Dalam pelaksanaan Summer Course 2024, Fakultas Pertanian UGM mengajak 20 mahasiswa asing mengunjungi Kebun Kakao Segayung serta Cocoa Teaching and Learning Industry (CTLI) milik UGM di Batang, Jawa Tengah, pada hari Rabu, 21 Agustus 2024. Summer Course tahun dengan tema yang lebih spesifik dibanding tahun sebelumnya, yaitu berfokus pada kakao dengan tema Delicious Tale from Bean to Bar. Menurut Nur Akbar Arofatullah, S.P., M.Biotech., Ph.D., selaku koordinator kegiatan, Summer Course ini difokuskan pada komoditas kakao.
“Kegiatan summer course ini bertujuan untuk mempromosikan pertanian kakao di Indonesia, khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, sebagai komoditas unggulan dengan potensi pasar yang besar. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memperkenalkan sistem pendidikan dan fasilitas di Fakultas Pertanian UGM, serta membuka peluang kerja sama dengan universitas-universitas di Asia,” jelas Akbar.
Mahasiswa diajak berkeliling Kebun Kakao sambil mendengar penjelasan mengenai pembibitan kakao hingga proses fermentasi dan pengeringan biji kakao. Nur Saidatul Huda binti Zazali, mahasiswa dari Malaysia, menyatakan bahwa dirinya sangat menikmati pemandangan di Kebun Kakao. Menurutnya, ini adalah lingkungan yang unik.
“Menurut saya, pertanian di Indonesia dan Malaysia cukup berbeda. Sepertinya, pertanian di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, lebih beragam,” ujar Huda.
Pimpinan kebun, Karsokandung, menyebutkan bahwa Perkebunan Kakao Segayung memiliki luas 164 hektar dengan 4 varietas kakao. Perkebunan ini setiap tahunnya dapat menghasilkan 1,5 ton per hektar. Hasil perkebunan kemudian dibawa ke Cocoa Teaching and Learning Industry (CTLI), tempat pengolahan kakao menjadi produk seperti bubuk kakao dan cokelat batang. Di sini, para mahasiswa berkesempatan melihat berbagai mesin produksi dan mencoba berbagai olahan cokelat.
Salah satu peserta summer course dari Filipina, John Mark Santos atau yang akrab disapa JM, menyampaikan kesan pesannya selama mengunjungi CTLI.
“Saya sangat kagum dengan besarnya produksi cokelat di pabrik ini. Mesin-mesin yang digunakan juga sangat besar,” tutur JM.
Melalui Summer Course ini diharapkan pertanian kakao di Indonesia menjadi lebih dikenal di oleh negara-negara lain. Pelaksanaan Summer Course ini mendukung implementasi SDGs yaitu SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Yomita Misya
Editor:Agrit Kirana Bunda
Dokumentasi: Media Faperta