, and Happy”. Beliau membagikan tips menjaga kesehatan di masa pandemi Covid-19. Alumni Success Sharing yang diisi oleh Sutikno, S.P., Rakimin, S.P., dan Yuliana Rini D.Y., S.Pi., M.E. Tidak kalah menarik, panitia mengadakan game virtual yang dapat diikuti oleh semua peserta. Mir

 

 

 

WEBINAR SERI #4 DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UGM “MEMERDEKAKAN PERTANIAN DARI KETERGANTUNGAN PUPUK NITROGEN (N)”

berita Wednesday, 1 July 2020

Yogyakarta, Faperta UGM (1/7)- Webinar Seri #4 Departemen Mikrobiologi menghadirkan berbagai narasumber yang menggeluti bidang pertanian khususnya pupuk. Acara yang dimoderatori oleh Dekan Faperta UGM, Dr. Jamhari, S.P., M.P., mengangkat tema “Memerdekakan Pertanian dari Ketergantungan Pupuk Nitrogen (N)”. Dr. Jamhari, S.P., M.P., latar belakang dari tema yang diangkat, timbul berbagai masalah salah satunya adalah mencabut subsidi pupuk. Hal ini perlu dikaji alternatif sumber pupuk nitrogen (N) yang tepat bagi petani Indonesia.

Dr. Sarwo Edhy, S.P., M.M., Direktur Jendral Sarana dan Prasarana Pertanian menyampaikan “Kebijakan Pemupukan di Indonesia”. Kebutuhan pupuk yang difasilitasi pemerintah melalui subsidi pupuk, sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Dalam membatasi ketergantungan petani terhadap peggunaan pupuk nitrogen (N) daam penyusunan kebutuhan pupuk mempertimbangkan dosis rekomendasi. Arah kebijakan ini juga melindungi petani dari fluktuasi harga pupuk. Sejak tahun 2020, Kementan mengarahkan petani untuk memproduksi pupuk organik melalui program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO).

Selama lima tahun terakhir, penggunaan pupuk bersubsidi 8,9 juta ton, sedangkan pada tahun ini terjadi penurunan sekitar 7,9 juta ton. Pada rancangan 2021, pupuk bersubsidi akan dikurangi. Saat ini telah dilakukan koordinasi untuk menurunkan Harga Pokok Penjualan (HPP), pola penyalurannya sesuai dengan Menteri Perindustrian dari lini satu (produsen) hingga lini tiga (gudang produsen atau gudang distributor), dan penggunaan Kartu Tani akan digalakkan agar menjamin pupuk subsidi tepat sasaran. Contoh sukses kelompok tani “Tani Makmur” Kabupaten Purworejo dan kelompok tani “Tani Lestari” Kabupaten Sragen yang telah menerima bantuan UPPO pada tahun 2010-2011, jumlah sapi 35 ekor, dengan memanfaatkan kotoran sapi mampu meningkatkan produktivitas padi 11-12 ton/ha.

Kementerian Pertanian akan merangkul stakeholder pupuk organik maupun kimia. Fasilitas pembinaan kepada petani untuk memproduksi pupuk organik UPPO antara lain sapi, alat pengolah, dan bangunan untuk pengolahannya. Tentunya litbang akan membantu dengan berbagai teknologi yang dimiliki. Porsi subsidi akan dikurangi setiap tahunnya secara bertahap hingga petani mandiri memproduksi pupuk organik, selain itu bantuan paket pupuk akan menjaga kestabilan harga maupun kebutuhan petani di lahan.

Ir. Fauzan Khumaedi, Plantation Advisor & R.D. Director PT. Great Giant Pineapple (GGP), menyampaikan “Pengelolaan Pupuk Nitrogen di Perkebunan Besar”. Core bisnis GGP adalah nanas olahan dengan produksi 13.000 container per tahunnya. Selain itu, nanas segar dan pisang segar juga diproduksi di PT. GGP, serta livestock berupa 100.000 sapi. Mayoritas hasil pupuk kompos digunakan sendiri oleh PT. GGP, selain itu penggunaan POC (Pupuk Organik Cair) diproduksi untuk menambah jumlah nitrogen bagi tanaman. Nanas dan pisang merupakan dua tanaman yang membutuhkan kecukupan nitrogen lebih dari tanaman lainnya. Hal ini akan mempengaruhi berat buah, produksi tunas, kualitas buah (brix, acidity, and flavor). Pada nanas, indikator kebutuhan nitrogen dengan warna daun. Sedangkan pada pisang, jumlah daun produktif minimal lima untuk mencapai buah yang sesuai dengan standar. Apabila jumlah nitrogen berlebih pada nanas, jumlah nitrat pada nanas kaleng akan menyebabkan kerusakan kaleng. Selain itu, persentase pembungaan dan rentan terhadap penyakit. Pada pisang, kelebihan nitrogen akan mengalami patah pada tangkai buah dan lebih rentan terhadap pisang. Pengelolaan pupuk yang sesuai mencakup, tepat bahan, tepat aplikasi, tepat dosis, dan tepat waktu. Pengolahan lahan perlu dilakukan pada perkebunan nanas dan pisang, hal ini berpengaruh pada nitrat dan kualitas tanah yang menurun. Pentingnya membuat desain berdasarkan digital surface model dan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Seleksi klon yang memiliki perakaran bagus, agar ketika musim hujan dapat tetap menyerap nitrogen di dalam tanah. Pemilihan klon dengan usia pendek agar kebutuhan N lebih sedikit.

Inovasi di dalam pemupukan dan monitoring, antara lain dengan cara aplikasi dengan boom spraying dan martignani sprayer. Saat ini sedang dikembangkan pola pemupukan dengan penggunaan GPS. Berbagai teknologi menggunakan drone memiliki akurasi sekitar 70% dan dapat melihat secara spasial plot-plot yang mengalami kekurangan nitrogen dengan memperhatikan klorofil. Evaluasi material yang berbasis organik untuk konservasi kesehatan tanah.

Puji Tri Septijono, S.P., saat ini Petani KSU Karika Wonosobo yang juga salah satu alumni Faperta UGM menyampaikan”Kiat Petani dalam Mencukupi Kebutuhan Pupuk Nitrogen”. Beliau menyampaikan, langkah-langkah efisien biaya produksi menuju pertanian sehat antara lain mengenal sifat lahan, sifat pupuk dan ekosistem lahan, melalui berbagai artikel, serta menggunakan bahan organik di sekitar lahan sebagai pupuk tambahan. Mengajak petani muda untuk selalu bereksperimen dnegan dasar konsep Pertanian Sehat, mengenalkan etika pertanian menuju efisiensi biaya produksi, mengedukasi petani muda melalui slogam Mari Bertani Sehat (MBS), edukasi konsumen dengan slogan “Yuk Konsumsi Sehat”, dan membuat pasar melalui media sosial dengan branding Depot Tani Sehat merupakan langkah yang dilakukan oleh M. Puji Tri Septijono, S.P. untuk menekan biaya produksi pertaniannya. Menurut beliau, etika bisnis pertanian memperhatikan aspek filsafat, sosial, ekonomi, hukum, ilmiah, dan estetika.

 

Ir. Jaka Widada M.P., Ph.D., Ketua Program Studi Mikrobiologi Pertanian, menyampaikan materi tentang “Teknologi Mikrobioma Memasak Total Kebutuhan Nitrogen Tanaman”. menurut beliau, penggunaan tanaman legume sebagai bahan penambat N dapat meningkatkan kandungan N dalam tanah hingga 80%. Teknologi mikrobioma berinteraksi dengan tanaman. Produktivitas tebu dengan penambahan mikroba akan meningkat hingga enam kali lipat. Kehidupan mikroba yang berbeda antara kontrol dan perlakuan. Penggunaan mikoriza, bakteri endofit, maupun mikroba menguntungkan lainnya dapat meningkatkan produktivitas tanaman bergantung pada jenis tanaman dan lingkungannya. Namun pada umumnya, produktivitas akan meningkat serta tanaman yang lebih tahan terhadap OPT. Mir

1…5960616263…79

BERITA FAKULTAS

  • Petani Milenial Naik Kelas : Fakultas Pertanian UGM dan University of Passau, Jerman Dorong Transformasi Pertanian Digital
    20/05/2025
  • Fakultas Pertanian UGM Gelar Sosialisasi Riset Kolaboratif bersama Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR)
    20/05/2025
  • Rayakan Dies Natalis Ikatan Mahasiswa Agronomi dan Pemuliaan Tanaman (IMAGRO) ke-43 dengan Semangat Kolaborasi dan Kontribusi di Bidang Budidaya Pertanian
    16/05/2025
  • Guna Menunjang Pengembangan SDM Gula, Faperta UGM Jalin Kerja Sama Pendidikan dengan PT SGN
    16/05/2025
  • Peran Akademisi dalam Ketahanan Pangan, Faperta UGM Inisiasi Diskusi Strategis Bersama NFA
    16/05/2025
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jl. Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281
faperta@ugm.ac.id
Telp./Fax.: +62 (274) 563062

TENTANG FAKULTAS

Visi & Misi

Sasaran & Tujuan

Struktur Organisasi

 

INFORMASI PUBLIK

Permohonan Informasi Publik

Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala

JURNAL ONLINE

Jurnal Ilmu Pertanian

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Jurnal Ilmu Perikanan

Vegetalika

Jurnal Agro Ekonomi

PENELITIAN & PUBLIKASI

Penelitian

Publikasi

Buku Karya Dosen


FASILITAS PENDUKUNG

Perpustakaan Fakultas

Laboratorium

Ebooks

KERJASAMA

Kerjasama Fakultas

Kunjungan Sekolah

 

PENDAFTARAN

Sarjana

Pascasarjana

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY