
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kembali menorehkan prestasi dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Tri Joko, S.P., M.Sc. sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Bakteriologi Tumbuhan pada Selasa, 1 Juli 2025, di Balai Senat, Balairung UGM.
Prof. Tri Joko menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Pertanian UGM, kemudian melanjutkan studi magister di Shizuoka University, Jepang, dan meraih gelar doktor dari The United Graduate School of Agricultural Science, Gifu University, Jepang.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Bakteriologi Tumbuhan dalam Perspektif Kesehatan Tanaman, Keamanan Pangan, dan Pertanian Berkelanjutan”, Prof. Tri Joko menyoroti peran ganda bakteri dalam pertanian. Di satu sisi, keberadaan bakteri patogen dapat menurunkan produktivitas dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, tergantung pada jenis penyakit yang menyerang. Secara global, kerugian ekonomi akibat penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen ini diperkirakan mencapai USD 49,6 miliar atau setara dengan Rp 811,7 triliun.
“Patogen menyebabkan turunnya produksi pertanian, sehingga kesehatan tanaman menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah, peneliti, dan akademisi,” ujar Prof. Tri Joko dalam pidato pengukuhannya.
Di sisi lain, bakteri juga berperan sebagai agen pengendali hayati yang potensial untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis dalam budidaya pertanian. Prof. Tri menekankan bahwa meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk pertanian yang sehat dan bebas residu kimia menjadi landasan kuat dalam mendorong pemanfaatan agen pengendali hayati untuk pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Penggunaan plant growth-promoting bacteria (PGPB) yang terintegrasi dengan teknik pengelolaan penyakit tanaman diyakini mampu mendukung sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Pengendali hayati seperti bakteri antagonis dapat menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan,” ungkapnya. “Pemanfaatan beberapa bakteri seperti Bacillus, Streptomyces, dan Pseudomonas sebagai Agen Pengendali Hayati (APH) untuk mengatasi penyakit-penyakit penting tumbuhan telah dikenal sejak lama dan dikaji secara mendalam.”
Prof. Tri juga mengulas sejarah perkembangan bakteriologi tanaman, baik secara global maupun di Indonesia, serta menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap interaksi tanaman-bakteri, termasuk hubungan endofitik, simbiotik, dan patogenik.
Dalam pidatonya, ia menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah RI, Rektor UGM, Senat Akademik UGM, Dekanat Faperta UGM, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, seluruh dosen, serta instansi yang telah mendukung perjalanan akademiknya. Ucapan khusus ia sampaikan kepada keluarga atas dukungan yang tak ternilai sepanjang kariernya.
Pengukuhan ini menegaskan komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, serta SDG 15: Menjaga Ekosistem Daratan.
Penulis: Olivia Regita Br Tarigan
Editor: Desi Utami