Fakultas Pertanian UGM melaksanakan program pengabdian masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam bentuk kegiatan penyuluhan dan focus group discussion (FGD). Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu, 10 Juli 2024 ini merupakan bentuk antisipasi ledakan hama belalang kembara di tahun 2022 dan 2023 lalu yang mengakibatkan komoditas jagung mengalami gagal panen. Penyuluh, petani, ketua kelompok tani, dan ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) menjadi peserta kegiatan ini untuk mengetahui penyebab ledakan hama yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, siklus hidup hama yang cepat, berkurangnya predator, serta pengendalian yang belum terkoordinasi.
Pada sesi pertama, materi penyuluhan disampaikan oleh empat narasumber dari Fakultas Pertanian UGM, yakni Prof. F. X. Wagiman, Dr. Muhammad Prima Putra, Dr. Senny Helmiati, dan Dr. Dyah Woro Untari. Penyuluhan terkait pengolahan belalang menjadi makanan camilan dan pakan ternak serta ikan merupakan informasi baru untuk para peserta. Hal tersebut ditunjukkan dengan antusiasme tinggi dari peserta. Peserta mengakui bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya kegiatan penyuluhan karena menjadi solusi atas akses informasi yang masih terbatas.
“Jika belalang kembara tidak ada, masyarakat akan bersyukur. Akan tetapi, adanya hama pun masyarakat tetap bersyukur karena masih bisa diolah,” tutur Yohanis Frianus Tuka, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya.
Dalam kesempatan tersebut, Fakultas Pertanian UGM juga memberikan sampel produk belalang yang sudah diolah kepada masyarakat setempat, tapi hanya 70% dari mereka yang mau mencoba, sedangkan 30% masih belum tahu dan enggan mencoba karena tidak yakin produk belalang bisa dikonsumsi.
Sesi kedua dilanjutkan dengan kegiatan FGD yang mengusung topik Strategi Menyikapi Wabah Ledakan Hama Belalang Kembara. Kegiatan FGD bertujuan untuk menggali substansi dan pendekatan solusi antisipasi terhadap insiden wabah ledakan belalang kembara di Kabupaten Sumba Barat Daya. Peserta yang mengikuti sesi FGD berjumlah 10 orang, terdiri atas lima orang dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya dan lima orang petani setempat.
Penangkapan belalang secara manual oleh petani merupakan salah satu bentuk penanggulangan yang saat ini telah dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain itu, penyemprotan bahan kimia juga dilakukan oleh brigade (kelompok petugas pembasmian hama) untuk pembasmian belalang kembara. Akan tetapi, kegiatan pembasmian tersebut belum terkoordinasi dengan baik sehingga hanya dapat membasmi di beberapa lokasi saja.
“Penyuluhan mengubah persepsi petani dari belalang sebagai hama menjadi belalang sebagai teman yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian,” ujar Prof. Wagiman.
Melalui program pengabdian masyarakat ini, Fakultas Pertanian UGM menunjukkan komitmennya untuk mencapai SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis : Wilhelmina Alexandra Valmay Putri Aberth
Editor : Hanita Athasari Zain
Foto : Dokumentasi tim pengabdian