Torehan prestasi membanggakan kembali diukir oleh mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM). Kali ini, mahasiswa dari Faperta UGM menunjukkan kapasitasnya di luar bidang akademik utama dengan meraih juara dalam ajang debat nasional bergengsi di sektor energi.
Teddy Prasetyo, mahasiswa Program Studi Agronomi angkatan 2021, menjadi salah satu anggota tim debat Universitas Gadjah Mada yang meraih prestasi dalam Student Debate Competition IPA Convention & Exhibition 2025, sebuah kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA).
Kompetisi ini merupakan bagian dari The 49th IPA Convention & Exhibition yang berlangsung pada 20–22 Mei 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan. Babak final lomba debat diselenggarakan pada Rabu, 21 Mei 2025, bertempat di IPA’s Talk Corner – Hall 2. Dengan mengusung tema “Transisi Energi untuk Masa Depan Indonesia yang Berkualitas,” ajang ini menjadi ruang bagi para mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk beradu gagasan dan menunjukkan kontribusinya terhadap isu energi nasional.
Sebanyak 36 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berhasil lolos tahap seleksi abstrak untuk mengikuti lomba ini. Tim Teddy terdiri atas Petrus Kurniawan Kleden (Teknik Nuklir 2021) dan Panji Dewandaru (Teknik Fisika 2021) dengan bimbingan dosen Andrianto Ansari, STP, M.Agr., Ph.D. dari Fakultas Pertanian UGM.
Meskipun bukan kali pertama mengikuti lomba debat, Teddy mengaku tetap merasakan ketegangan saat menyampaikan argumen di hadapan audiens. Ia menilai pengalaman ini sebagai sesuatu yang menantang sekaligus menyenangkan karena memberikan ruang untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan keterampilan berbicara di depan umum.
Sebagai mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Teddy menyadari bahwa keterlibatan dalam kompetisi debat bukanlah hal yang umum. Namun, ia menemukan motivasi baru untuk terus berkembang. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya perlu menguasai bidang keilmuan masing-masing, tetapi juga penting untuk mengembangkan keterampilan lunak seperti berpikir kritis dan komunikasi. Ia meyakini bahwa kemampuan menyampaikan ide secara efektif akan membuka ruang dialog yang lebih bermakna lintas disiplin ilmu.
Keberhasilan tim dalam kompetisi ini tidak terlepas dari persiapan yang matang, kedisiplinan dalam menyusun argumen, serta konsistensi dalam berlatih. Teddy menekankan bahwa kerja sama tim dan komitmen untuk terus belajar menjadi kunci utama keberhasilan mereka.
Dalam kesempatan ini, Teddy juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa lain, khususnya dari Fakultas Pertanian UGM, yang ingin mencoba mengikuti lomba debat: “Jangan takut gagal. Berani mencoba menyampaikan argumen kritis itu penting. Meskipun berasal dari bidang pertanian, kita tetap harus mampu memposisikan sektor ini sebagai bagian penting dalam pembangunan, termasuk melalui kritik dan argumen yang membangun.”
Ia menambahkan, “Pesan saya kepada teman-teman yang merasa belum memiliki dasar dalam ajang debat: mulai saja terlebih dahulu. Kemenangan atau kekalahan bukan hal utama. Yang terpenting adalah keberanian untuk mencoba karena itu merupakan bagian dari proses pembelajaran selama masih menjadi mahasiswa.”
Kemenangan ini menjadi bukti bahwa kontribusi lintas disiplin, termasuk dari bidang pertanian, memiliki peran strategis dalam diskursus mengenai masa depan energi nasional. Lebih dari sekadar ajang kompetisi, kegiatan ini turut membentuk generasi muda yang siap berpikir kritis dan berperan aktif dalam proses transisi energi di Indonesia.
Melalui partisipasi aktif dalam forum debat bertema energi, kegiatan ini juga sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia, terutama SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanif Falah Nasrulloh
Dokumentasi: