Tim peneliti Departemen Sosial dan Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM), bersama dosen ahli dan mahasiswa program Sarjana (S1), melaksanakan penelitian berjudul “Kinerja Ekspor Komoditas Perkebunan Indonesia di Pasar Internasional”. Penelitian ini dilaksanakan di Indonesia selama 10 bulan, terhitung sejak 28 Februari hingga 10 Desember 2025, dengan tujuan mengkaji secara komprehensif perkembangan, daya saing, serta tantangan ekspor komoditas perkebunan Indonesia di pasar global. Penelitian ini dipimpin oleh Arif Wahyu Widada, S.P., M.Sc. selaku Ketua Tim Peneliti, dengan melibatkan tujuh mahasiswi program Sarjana (S1) sebagai anggota tim peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren ekspor komoditas perkebunan Indonesia, mengukur tingkat daya saing di pasar internasional, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor komoditas perkebunan nasional. Kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris mengenai posisi dan prospek sektor perkebunan Indonesia dalam dinamika perdagangan internasional.
Penelitian dilaksanakan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis data sekunder. Data penelitian diperoleh dari berbagai sumber terpercaya, antara lain UN Comtrade, Badan Pusat Statistik (BPS), TradeMap, dan FAOSTAT. Untuk mengukur tingkat daya saing komoditas, tim peneliti menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Analisis dilakukan terhadap data perdagangan komoditas perkebunan Indonesia selama lima tahun terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelapa sawit masih menjadi penyumbang devisa terbesar sektor perkebunan Indonesia dan memiliki permintaan global yang tinggi, khususnya dari India, China, dan Uni Eropa. Namun demikian, daya saing kelapa sawit Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti regulasi keberlanjutan, hambatan non-tarif, serta fluktuasi harga global, yang berpengaruh terhadap kinerja ekspor di pasar internasional.
Sementara itu, komoditas perkebunan lainnya, seperti kopi, teh, kakao, vanili, dan karet, menunjukkan kecenderungan penurunan volume ekspor serta menghadapi persaingan harga yang semakin ketat di pasar global. Kondisi ini mengindikasikan perlunya strategi penguatan daya saing yang lebih terarah agar komoditas perkebunan non-sawit tetap mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan global.
Lebih lanjut, hasil analisis menegaskan bahwa diversifikasi pasar ekspor, peningkatan kualitas produk, serta penguatan hilirisasi komoditas perkebunan menjadi langkah strategis yang sangat dibutuhkan untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan kinerja ekspor perkebunan Indonesia. Upaya tersebut dinilai penting untuk meningkatkan nilai tambah produk, mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu, serta menjawab tuntutan keberlanjutan global.
Melalui penelitian ini, Faperta UGM diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik sekaligus rekomendasi kebijakan bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan strategi pengembangan ekspor perkebunan Indonesia yang berdaya saing, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika pasar global. Penelitian ini sekaligus menjadi wujud komitmen Faperta UGM dalam mendukung penguatan sektor perkebunan sebagai salah satu pilar penting perekonomian nasional.
Penelitian ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Ghorizatu Shofra
Editor: Desi Utami