Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) “Harapan Dadi Wong” berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Tim yang diketuai oleh Alexandros Candra Febrian (Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian 2022) dengan anggota Hosana Adel Ivory (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022), Nadya Mangesti Wibowo (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022) dan Iqbal Tafqy Aunika (Ilmu Sejarah 2022), mengusung penelitian yang berjudul “Harapan Dadi Wong dengan Regenerasi Petani Muda: Perbandingan Persepsi Petani terhadap Masa Depan Anaknya (Studi Kasus Keluarga Petani di Yogyakarta)”.
Xandros, sapaan akrab ketua tim, menyampaikan bahwa pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan April hingga Agustus 2024 mendatang yang diawali dengan kegiatan riset, mempersiapkan kuesioner, membuat panduan wawancara, survei lokasi, serta penulisan artikel jurnal. Berbagai kegiatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang profesi petani terhadap tokoh kunci, yakni petani yang berpengalaman serta strategi yang dapat dilakukan untuk mengupayakan regenerasi petani.
“Karena memiliki latar belakang dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, maka kami mengangkat topik yang berhubungan dengan jurusan kami. Kami merasa profesi petani masih dipandang sebelah mata. Padahal, sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan banyak sumbangsih terhadap Indonesia, baik dari segi pangan, lapangan pekerjaan hingga peningkatan perekonomian,” jelas Xandros.
Keresahan para mahasiswa terhadap persepsi profesi petani yang dianggap sebelah mata dan rendahnya regenerasi petani, membuat mereka mencetuskan ide “dadi wong” sebagai fokus utama penelitian.
“Menurut falsafah Jawa, “dadi wong” memiliki arti orang yang punya kekuasaan, ilmu, dan jabatan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana profesi petani bisa dipandang sebagai pekerjaan “dadi wong”,” tutur Xandros selaku ketua tim. Hal ini selaras dengan sejarah dan kebudayaan masyarakat Jawa.
Salah satu anggota tim yang berasal dari Program Studi Sejarah UGM, Iqbal, menambahkan bahwa ia memahami bagaimana pentingnya sektor pertanian di Indonesia. Hal tersebut berasal dari kenyataan di mana studi agraria menjadi topik yang sangat penting untuk dipelajari dalam ilmu sejarah.
“Salah satu materi yang dibahas di Program Studi Sejarah adalah tentang studi agraria. Mengingat agraria sudah mendarah daging menjadi topik yang sangat penting, sehingga salah satunya adalah mempelajari terkait petani itu sendiri,” ungkap Iqbal.
Penelitian “Harapan Dadi Wong” menggunakan riset berbasis fenomenologi untuk mengkaji pengalaman hidup seseorang yang dalam hal ini adalah petani. Padukuhan Nologaten (Kecamatan Depok), Padukuhan Krasaan (Kecamatan Berbah), dan Padukahan Ngepet (Kecamatan Sanden) menjadi lokasi berlangsungnya penelitian tersebut yang dipilih atas adanya perbedaan lahan pertanian di setiap daerah yang mempengaruhi budaya pertanian mereka. Selama menjalani rangkaian kegiatan penelitian, Xandros dan tim didampingi oleh seorang dosen dari Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, yaitu Dr. Najmu Tsaqib Akhda, S.P., M.A.
“Harapannya, dengan memahami persepsi keluarga petani mengenai “dadi wong”, kita bisa memperoleh informasi terkait faktor apa saja yang berperan dalam proses regenerasi petani,” tutur Najmu.
Kegiatan riset sosial humaniora yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian UGM ini menjadi bukti nyata dari komitmen untuk mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas.
Penulis : Wilhelmina Alexandra Valmay Putri Aberth
Editor : Hanita Athasari Zain
Foto: Dokumentasi TIM PKM-RSH