Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM melakukan diskusi bersama Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024, yang membahas pembuatan alat deteksi hama untuk tanaman salak. Tidak hanya kerja sama untuk menghasilkan inovasi terbarukan, Departemen HPT melalui Program Studi Magister Ilmu Hama Tanaman juga menginisiasi program pengabdian “Pengelolaan Lalat Buah Hama di Sentra Buah Salak Kecamatan Turi dalam Mendukung Ekspor Buah Salak”.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Suputa, S.P., M.P. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Hama Tanaman yang sekaligus ketua tim pengabdian.
“Salak dari Turi di DIY pernah dicoba untuk ekspor ke Australia. Saat sampai di sana, ternyata ditemukan ada hama di dalam buahnya. Dari cerita ini, kemudian kita berupaya untuk mendampingi petani salak di Turi agar bisa ekspor dengan baik,” jelas Puta.
Karena hama menjadi salah satu masalah yang utama, maka perlu solusi yang dapat diaplikasikan secara langsung, seperti pembuatan alat deteksi hama. Untuk mewujudkan solusi tersebut, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM digandeng oleh Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dalam kolaborasi project yang berjudul “An AIoT-powered Smart Agricultural System for Pests Forecasting and Management”.
“Dalam kolaborasi dengan UMN, kami dari Departemen HPT akan fokus pada pengkajian indikator-indikator deteksi hama, sedangkan UMN akan berfokus pada pembuatan program komputernya,” tambah Puta.
Kolaborasi project ini juga akan melibatkan berbagai pihak, antara lain ahli kimia organik dari Fakultas MIPA UGM, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BATAN yang berfokus pada pengendalian hama lalat buah dengan nuklir. Bergabungnya berbagai mitra menunjukkan wujud nyata komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Penulis: Hanita Athasari Zain
Foto: Media Faperta UGM