Pada 9 Agustus 2024, sebanyak delapan orang Dosen Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP) UGM mengikuti kegiatan studi lapangan, focus group discussion dan Pengabdian Masyarakat di Lumbung Mataraman Banjaran, Guwosari, Pajangan, Bantul. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Seminar Nasional Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan 2024 sekaligus Sarasehan Nasional Asosiasi Prodi Penyuluhan, Komunikasi Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (APP-KPPMI), dengan mengusung tema “Strategi Pengelolaan Lumbung Mataraman sebagai Sarana Ketahanan Pangan berbasis Pemberdayaan Masyarakat”.
Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D. selaku Dosen program studi PKP UGM, sekaligus general supervisor Seminar dan Sarasehan Nasional, menyampaikan tujuan terintegrasinya kegiatan tersebut.
“Pelaksanaan seminar nasional yang juga terintegrasi dengan sarasehan dan pengabdian akbar ini diharapkan menjadi media kompleks yang mampu menjadi sarana pembelajaran yang tidak hanya secara sikap dan pengetahuan, melainkan kompetensi sosial dan pemberdayaan masyarakat secara langsung,” terang Raya.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi sarana berbagi aspirasi mengenai strategi pengelolaan sekaligus peran komunitas untuk menjaga keberlanjutan Lumbung Mataraman. Lumbung Mataraman sendiri merupakan inisiatif di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencapai kedaulatan pangan melalui pemanfaatan lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri di tingkat kalurahan, dengan filosofi “Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur” (menanam apa yang dikonsumsi, mengkonsumsi apa yang ditanam).
Kegiatan studi lapangan diawali dengan tour Lumbung Mataraman untuk memperkenalkan upaya ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan , kegiatan bidang peternakan dan pertanian, pemberdayaan masyarakat, diversifikasi pangan lokal, serta integrasi dengan pariwisata dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama terkait program-program, upaya keberlanjutan, serta kolaborasi dengan stakeholder terkait.
Dalam memaparkan pemantik diskusi, Kepala Lurah Guwosari, Masduki Rahmad, S.I.P, menyampaikan bahwa perlu ada sinergi antar stakeholder seperti Kalurahan, Kabupaten, Kraton, dan Kampus untuk menjaga keberlanjutan Lumbung Mataraman.
“Kalurahan berperan sebagai pelaksana kebijakan di tingkat lokal, sedangkan Kabupaten bertindak sebagai pengarah dan pemberi mandat kebijakan. Kraton, melalui nilai-nilai khusus, serta undang-undang keistimewaan, memiliki peran penting dalam kebijakan strategis berlandaskan kearifan lokal yang mendukung keberlanjutan. Sementara itu, Kampus berfungsi sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan kolaborasi ini, kita dapat memaksimalkan potensi desa, mengenali permasalahan yang ada, serta mencari solusi melalui hubungan dan sinergi antara keempat pihak tersebut,” ujar Masduki.
Kegiatan ini sekaligus menjadi upaya Fakultas Pertanian dalam mewujudkan SDGs, diantaranya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 15: Ekosistem Daratan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Agrit Kirana Bunda
Editor: Desi Utami
Dokumentasi: Panitia