Pertanian berkelanjutan memfokuskan pada aktivitas produksi pertanian yang memperhatikan kondisi lingkungan, seperti penggunaan pupuk yang tidak berlebih. Untuk dapat menentukan dosis dan jenis pupuk yang sesuai, perangkat uji tanah sawah (PUTS) perlu untuk digencarkan kepada para petani. Melalui kolaborasi bersama University of Passau, Germany, Fakultas Pertanian UGM melakukan penelitian mengenai pengetahuan petani tentang kesehatan tanah dan tingkat adopsi PUTS. Penelitian disertai pelatihan dengan memanfaatkan fasilitas Lentera Desa, sebuah platform pelatihan secara daring yang dikembangkan oleh Fakultas Pertanian UGM.
Hal tersebut disampaikan oleh Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D., selaku koordinator tim peneliti Fakultas Pertanian UGM.
“Kolaborasi kami dengan University of Passau sudah sejak 2021 dengan menitikberatkan pada pertanian organik dan berkelanjutan. Dari hasil penelitian, kami menemukan fakta bahwa belum semua petani memahami kesehatan tanah dan bagaimana cara penggunaan PUTS,” jelas Raya.
Hasil penelitian dipaparkan dalam Academic dan Policy Workshop dengan tema “Sustainable Agriculture, Digital Extension, and Soil Testing Adoption by Smallholder Farmers” yang digelar pada 5-6 Maret 2024 di Yogyakarta dan 7 Maret 2024 di Bogor. Workshop tersebut bertujuan untuk mengumpulkan gagasan dari berbagai pemangku kepentingan, antara lain pemerintahan, akademisi, petani/praktisi, non-government organization (NGO), serta peneliti untuk bersama-sama memetakan potensi pengembangan inovasi pengelolaan kesehatan tanah dan meningkatkan kesiapan petani untuk mengadopsi inovasi perangkat uji tanah sawah.
“Dengan adanya workshop ini, terutama dalam policy workshop, harapannya bisa mengajak pemerintah untuk lebih menggalakkan penyuluhan dan pendampingan penggunaan PUTS agar petani dapat menentukan jumlah pupuk yang sesuai,” tambah Raya.
Pada workshop tersebut, koordinator tim University of Passau, Prof. Michael Grimm, bersama koordinator lapangan, Dr. Nathalie Luck, turut hadir secara langsung dan menyampaikan bahwa penelitian yang dilakukan bersama Fakultas Pertanian UGM berfokus pada perubahan perilaku petani dalam penggunaan pupuk.
“Melalui sesi materi penyuluhan dan praktik penggunaan perangkat uji tanah sawah, terdapat perubahan perilaku petani dalam penggunaan pupuk, seperti mengurangi penggunaan pupuk nitrogen kimia. Proses adopsi oleh petani menunjukkan beberapa perbedaan, di mana sebagian petani tidak mengadopsi, beberapa mengadopsi kembali, dan sebagian lainnya mengadopsi setelah penyuluhan berulang kali,” ujar Nathalie.
Kegiatan ini juga menjadi pendukung terwujudnya tujuan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15: Ekosistem Daratan dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Hanita Athasari Zain, Siti Fatonah
Foto: Dokumentasi Panitia